Review A Way Out: Game Multiplayer Tiada Dua!
Sinematik

Walaupun berdiri di bawah bendera EA sebagai publisher, A Way Out tidak serta-merta menggunakan teknologi engine milik DICE – Frostbite Engine yang secara visual, memang memesona. Masih berstatus sebagai developer ketiga, developer ini akhirnya menjatuhkan pilihan pada Unreal Engine 4 sebagai basis untuk menciptakan game yang pendekatannya memang diarahkan pada satu hal ini – menciptakan pengalaman paling sinematik yang bisa mereka tawarkan ke permukaan.
Karena berbeda dengan game kebanyakan yang hanya harus memikirkan satu sudut pandang saja, game multiplayer ini harus menangani perspektif dua karakter secara bersamaan. A Way Out menanganinya dengan cukup baik. Bergerak secara real-time dengan membaca pergerakan setiap karakter yang ada, sebagian besar gameplay memang akan dinikmati dalam format split-screen. Ia dipresentasikan dalam format vertikal ataupun horizontal, tergantung sekuens gameplay seperti apa yang tengah Anda nikmati. Yang menarik? Terlepas dari fakta bahwa perhatian Anda akan selalu terbagi, ia mengeksekusinya dengan sangat manis. Audio hanya meluncur dari bagian yang memang esensial pada cerita dengan dialog yang dibuat lebih dominan, scene penting terkadang langsung merebut porsi layar secara penuh, aksi pertempuran yang dilakukan bersama digunakan dengan layar bergabung, dan ia juga membuka ruang kreatif bagi tata cara perpindahan kamera yang diimplementasikan dengan manis di salah satu bagian cerita. Tidak ada keluhan di sini.


Namun juga harus diakui, sebagai game generasi terkini, kualitas visualisasi A Way Out bukanlah sesuatu yang pantas untuk mengundang decak kagum. Ia cukup untuk menghadirkan karakter yang bisa Anda percayai dengan voice acts yang pantas untuk diacungi jempol, tetapi di sisi lain, tidak bisa dibilang memesona. Bahkan di beberapa titik permainan, terutama pada saat sisi aksi dimana Leo atau Vincent harus mengangkat senjata dan menembak, baik di kendaraan ataupun saat aksi third person shooter, animasinya masih terhitung kaku dan tidak nyaman. Selain itu, ada beberapa aksi dan efek yang seolah menyiratkan kuat posisi Hazelight sebagai developer dengan budget yang tidak besar. Tetapi tentu saja, terlepas dari semua kekurangan itu, pengalaman Anda mencicipi A Way Out tidak lantas akan tercederai.


Satu hal yang kami temukan menarik adalah bagaimana game ini mengambil referensi dari beberapa film populer sebagai easter egg, atau sebagai inspirasi, terlepas dari apakah itu sengaja atau tidak disengaja. Sebagai contoh? Ketika scene mereka melapisi atap penjara dengan minyak yang bagi gamer yang sudah sempat menonton Shawshank Redemption, akan terasa begitu familiar. Apalagi ketika Leo tiba-tiba berbicara soal bir dingin yang ia sebut akan mencerahkan hari para tahanan, yang notabene juga terjadi di Shawshank. Atau ketika proses pergantian kamera di salah satu scene yang berakhir membuat Leo kini harus beraksi dalam format side-scrolling, sembari bertarung, dari kiri dan kanan. Bagi yang sudah sempat menikmati Oldboy, referensinya sepertinya terasa jelas, terlepas apakah ia disengaja atau tidak. Melihat begitu banyak easter egg atau homage pada film-film populer ini tentu tidak mengherankan mengingat Josef Farez – otak di balik A Way Out ini, memang seorang sutradara film.

