Review Patapon Remastered: Perang dan Dansa!
Cukup “Grindy”

Salah satu aspek cukup mengejutkan dari Patapon di mata kami yang tak pernah menjajal versi PSP-nya dulu adalah fakta bahwa ia berakhir cukup grindy. Bahwa tingkat kesulitan tidak hanya berakhir pada kesulitan untuk menjaga tempo ritme perintah yang Anda lempar saja, tetapi juga memastikan pasukan Patapon Anda mampu menangani tiap ancaman yang ada, terutama di level-level baru. Karena tidak sedikit kondisi, terutama di pertarungan boss, yang menuntut Anda untuk memiliki setidaknya pasukan dalam jumlah tertentu, baik melee ataupun range. Hingga pada tahap hampir mustahil untuk bisa menundukkannya jika tidak menambahnya.
Proses farming menjadi tidak terhindarkan setiap kali Anda berhadapan dengan fakta bahwa pasukan yang Anda bawa ternyata tidak cukup kuat untuk menundukkan tantangan yang ada. Berkesempatan mengulangi level yang sudah Anda selesaikan sebelumnya, terutama lewat awal yang memungkinkan Anda untuk berburu, Anda diharuskan mencari beragam material dan uang yang dibutuhkan untuk “melahirkan” lebih banyak pasukan. Tidak hanya itu saja, ada satu mini game lainnya yang memungkinkan Anda untuk mendapatkan varian lebih kuat.


Jika Anda berhasil berburu dan mendapatkan jenis daging tertentu, Anda bisa membawanya kepada salah satu anggota suku yang tinggal di sebuah pohon raksasa. Dengan mengorbankan satu buah daging empuk tersebut, Anda akan dituntut untuk mengiringi sang pohon menarik dalam sebuah mini-game ritmik yang lain. Semakin Anda berhasil, semakin banyak pula item langka yang akan ia berikan, termasuk ragam material yang bisa digunakan untuk menciptakan lebih banyak pasukan range ataupun melee nantinya. Semakin banyak pasukan yang Anda bawa, semakin besar damage yang bisa Anda eksekusi, semakin “mudah” pula pertempuran yang harus Anda lalui.
Namun, jangan mengira bahwa proses grinding ini sudah selesai. Begitu banyaknya waktu yang Anda habiskan untuk membangun pasukan ini bisa berakhir cuma-cuma karena ada situasi dalam permainan dimana mereka bisa berujung mati permanen. Salah satunya terjadi ketika kami bertarung melawan seekor dinosaurus besar yang tidak ragu untuk melahap pasukan-pasukan melee garis depan kami dengan nikmatnya. Jika situasi seperti ini terjadi, maka tidak ada lagi yang harus Anda lakukan selain menempuh proses grinding yang sama untuk menumbuhkan jumlah pasukan yang hilang tersebut. Karena percaya atau tidak, kekurangan jumlah darinya akan membuat perjalanan Anda makin sulit.

Fakta bahwa Anda harus mengulang level yang sama berulang-ulang tanpa variasi hanya untuk memenuhi proses grinding seperti ini menurut kami, adalah kelemahan terbesar dari Patapon. Minimnya variasi dengan lompatan tingkat kesulitan yang cukup signifikan memang membuatnya mudah terasa monoton, apalagi jika Anda termasuk gamer yang mudah bosan. Seandainya saja rilis ulang ini memberikan sedikit modifikasi untuk tidak menawarkan titik kelemahan yang terasa lawas ini.
Hanya Seri Pertama

Rilis ulang Patapon untuk Playstation 4 ini memang terhitung menarik. Di tengah terjangan game-game ritme yang mulai berusaha menawarkan sesuatu yang berbeda, seperti yang dilakukan dengan fantastis oleh Thumper misalnya, ia tetap membuktikan diri sebagai franchise yang punya identitas dan daya tarik unik, bahkan hampir 10 tahun sejak rilis seri awalnya di Playstation Portable. PATAPON tetap terlihat unik dan sederhana di luar, tetapi punya lapisan daya tarik yang siap untuk diselami lebih dalam, apalagi jika Anda senang dengan game yang punya tingkat kesulitan cukup tinggi.
Namun sedikit membingungkan pula mengapa Sony tidak merilisnya seperti cara Activision melakukan proses Remaster untuk Crash Bandicoot atau apa yang sempat Sony lakukan dengan rilis Wipeout kemarin. Benar sekali, memasukkan tidak hanya satu saja, tetapi setidaknya tiga buah seri Patapon yang sempat dirilis sebelumnya. Dengan melemparkan bundle lengkap seperti ini, yang secara rasional memang akan terasa lebih rasional, mereka bisa membuka mata gamer yang asing soal PATAPON sekaligus mempersiapkan mereka jikalau franchise ini secara tiba-tiba, diputuskan untuk dilanjutkan di platform generasi saat ini. Keputusan untuk hanya menyertakan seri pertama PATAPON tentu dipertanyakan.
Memang, rilis hanya satu seri seperti ini memang membuat PATAPON REMASTERED bisa ditawarkan dengan harga lebih terjangkau dan akhirnya, menyentuh banyak gamer PS4 yang tidak pernah mencicipinya di PSP. Namun menawarkan hanya seri pertama yang sekedar menawarkan perbaikan visual saja berarti memberikan tanggung jawab untuk memperkenalkan pengalaman PATAPON pada seri yang paling tidak matang dan sempurna, mengingat ini adalah seri pertama, yang seringkali diasosiasikan pada seri “uji coba”. Bukan tidak mungkin akan berujung pada gamer yang tidak tertarik menyentuh PATAPON 2 atau PATAPON 3 di masa depan hanya karena desain gameplay PATAPON pertama yang mungkin berakhir terasa kaku dan tak lagi relevan. Sebuah keputusan yang cukup membingungkan.