Review Pillars of Eternity II – Deadfire: Pendekatan Baru yang Lebih Sempurna!
Penguasa Lautan!

Salah satu fitur kreatif yang mengejutkan kami dan berakhir membuat kami jatuh cinta adalah kemampuan untuk menyulap Deadfire yang notabene merupakan gugusan kepulauan untuk memperkenalkan mekanik gameplay super keren – kapal. Sebagai seorang Watcher, Anda tidak lagi sekedar menguasai lagi sebuah kastil statis dengan beragam upgrade di dalamnya. Sebagai gantinya, “markas” Anda kini adalah sebuah kapal laut yang bisa Anda gunakan untuk mengarungi lautan, bisa Anda ganti dan perkuat, dan bisa Anda gunakan sebagai “senjata” untuk melawan kapal yang lain. Lewatnya, Deadfire menawarkan sebuah mekanik gameplay yang berbeda.
Digabung dengan konsep open-world yang ada dimana Anda bisa mengekplorasi beragam dunia yang ada secara bebas sejak menit pertama Anda memiliki kapal Anda, walaupun di beberapa tempat akan diinformasikan soal tingkat kesulitan karena level musuh yang lebih tinggi, Deadfire menawarkan tantangan baru dan berbeda dengan sistem kapal ini. Pertama? Tentu saja adalah management resource. Untuk bisa mengarungi luasnya lautan yang butuh waktu berhari-hari hingga berminggu-minggu (berbasiskan siklus siang dan malam), Anda tentu butuh memastikan bahwa Anda punya kru dan bahan material untuk mendukung hidup kru Anda tersebut. Hal ini membuat begitu banyak item dan material yang tidak begitu penting di seri pertama, kini terasa esensial di Deadfire.


Untuk perjalanan Anda mengarungi lautan, setiap harinya Anda akan mengorbankan beberapa resource tertentu. Ada makanan, moral, minuman, obat-obatan, dan juga gaji per hari setiap kru yang ada. Semakin besar kapal yang Anda miliki, semakin banyak kru yang hidup di atasnya, semakin besar pula pengorbanan resource yang harus Adna keluarkan setiap memasuki satu hari (siklus siang dan malam). Semakin sering Anda melakukan proses eksplorasi yang tentu saja menuntut Anda bergerak dari satu titik ke titik lainnya, maka besar kemungkinan semakin banyak hari yang Anda lewati, dan kemudian melewati lagi lebih banyak pengorbanan resource. Untuk memastikan resource yang tetap ada untuk menyokong hal tersebut, hal-hal tidak penting di seri pertama kini memainkan peran lebih penting. Makanan dan minuman yang Anda kumpulkan di sepanjang perjalanan bisa dialihkan ke kapal Anda. Anda juga akan menemukan bahwa koin emas yang Anda kumpulkan dari beragam misi sampingan dan sejenisnya, akan lebih sering digunakan untuk memperkuat kapal Anda daripada untuk memperkuat karakter Anda atau sekedar untuk membeli bahan makanan dan minuman Anda.
Salah satu bagian tercerdas dari sistem ini adalah keputusan Deadfire untuk memperlakukan kapal Anda seperti layaknya karakter terpisah. Ia punya layar equipment sendiri, yang berdasarkan ukurannya, akan bisa memuat banyak hal. Setiap meriam yang Anda pasang di setiap sisi akan butuh kru untuk mengoperasikannya. Kru akan dibagi ke dalam beberapa kelas dan kategori, seperti Surgeon untuk menyembuhkan kru yang cedera saat bertempur, hingga Navigator yang semakin berpengalaman ia maka akan semakin cepat pula kapal Anda berlayar. Anda juga akan punya slot untuk memperkuat bahan material kapal, layar, kemudi, lentera yang menyinari kapal, hingga beragam item khusus yang bisa memodifikasi bentuk dan fungsionalitasi di dalam kapal itu sendiri. Modifikasi bisa dilakukan di kota-kota tepi laut yang biasanya mempersiapkan upgrade dan kesempatan membeli resource dengan jumlah uang tertentu. Ada juga varian kapal lebih besar untuk kru dan senjata lebih banyak untuk ditukarkan dengan puluhan ribu koin emas jika Anda bisa mengumpulkannya.