Dengan kualitas visualisasi yang berada di atas rata-rata namun tidak terlalu memesona, kualitas voice acting yang pantas untuk diacungi jempol, dan easter egg scene film-film populer yang ada, A Way Out juga hadir dengan posisi kamera yang membuatnya selalu tampil sinematik di beragam scene yang ada, baik sekedar eksplorasi, cerita, hingga aksi. Kualitas yang bahkan cukup untuk membuat Anda ingat dengan apa yang berusaha dilakukan Naughty Dog di judul-judul terakhir mereka. Semuanya disajikan tetap, dalam format split-screen.
Multiplayer Tiada Dua

Seperti yang kita bicarakan sebelumnya, Hazelight menyuntikkan sebuah mekanisme unik di A Way Out. Bahwa satu-satunya cara untuk menikmati game ini, adalah Anda harus memainkannya bersama dengan teman Anda. Tidak ada AI di sini, tidak ada pula proses match-making, Anda harus memainkannya bersama dengan orang yang sudah Anda kenal sebelumnya, baik secara offline ataupun online. EA juga menawarkan satu strategi lain yang akan kami bahas nantinya, yang di mata kami, memperkuat nilai jual A Way Out itu sendiri.
Maka dengan satu kontroler memainkan Leo dan satu lainnya memainkan Vincent, Anda berhadapan dengan sebuah game multiplayer yang akan meminta Anda untuk saling mengandalkan satu sama lain, untuk mencapai satu objektif yang sama. Namun tidak seperti game kooperatif yang selalu berakhir menawarkan puzzle untuk memaksimalkan fitur ini, A Way Out mengimplementasikanya di semua sektor yang ada, termasuk sisi eksplorasi, cerita, hingga aksi itu sendiri.


Untuk seri aksinya sendiri, sepertinya tidak sulit untuk membayangkan game third person shooter co-op yang dengan mudah Anda temukan di game terkini. Sementara untuk puzzle? Seperti yang diprediksi, memaksa Anda untuk saling bahu-membahu untuk menangani satu masalah serupa. Maka Anda akan diminta untuk mengawasi penjaga saat tengah membongkar toilet penjara saat kabur, memanjat celah dengan memunggungi satu sama lain dengan kebutuhan untuk menekan tombol di timing yang tepat, hingga sekedar berkolaborasi untuk menangkap ikan dengan menggunakan tombak. Ada puzzle yang menuntut presisi tekan tombol, puzzle yang menawarkan ketegangan lewat terbatasnya waktu, hingga sekedar mencari jalur alternatif untuk mengalihkan perhatian sipir penjara, misalnya. Semuanya dieksekusi dengan sekedar menekan tombol-tombol sederhana.
Yang menarik, adalah fakta bahwa konsep ini juga dibawa A Way Out ke sisi eksplorasi pula. Ketika misi meminta Anda untuk mencari seseorang atau mengumpulkan informasi misalnya, Anda bisa berpencar untuk memastikan wilayah pencarian yang lebih luas. Tidak ada keharusan atau paksaan bahwa Anda harus “terkunci” bersama dan berakhir melakukan hal serupa. Menarik untuk melihat bagaimana Anda harus berkomunikasi satu sama lain untuk memastikan Anda tidak menginterogasi orang yang sama, dua kali misalnya. Konsep unik ini juga diimplementasikan di sisi cerita pula. Alih-alih memotong cut-scene dan berfokus hanya pada satu karakter saja, sebagian cerita mengalir dengan tetap mempertahankan format split-screen. Jika satu karakter punya jalinan cerita yang harus dipicu, maka karakter lain biasanya bebas untuk melakukan hal apapun yang mereka inginkan. Sebuah pendekatan yang keren dan uniknya, terasa begitu natural.


