Review Assassin’s Creed Origins: Kembali dengan Kekuatan Penuh!

Reading time:
November 16, 2017

Masa Depan

Assassins Creed Origins jagatplay part 1 129
Porsi era modern-nya kembali menonjol.

Apa bagian tersulit untuk menjelaskan apa itu Assassin’s Creed ketika berbicara dengan gamer yang tak terlalu familiar dengannya, setidaknya di tiga seri pertama? Membicarakan Animus. Dengan fokus cerita yang memang lebih menitikberatkan pada petualangan di peradaban masa lampau, berusaha menjelaskan siapa itu Desmond Miles yang jelas-jelas merupakan karakter yang hidup di era modern serta asosiasinya dengan permainan memang jadi kerepotan tersendiri. Anda harus menjelaskan apa itu Animus dan bagaimana cara ia bekerja, menggali siapa sebenarnya karakter “utama” Assassin’s Creed yang sebenarnya. Desmond selalu menjadi karakter sentral dan identitas kerumitan cerita AC itu sendiri.

Assassins Creed Origins jagatplay part 1 127
Setelah sempat terabaikan di beberapa seri terakhir, ada usaha untuk mengeksplorasi sisi modern ini kembali.
AC Origins part 2 jagatplay 109
Ini juga termasuk misteri untuk “First Civilization”

Namun setelah ia mati sebagai “Mesias” di seri ketiga dengan keberhasilan mencegah The Great Catastrophe yang hampir menghancurkan bumi, Ubisoft seolah “bingung” untuk bergerak dengan menggunakan plot masa depannya ini sendiri. Tidak lagi seperti tiga seri pertama dimana Anda bisa menikmati cerita Desmond sebagai fokus, bahkan memainkannya dalam cita rasa aksi di beberapa titik, porsi masa depan ini pelan tapi pasti, mulai terkikis. Pembicaraan menjadi lebih minim, termasuk soal sosok Desmond itu sendiri. Jika Anda termasuk gamer yang cukup kecewa dengan pendekatan tersebut, Anda akan senang dengan apa yang kembali dibawa Origins ke dalam cerita.

Assassins Creed Origins jagatplay part 1 128
Wait, WHAT??!

Benar sekali, porsi masa depan tersebut ke dalam format interaktif seperti layaknya ketika Anda mengendalikan Desmond di masa lalu. Bedanya? Anda kini menggunakan karakter wanita baru bernama Layla yang berhasil mengembangkan sebuah Animus Portable yang bisa digunakan tidak hanya untuk mengakses memori leluhurnya saja, tetapi semua anggota Assassin dari beragam region manapun yang ia inginkan. Menariknya lagi? Pembicaraan soal Desmond dan First Civilization menjadi lebih frekuentif dengan konten yang juga, menjadi lebih solid. Bahwa untuk waktu yang begitu lama, persaingan dan perjuangan melawan Abstergo – perusahaan di belakang Animus kini mulai menjadi sesuatu yang kembali didengungkan. Apakah kita akan menemukan kesimpulan yang selama ini kita cari dari garis cerita ini? Walaupun tidak bisa dipastikan saat ini, namun arahnya sendiri terlihat menjanjikan.

Kesimpulan

Assassins Creed Origins jagatplay part 1 218
Assassin’s Creed Origins adalah sebuah game Assassin’s Creed yang fantastis, sebuah seri yang cukup untuk membuat Anda yang sempat skeptis untuk jatuh cinta kembali. Jika kualitas seperti ini yang terus ditawarkan di seri-seri masa depan, maka bukan tak mungkin franchise “tahunan” Ubisoft ini akan menemukan masa keemasannya kembali, di balik sorak-sorai fans yang bergembira melihat arah ia menuju. Luar biasa!

Datang dengan rasa skeptis, dan keluar dengan kepuasan yang luar biasa, inilah pengalaman yang kami dapatkan dengan Assassin’s Creed Origins. Bahwa waktu istirahat satu tahun yang ditawarkan Ubisoft untuk tim di balik seri Black Flag ini berhasil menghasilkan sebuah seri Assassin’s Creed yang siap untuk membuat Anda jatuh cinta kembali. Mesir dibangun dengan begitu indah, unik, dan berbeda, menggabungkan tidak hanya padang pasir dan Sungai Nil, tetapi juga peradaban yang terbangun dengan air jernih tersebut sebagai sumber kehidupan. Dunia super luasnya juga kini diisi dengan desain misi sampingan yang lebih baik dengan segudang aktivitas untuk diselesaikan atas nama reward yang menggoda. Bayek dan Aya juga berhasil tampil sebagai karakter yang menarik dan dalam, membuatnya pantas untuk menyandang predikat sebagai sumber dari organisasi Assassin itu sendiri.

Walaupun demikian, bukan berarti game ini hadir sempurna. Selain fakta bahwa game bisa berakhir terlalu mudah jika level Anda terlalu tinggi atau misi sampingan yang terasa repetitif, kami juga mempertanyakan pacing cerita yang cukup “berantakan” di akhir. Ketika cerita dibangun pelan soal The Order di jam-jam awal permainan yang meminta Anda menyusuri luasnya Mesir, ia justru berakhir diselesaikan dalam format lebih linear yang langsung membuka Anda begitu banyak jawaban misteri, solusi, dan ragam misi untuk menyelesaikannya begitu saja. Hasilnya adalah sebuah cerita yang cukup terasa anti-klimaks di akhir, dan gagal menawarkan sesuatu yang terasa menakjubkan, bertolak belakang dengan cerita-cerita di awal yang penuh dengan rasa amarah, rapuh, dan balas dendam.

Namun di luar kelemahan tersebut, Assassin’s Creed Origins adalah sebuah game Assassin’s Creed yang fantastis, sebuah seri yang cukup untuk membuat Anda yang sempat skeptis untuk jatuh cinta kembali. Jika kualitas seperti ini yang terus ditawarkan di seri-seri masa depan, maka bukan tak mungkin franchise “tahunan” Ubisoft ini akan menemukan masa keemasannya kembali, di balik sorak-sorai fans yang bergembira melihat arah ia menuju. Luar biasa!

Kelebihan

AC Origins part 2 jagatplay 76
Ouch.
  • Mesir yang indah
  • Potret peradaban yang penuh aura mistis
  • Gameplay ala action RPG
  • Misi sampingan didesain dengan cerita solid dan cut-scene
  • Senu sebagai penyedia informasi
  • Karakter Bayek dan Aya
  • Dunia luas yang penuh aktivitas
  • Pertarungan melawan boss / mini-boss terasa intens
  • Gore yang eksplisit
  • Fokus cerita untuk era modern yang cukup menarik
  • Sistem equipment dengan kelangkaan untuk ekstra motivasi untuk eksplorasi

Kekurangan

AC Origins part 2 jagatplay 94
Pacing cerita terasa terburu-buru di akhir.
  • Misi sampingan masih terasa repetitif
  • Akhir cerita sedikit terasa anti-klimaks dengan pacing aneh
  • Musuh menjadi terlalu mudah jika beda level terlalu tinggi

Cocok untuk gamer: pencinta game open-world, fans berat Assassin’s Creed

Tidak cocok untuk gamer: yang berharap sistem bertarung ala seri AC lawas, berharap sebuah seri yang benar-benar berbeda dan inovatif

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…