Review Divinity – Original Sin 2: Nyaris Sempurna!

Reading time:
October 11, 2017

Nyaris Sempurna!

Nyaris sempurna! Namun ada beberapa kekurangan yang tak bisa diabaikan begitu saja.
Nyaris sempurna! Namun ada beberapa kekurangan yang tak bisa diabaikan begitu saja.

Namun sayangnya, seperti judul yang kami ambil di atas, Anda sepertinya sudah bisa mengira bahwa Divinity: Original Sin 2 bukanlah sebuah game yang sempurna. Walaupun ia sudah mengeksekusi banyak elemen dengan begitu baik dan optimalnya, ia punya beberapa kelemahan yang sepertinya sayang untuk dibicarakan. Sesuatu yang kami bahas di sesi ini untuk menjustifikasi pilihan sub-judul yang kami usung.

Pertama, soal AI. Ketika melakukan eksplorasi, AI yang ditawarkan memang terhitung bisa diandalkan. Walaupun Anda hanya bergerak dengan hanya mengendalikan satu karakter saja, karakter lain yang ikut bergerak dengan Anda akan secara otomatis menghindari api, genangan racun, atau kolam penuh listrik jika mereka melewatinya. Sementara karakter Undead seperti Fane misalnya, tetap akan sengaja tetap masuk ke dalam kolam racun untuk healing, berbeda dengan karakter lainnya. Cerdas? Tentu saja. Namun begitu Anda mengaplikasikan satu elemen baru di atasnya, AI tersebut tak bisa lagi beradaptasi, seperti status “Decaying” yang sempat kami bicarakan sebelumnya. Decaying akan membuat semua efek healing sebagai damage, termasuk efek healing kolam racun untuk Undead sekalipun. Tetapi AI jelas tidak bisa beradaptasi dengan status ini. Ketika Decaying terjadi pada Fane misalnya, ia akan terus menabrak kolam racun karena pengetahuan soal healing sebelumnya, yang dengan Decaying justru berakhir jadi damage. Hasilnya? Anda akan bertemu dengan Fane yang terus tewas.

AI yang sama juga terjadi  ketika Anda melawan musuh yang ada. Tidak seperti Anda yang punya kemampuan untuk memanipulasi posisi objek yang ada, Divinity: Original Sin 2 sepertinya tidak menawarkan konsep serupa untuk musuh yang ada. Hasilnya? Jika Anda bertarung melawan musuh yang tengah berada di dalam rumah misalnya, dan Anda berada di luar, Anda selalu bisa membuat “palang” dari tumpukan kotak dan tong untuk membuat musuh tak bisa keluar rumah untuk alasan apapun. AI-nya masih belum cukup mumpuni untuk berpikir dan memutuskan untuk mendorong tong-tong dan kotak-kotak yang sudah Anda susun sedemikian rupa ini, untuk memburu Anda. Hasilnya? Mereka akan terus berdiam dan mondar-mandir di rumah saja, hingga Anda menghabisinya.

Terkadang
Terkadang “AI” bersikap seoalah mereka punya tendensi untuk bunuh diri.
Ada misi yang tak bisa selesai karena bug.
Ada misi yang tak bisa selesai karena bug.

Kedua, adalah bug. Dengan dunia sebesar Divinity: Original Sin 2 ini, memang hampir mustahil untuk tidak menemukan bug-bug yang cukup esensial di dalamnya. Terlepas dari fakta bahwa ia sudah mendapatkan update beberapa kali, kami masih mendapatkan bug di salah satu misi sampingan yang ada. Ia biasanya sering terpicu jika Anda sudah “menyelesaikan” sebuah misi karena eksplorasi, tetapi Anda tidak tahu dan paham karena trigger untuk misi tersebut sebenarnya belum Anda temui. Ada satu misi sampingan di Driftwood, dimana seorang penyihir meminta Anda mencari muridnya yang ditawan di sebuah area bernama Blackpit. Sebagai seorang penjelajah, kami tentu saja sudah menyelesaikan dan membersihkan Blackpit sebelum diminta, dan memang, kami menemukan sosok NPC yang satu ini. Namun sekuens dimana kami bertemu dulu dengan sang murid, baru dengan guru yang mencarinya, ternyata “mengunci” kami untuk menyelesaikan Quest ini. Bug pun terjadi, dan tidak ada konklusi akhirnya.

Ketiga, balancing. Karena mau tak mau harus diakui, bahwa ada beberapa desain pertempuran, khususnya pertarungan boss yang sepertinya tidak dipikirkan dengan matang oleh sang developer. Hasilnya adalah sistem pertarungan yang terasa sulit dan tak seimbang, bukan karena ketidakmampuan karakter Anda, tetapi karena si boss bisa “menabrak” peraturan game, yang jika di kondisi sama, tidak akan bisa dilakukan karakter Anda. Seperti contoh boss dengan Shackels of Pain yang sempat kami bicarakan sebelumnya. Magic yang membuat target Anda berbagi damage dengan Anda ini sebenarnya hanya bisa diakses dalam jarak yang terbatas. Namun ketika kami melakukan “Cheese” untuknya, dengan melakukan teleport berkali-kali hingga ia berada di jarak yang sangat jauh, ia ternyata masih bisa melakukan magic Shackles of Pain dengan jarak yang sebenarnya, terhitung mustahil. Scripted? Bisa saja. Tetapi di lubuk hati kami yang terdalam, kami lebih “bermimpi” agar Larian bisa memastikan bahwa hukum yang sudah mereka tetapkan untuk apa yang bisa / tidak bisa dilakukan oleh karakter utama juga tersedia untuk karakter NPC / musuh yang ada. Sebuah balancing yang seharusnya.

