Review Marvel vs Capcom – Infinite: Inovasi Penuh Pertanyaan!
Kualitas Visual Tidak Seimbang

Dengan basis Unreal Engine 4 yang ia usung, engine sama yang juga digunakan oleh Capcom untuk meracik Street Fighter V, Anda mungkin akan berpikir bahwa developer dan publisher asal Jepang ini seharusnya sudah sedikit paham dan mengerti bagaimana menggunakannya secara optimal. Namun harapan untuk mendapatkan sebuah game fighting yang memesona dari sisi visual sedikit tercederai oleh kelemahan yang sebenarnya sudah sempat dikeluhkan di masa beta beberapa waktu yang lalu, namun tak banyak mendapatkan perbaikan.


Benar sekali, kita berbicara soal detail untuk karakter manusia yang ia usung, terutama mereka yang jelas memiliki wajah seperti Dante, Chris Redfield, Chun-Li, hingga Ryu sekalipun. Walaupun visualisasi untuk kostum, animasi serangan, hingga sekedar warna untuk pakaian mereka dieksekusi dengan tepat, sulit rasanya untuk tidak mengkritik detail wajah yang diusung. Terlihat aneh dan cangguh dengan efek shadow yang juga membingungkan, karakter-karakter ini terlihat punya presentasi di bawah standar. Dante yang seharusnya terlihat cool sebagai karakter justru memperlihatkan wajah setengah hati yang tidak terlihat tampan, terlepas dari fakta, bahwa mereka mendasarkan desain dari versi mudanya di Devil May Cry 3. Tidak hanya Dante saja, masalah yang sama juga terjadi di semua karakter manusia dengan wajah, bahkan untuk Dr. Strange, yang kini terlihat seperti PikoTaro dengan lagu PPAP-nya.


Pemandangan yang bertolakbelakang justru terjadi untuk semua karakter tak berwajah / non-manusia yang semuanya terlihat fantastis. Tak percaya? Lihat cara mereka menangani kostum untuk Black Panther yang sempat muncul sebagai karakter di Story Mode, atau material yang dengan jelas membungkus tubuh Ultron yang terlihat keren dan mengkilap. Tanpa wajah, karakter seperti Strider Hiryu juga terlihat jauh lebih baik dibandingkan karakter protagonis yang lain. Untungnya, dari sisi presentasi, kemampuan Unreal Engine 4 tersebut terlihat menawan dengan desain arena pertempuran yang fantastis. Tekstur menawan, efek kehancuran yang membuat pertarungan terasa dramatis, Anda juga bisa melihat beragam aksi karakter di layar belakang tersebut. Walaupun pada akhirnya, tidak ada level interaktivitas di sana.


Salah satu sisi presentasi yang juga membuat kami jatuh hati adalah pilihan warna juga beragam efek serangan yang ada. Permainan warna membuat efek serangan terlihat lebih cerah, memanjakan mata, dan dramatis di saat yang sama. Karakter-karakter yang punya peran protagonis biasanya didukung dengan warna serangan yang lebih cerah, dibandingkan dengan karakter villain yang didominasi oleh warna gelap seperti hitam dan merah. Walaupun tanpa efek partikel yang sepertinya mendefinisikan banyak game fighting saat ini, namun kombinasi serangan yang ada, terutama ketika proyektil dilepaskan memang membuat seri Infinite ini terasa lebih modern. Animasi untuk beragam serangan ultimate yang diusung juga pantas mendapatkan acungan jempol sendiri.

Apakah Capcom akan punya ruang untuk “memperbaiki” wajah-wajah karakter manusia Marvel vs Capcom: Infinite ini di masa depan? Saat ini, tidak ada yang tahu. Tetapi harus diakui, kelemahannya memang cukup untuk membuat pengalaman Anda dari sisi visual, sedikit tercederai. Apalagi ketika Anda mencicipi mode Story yang seringkali berfokus ke wajah mereka dari jarak dekat ketika tengah berbicara untuk mendapatkan efek sinematik. Jika Anda merasa wajah Dante sudah menyedihkan, lihat apa yang mereka lakukan dengan Morrigan.
Kini, 2 vs 2

Identitas Marvel vs Capcom sebagai game fighting yang sangat mengandalkan strategi untuk mengeksekusi kombo-kombo panjang nan mematikan tetap dipertahankan oleh Capcom di seri Infinite. Namun satu inovasi yang berbeda, tak lagi hadir dalam format 3 vs 3 seperti seri-seri sebelumnya, mereka kini memuat pertempuran 2 vs 2.
Namun, sensasinya sendiri tetap serupa. Bahkan, untuk memastikan gamer pendatang baru bisa langsung terjun dan menikmatinya tanpa harus diribetkan dengan mekanik yang kompleks, Capcom menyuntikkan beberapa mekanik “Easy” di dalamnya. Ada dua hal yang bisa Anda lakukan dengan mudah, walaupun Anda bukan penggemar fighting sekalipun, yakni melakukan combo dan mengeluarkan jurus serangan spesial.
Dengan mekanik “Easy” ini, gamer bisa melakukan kombinasi serangan sekitar 7-8 hit dari tanah ke udara dengan hanya menekan tombol Low Punch berulang-ulang kali. Sementara menekan tombol High Punch dan High Kick secara bersamaan akan membuat sang karakter mengeluarkan serangan spesial. Dua kombinasi mode “Easy” ini akan cukup untuk membuat gamer pendatang baru sekalipun, bisa menyelesaikan mode Story hingga berkompetisi secara online untuk mode non-ranked.


