Review Doki Doki Literature Club: Jangan Baca, Main Saja Dulu!
LAST WARNING! JANGAN BACA LEBIH LANJUT TERKAIT REVIEW INI JIKA ANDA TIDAK INGIN MENGACAUKAN PENGALAMAN GAMING ANDA! SILAKAN BERHENTI, UNDUH, MAIN, DAN KEMBALI SETELAH MENYELESAIKANNYA!
Plot

Selamat datang di Doki Doki Literature Club. Anda berperan sebagai seorang siswa pria yang sepertinya tidak punya banyak motivasi untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang disediakan oleh sekolah Anda. Namun berkat dorongan dari sang teman baik yang sudah Anda kenal sejak kecil – Sayori, Anda pun memutuskan untuk ikut ekstrakurikuler berupa Literature Club. Secara sederhana, ia adalah klub yang berfokus pada aktivitas menulis dan membaca.
Di sana, Anda bertemu dengan tiga teman Sayori yang lain: Natsuki, Yuri, dan Monika. Monika sendiri berperan sebagai ketua klub, sementara sisa karakter yang lain mengusung karakterisasi yang sepertinya tidak akan asing lagi untuk Anda yang sering menonton anime. Ada Natsuki – si loli Tsundere yang terus mengekspresikan ketertarikannya lewat menggerutu, Ada Yuri – si gadis pemalu dengan proporsi tubuh memanjakan mata yang memang sulit untuk bergaul, dan tentu saja si Monika – sang ketua yang selalu bisa diandalkan. Di tengah, adalah Sayori – gadis periang yang sudah Anda kenal begitu dekat.


Seiring dengan semakin seringnya Anda ikut beraktivitas dengan klub ini, maka semakin jelas pula Anda memahami kepribadian masing-masing gadis ini. Seiring dengan perjalanan, Anda juga semakin terbuka pada perasaan Sayori dan juga, sebaliknya. Namun jauh di balik hati Anda yang terdalam, terutama lewat puisi yang ditulis dan berakhir Anda baca, Anda memahami ada yang “salah” dengan keempat gadis yang tengah Anda hadapi ini. Bahwa di balik senyum dan keluguan mereka, ada “bayangan hitam” yang seolah siap menerkam. Semuanya berubah ketika ia mulai mengambil korban nyawa.
Lantas, apa yang sebenarnya terjadi di Doki Doki Literature Club ini? Apa yang terjadi dengan setiap gadis ini? Mengapa game ini hadir dengan sebuah peringatan keras di awal, bahwa game ini tidak cocok untuk anak-anak yang mentalnya gampang terganggu? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Puisi Sebagai Perekat

Seperti halnya sebagian besar visual novel yang dirilis di luar sana yang tidak memuat konten seksual secara eksplisit, Doki Doki Literature Club didesain dengan satu tujuan utama, setidaknya di beberapa chapter awal – mengembangkan sebuah hubungan personal dan emosional dengan gadis manapun yang Anda pilih. Walaupun garis ceritanya sendiri begitu klise dan mudah diprediksi untuk Anda yang sering menonton anime / membaca manga dengan garis cerita yang serupa, tetapi Anda tetap akan bisa menikmatinya. Gadis yang mengenal Anda dari kecil, Gadis pemalu yang memperlihatkan ketertarikan kuat, gadis penggerutu yang terus memperlihatkan wajahnya yang memerah setiap kali berbicara dengan Anda, hingga gadis tanpa celah yang sepertinya bisa diandalkan. Anda sepertinya sudah tahu kemana ia akan mengarah.
Game ini memang minim opsi percakapan, namun bukan berarti Anda tidak bisa “memilih”. Mekanisme yang ditawarkan adalah dengan memilih 20 buah kata di setiap pergantian chapter yang kemudian, dideskripsikan sebagai tema yang hendak Anda tulis di dalam puisi. Setiap kata yang Anda pilih akan berpengaruh pada respon tiap gadis yang ada: Sayori, Yuri, dan Natsuki. Begitu Anda memilih kata yang tepat, desain karakter mereka dalam format chibi akan melompat kegirangan, memperlihatkan bahwa kata tersebut memang berasosiasi dengan respon positif dari mereka. Anda akan bisa mendapatkan garis cerita lebih personal dan bahkan ekstra adegan yang diabadikan lewat artwork, jika gadis tertentu mendapatkan respon puisi yang paling mereka inginkan.



Namun tentu saja, akan ada pilihan di sana-sini saat percakapan. Anda terkadang harus memilih untuk mendukung siapa pada saat ada perdebatan terjadi, atau sekedar memilih runtut prioritas kepada siapa terlebih dahulu Anda hendak memperlihatkan puisi Anda, sesuai dengan cerita yang berjalan. Walaupun tidak banyak mempengaruhi hasil akhir cerita yang ada, ini tentu saja merupakan mekanik yang cukup unik. Di satu sisi, ia memperkuat atmosfer bahwa ini memang klub buku sesuai dengan nama gamenya, sementara di sisi lain, ia juga menjadi ruang terbaik bagi Anda untuk menyelami lebih dalam kepribadian gadis-gadis super manis yang terlihat manis di depan mata Anda ini. Sesuatu yang mungkin, berharap tak pernah Anda tahu.
Pada akhirnya, secara mekanik dasar, seperti layaknya game-game VN yang lain, Doki Doki Literature Club memang tidak banyak menawarkan interaktivitas. Cabang cerita dari ragam pilihan yang diusung juga sayangnya, tidak ditawarkan dalam format yang lebih serius. Variasi percakapan dan level kedekatan dengan gadis-gadis tertentu adalah hasil “terbaik” yang bisa Anda dapatkan dari pilihan-pilihan ini.
Jika memang, hanya ini yang ia tawarkan, mengapa Doki Doki Literature Club begitu istimewa? Mari kita bicara.