Maka pelan tapi pasti, Anda akan mulai menyadari mengapa Josef Fares dan Hazelight “memaksa” A Way Out untuk tersedia hanya dalam format multiplayer saja. Karena pelan tapi pasti, interaksi antara dua player yang harus secara aktif berkomunikasi untuk menyelesaikan satu misi tertentu, juga akan menambah lapisan kedalaman hubungan pertemanan antara Vincent dan Leo itu sendiri. Dan eksekusinya berakhir fantastis di beberapa scene. Favorit kami? Ketika Leo dan Vincent harus merampok sebuah pos bensin untuk membiayai perjalanan mereka mengejar Harvey. Dengan satu teman yang harus mengancam kasir, satu user lainnya juga harus terus mawas untuk memastikan pelanggan di pos bensin yang sama tidak tumbuh jadi ancaman baru. Semuanya harus dilakukan sembari mencari brankas penuh uang yang juga, dikunci dengan menggunakan password tertentu. Yang lahir adalah sebuah dinamika yang membawa Anda dalam satu scene “klise” perampokan yang sudah sering Anda temukan di film-film, namun dalam format yang lebih interaktif. Percaya atau tidak, itu seru. Hazelight juga memastikan bahwa desain misi kolaborasi yang harus Anda tempuh, dari awal hingga akhir permainan, akan punya begitu banyak variasi hingga tidak ada satupun yang terasa mengulang ataupun monoton.
Untuk memastikan Anda berkomunikasi secara efektif, mereka juga mengimplementasikan sistem pilihan metode solusi untuk hampir, semua konflik besar yang ada. Sesuai dengan kepribadian mereka yang berbeda, Leo ataupun Vincent biasanya akan menawarkan metode solusi yang punya pendekatan unik untuk ragam situasi yang ada. Seperti saat mereka membutuhkan mobil dan kebetulan melewati sebuah rumah milik pasangan tua misalnya. Leo lebih tertarik untuk menyergap keduanya dan mengikat mereka, sementara Vincent lebih tertarik memilih metode pengalihan perhatian untuk menyusup. Setiap kali situasi ini muncul, metode akan dipilih begitu kedua user berakhir memilih satu opsi yang sama. Diskusi akan lebih mudah muncul di situasi seperti ini.


Untungnya, terlepas dari keseriusan tema yang Anda dapatkan, A Way Out tetap menyediakan ruang untuk bersenang-senang di hampir semua sisi perjalanan. Akan ada begitu banyak mini-game yang tersedia untuk Anda mainkan dengan satu tujuan – berkompetisi dengan teman Anda. Dari sekedar bermain baseball, memainkan sebuah game arcade jadul, bertanding dart, hingga menguji kekuatan dan kecepatan jari Anda menekan tombol di adu panco. Walaupun tidak ada reward yang jelas yang didapatkan untuk cerita yang ada, namun ia memberikan ruang untuk sekedar melepas penat dan bersenang-senang untuk sebuah game yang dibangun di atas pondasi yang terhitung cukup serius.
Lantas, mengapa kami menyebutnya sebagai game multiplayer tiada dua? Untuk alasan pertamanya, semua hal yang kami bicarakan di atas. Bagaimana sebuah game action bercampur cerita berat seperti ini ternyata menghasilkan pengalaman bermain yang unik dan berbeda ketika Anda dipaksa untuk memainkannya bersama dengan orang lain, yang menghasilkan dinamika yang tidak akan Anda temukan di game dengan AI atau berbasis matchmaking. Alasan kedua? Untuk bagian terakhir permainan yang lebih baik, kami tidak bicarakan di sini dan Anda temukan sendiri nantiinya. Sebuah pendekatan penuh resiko yang diambil Hazelight untuk mendefinisikan apa itu multiplayer, dan harus diakuk berakhir fantastis.

Kami sendiri hanya datang dengan satu saran. Bahwa cara terbaik untuk menikmati A Way Out adalah dengan datang dengan mata tertutup dan tanpa pengetahuan apapun sebelumnya. Kenikmatannya ada pada kejutan-kejutan dan pilihan yang tentu saja lebih nikmat jika Anda tidak datang dengan spoilers atau pengetahuan yang sudah Anda dapatkan dari Youtube sebelumnya. Menyelamlah tanpa pengetahuan apapun terkait game ini, dan Anda akan menikmati setiap detik sistem multiplayer yang ia usung. Tentu saja, Anda butuh teman bermain yang juga, memang seru.