Berita baiknya? Anda yang sudah “veteran” dengan franchise ini tidak perlu khawatir. Terlepas dari fakta bahwa Anda kini berhadapan dengan format 2 vs 2, Anda masih bisa melakukan beragam kombinasi serangan yang bahkan jauh lebih fantastis lagi dengan roster karakter yang disediakan. Acungan jempol memang pantas diarahkan pada Capcom yang mampu menawarkan lapisan kompleksitas yang cukup bagi gamer kawakan untuk mendalami dan menguasainya di level lebih tinggi. Lewat rangkaian kombinasi serangan manual yang ada, dipadupadankan dengan timing serangan yang presisi baik memanfaatkan sekedar serangan biasa, serangan spesial, atau bahkan pergantian karakter, Anda bisa terus menyerang untuk menghabisi bar HP musuh. Proses juggling yang memang jadi identitas Marvel vs Capcom ini tetap dipertahankan di seri Infinite, walaupun kini hanya dengan dua karakter saja.
Karakter yang ditawarkan tentu saja bukan sekedar berbeda dari sisi visual saja, tetapi juga berbeda dari karakteristik serangan dan bertahan. Karakter seperti Rocket Racoon misalnya, punya tubuh rendah, yang berarti membuatnya tak efektif untuk diserang dengan animasi serangan yang tinggi. Sementara di sisi lain, ia mampu bergerak cepat dan menuntut musuh untuk beradaptasi dengan tinggi tubuhnya. Lalu ada karakter seperti Hulk dan Haggar yang walaupun lambat ketika bergerak, namun mampu menghasilkan damage yang besar. Kemudian Anda juga kemungkinan berhadapan dengan Spiderman, Gamora, Dormamu, hingga Strider Hiryu yang punya kecepatan gerak tinggi, kombinasi serangan cepat, walaupun berakhir dengan bar HP yang mudah untuk “disakiti”. Sistem pergantian karakter yang ditawarkan tenut saja bukan sekedar untuk memperpanjang kombo saja, tetapi juga untuk memberikan kesempatan bagi karakter yang tengah beristirahat untuk memulihkan diri.

Walaupun game ini terhitung mudah untuk bisa ditaklukkan secara offline, namun pengalaman dan pembelajaran terpenting Anda soal mekaniknya akan sangat bergantung pada mode online yang ia tawarkan, terutama Ranked Match yang ada. Di sana, Anda akan bertemu dengan kreativitas user lain di seluruh dunia yang punya strategi kombinasi karakter dan kombinasi serangan yang terkadang, bahkan berakhir membuat Anda tak punya ruang untuk bernapas. Namun harus diakui, sebagian besar darinya memang berakhir dengan serangan yang akan membawa juggling di atas udara sebagai fokus. Pengalaman yang siap untuk membuat Anda “rendah hati” secara instan. Tak percaya? Lihat saja bagaimana kami dihajar babak belur oleh salah satu lawan online kami via video di atas ini. Kami bahkan, tak punya ruang untuk melawan.
Salah satu mekanik baru yang disuntikkan di luar serangan “Easy” untuk gamer pendatang baru, adalah varian serangan Ultimate yang juga kini diperkuat dengan versi lebih mumpuni. Jadi tidak lagi terbatas pada 1-2 serangan yang meminta Anda untuk menghabiskan 1 bar Power saja, tiap karakter kini memiliki serangan khusus sinematik yang akan mampu menghasilkan damage super besar, namun, menuntut 3 bar Power untuk dieksekusi. Hampir sebagian besar serangan ultimate ini menuntut Anda untuk berada dalam jarak yang dekat dengan musuh (jarak 1 kali pukulan), dengan animasi memanjakan mata yang akan langsung berjalan otomatis ketika masuk.


Maka pada akhirnya, terlepas dari suntikan mekanik yang memungkinkan gamer pendatang baru untuk menikmati MvC: Infinite lewat mode “Easy” yang ada, ia masih menyisakan ruang yang sangat luas untuk didalami, dipelajari, dan dikuasai. Dari mempelajari kombinasi karakter dan serangan yang efektif, menentukan timing yang tepat, hingga berupaya untuk memastikan kombinasi yang sama tidak berakhir membuat Anda terlihat “bodoh” ketika tengah bertarung secara online. Untuk Anda yang tak tertarik mode online, Anda selalu bisa bertarung melawan teman Anda atau CPU di mode Arcade untuk membuka alternatif warna kostum karakter.
Jika memang pengalaman MvC: Infinite itu serupa, lantas apa yang membuatnya benar-benar berbeda? Jawabannya adalah Infinity Stones.