Keluhan lain yang bisa jadi sesuatu yang positif atau negatif dari kacamata berbeda adalah desain quest yang terlalu “misterius” hingga Anda cukup tak punya jawaban pasti bagaimana menyelesaikannya. Desain seperti ini memang mendorong Anda untuk melakukan eksplorasi secara konsisten untuk menemukan jawaban, namun di beberapa titik permainan, ada quest yang akan membuat Anda ragu bahwa Larian memang menyediakan sebuah solusi yang permanen untuknya. Sebagai contoh? Sebuah quest yang meminta Anda untuk membebaskan seorang gadis kecil dari seorang iblis yang merasukinya. Dengan menggunakan sistem “Bacot no Jutsu” dengan kucing setia yang menemani si gadis kecil, kita berhasil menyelamatkan sang anak, mengusir sang iblis dalam tubuhnya, dan kemudian membawanya kembali ke kapal kita. Dan si anak, tetap tertidur pulas. Tidak ada cara untuk membangunkannya, tidak ada kepastian apakah memang ada cara untuk membangunkannya, atau sekedar kepastian apakah si anak memang punya cerita atau sekedar NPC lewat. Ini terkadang menghabiskan waktu tersendiri.

“Misterius” bisa jadi bumerang untuk game seperti ini.

Dengan semua hal yang ditawarkan dengan baik oleh Divinity: Original Sin 2, sulit untuk mengabaikan beberapa kelemahan yang juga harus ia hadapi. Walaupun pada akhirnya bisa dirasionalisasi mengingat skala game dengan cabang cerita sekompleks ini, namun tetap saja sebagai konsumen, ia berpotensi mengurangi keasyikan pengalaman yang ada.

Kesimpulan

Divinity Original Sin 2 part 1 (157)
kami sangat merekomendasikan Anda untuk terjun masuk ke dalam Divinity: Original Sin 2, terlepas apakah Anda seorang gamer RPG yang familiar dengan sistem seperti ini atau tidak. Karena harus diakui, tidak ada lagi tempat yang lebih sempurna untuk memulai.

Lantas, apa yang bisa disimpulkan dengan Divinity: Original Sin 2? Bahwa kami berakhir tetap mempertahankan impresi bahwa tidak ada kandidat lagi yang lebih potensial sebagai game eksklusif PC terbaik untuk tahun 2017 ini selain proyek RPG racikan Larian Studio ini. Sebagai sebuah game RPG yang menitikberatkkan pengalaman pada sisi role-playing, ia membungkusnya dengan eksekusi elemen yang fantastis, dari sekedar interaktivitas dunia, kebebasan gameplay, musik, hingga sistem pertarungan yang menantang. Satu hal lain yang ditawarkan oleh Divinity: Original Sin 2 ini adalah sebuah rasa kepuasan. Bahwa fakta Anda akan mendapatkan reward pantas, baik dari equipment hingga senjata dalam beragam tingkat kelangkaan untuk memperkuat karakter Anda akan terus membuat setiap kesibukan yang Anda lalui terasa sangat manis. Semakin dalam Anda menyelam, semakin dalam Anda akan jatuh cinta.

Namun tentu saja, game ini tidak sempurna. Waluapun tidak sampai membuat pengalaman Anda buruk, namun beberapa hal yang terjadi memang harus diakui, mencederai sensasi bermain RPG fantastis yang satu ini. Dimulai dari sekedar masalah AI, bug, hingga ketidakjelasan misi yang bisa berakhir menjadi bumerang untuk keasyikan bermain Anda. Sekali lagi harus kami tekankan, masalah-masalah ini tidak sesignifikan untuk membuat Anda harus menghindari game yang satu ini.

Bahkan, kami sangat merekomendasikan Anda untuk terjun masuk ke dalam Divinity: Original Sin 2, terlepas apakah Anda seorang gamer RPG yang familiar dengan sistem seperti ini atau tidak. Karena harus diakui, tidak ada lagi tempat yang lebih sempurna untuk memulai. Sebagai seorang reviewer yang cukup optimis bahwa gelar game “RPG terbaik” tahun ini akan disabet dengan mudah oleh Atlus dengan Persona 5-nya, kami kini menempatkan Divinity: Original Sin 2 sebagai seorang pesaing kelas berat yang punya daya tarik berbeda, namun kualitas yang sulit untuk dilewatkan begitu saja.

Kelebihan

  • Role-playing yang sesungguhnya
  • Kebebasan membangun karakter
  • Tingkat kesulitan menantang
  • Kreativitas mencari cara cheese
  • Voice acting yang unggul dari segi kualitas dan kuantitas
  • Dunia yang interaktif
  • Cerita yang solid
  • Eksplorasi selalu terasa terbayar manis
  • Musik yang fantastis
  • Desain monster dan dunia yang keren

Kekurangan

Beberapa pertarungan masih terasa tak adil dan butuh balancing
Beberapa pertarungan masih terasa tak adil dan butuh balancing
  • Masih ditemukan bug
  • AI yang terkadang menjengkelkan
  • Masih butuh balancing

Cocok untuk gamer: pecinta RPG hardcore, yang mencari experience RPG yang sesungguhnya

Tidak cocok untuk gamer: yang butuh dituntun, perfeksionis

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…