Karena Deadfire sendiri bukanlah gugusan kepulauan yang aman. Tidak hanya menjadi arena pertempuran untuk beragam faksi yang notabene punya kekuatan dan kepentingan yang berbeda-beda, Anda juga akan bertemu dengan bajak laut. Selama menggerakkan kapal melewati kabut-kabut wilayah untuk membuka lebih banyak pulau, yang bahkan terkadang menyimpan dungeon rahasia yang super menggoda, Anda juga akan bertemu dengan kapal-kapal yang lain. Sebagian besar di antaranya merupakan kapal yang dipimpin oleh faksi atau kapten tertentu yang bisa Anda buru jika Anda merasa cukup percaya diri.
Lantas, apa yang membuatnya terlihat keren? Karena berbeda dengan yang Anda kira, mereka tidak lantas membuat pertempuran kapal ini dengan animasi setengah hati yang tentu saja terasa tidak cocok dengan game isometrik seperti ini. Sebagai gantinya? Semua perjalanan dan pertempuran Anda akan berbasis teks layaknya Dungeon & Dragons. Anda bisa memerintahkan kapal Anda untuk melaju, berputar, menembakkan meriam Anda secara instan, menunggu waktu loading, bertahan, dan sebagainya lewat instruksi berbasis teks ini. Yang Anda perlu mawas hanyalah sebuah “kompas” di bagian tengah peta yang akan memperlihatkan jarak dan posisi kapal yang tengah bertarung ini.


Ada kompleksitas tersendiri di sistem pertempuran kapal ini. Kapal yang lebih besar memang bisa memuat lebih banyak meriam, namun ia butuh beberapa kali turn hanya untuk berbelok, yang selama di proses ini tentu saja membuat mereka lebih rentan untuk diserang. Serangan meriam Anda juga tidak selalu punya efek untuk membuat kapal lain tenggelam. Ada beragam efek lain seperti mencederai awak kapal, membuat layar mereka terbakar, menghasilkan lubang menganga di lambung kapal, hingga membuat resource mereka berhamburan jatuh. Setiap aksi selalu punya konsekuensi tersendiri. Berfokus mencederai awak kapal misalnya, akan membuat meriam mereka kekurangan orang dan akhirnya, jumlah serangan yang lebih minim. Anda selalu bisa memacu kapal Anda di kecepatan tertinggi dan langsung menginvasi kapal yang ada, kemudian memicu pertarungan konvensional untuk menghabisi semua awak yang ada.
Bagi kami, ini adalah sebuah desain yang fantastis. Menjelajahi gugusan kepulauan yang setiap darinya punya kejutan tersendiri, dari sekedar sumber pengumpulan resource hingga dungeon spesifik untuk diselesaikan dengan sebuah kapal menghasilkan sensasi permainan yang fantastis. Tidak perlu menunggu lama hingga Anda merasakan dahaga untuk segera meracik kapal yang lebih kuat, lebih berbahaya, dengan kru yang lebih berpengalaman untuk menjadi sang penguasa lautan.
Kesimpulan

Sebagai gamer yang sempat mencicipi Pillars of Eternity pertama dan jatuh cinta dengan apa yang ditawarkan Obsidian di sana, Deadfire berujung menjadi penyempurnaan yang membuat kam, semakin terpuaskan dengan kualitas yang ada. Ia menjawab masalah seperti AI di seri pertama dan membuatnya adaptif dan lebih nyaman dinikmati di seri kedua ini. Sementara di sisi lain, konsep gugusan kepulauan masif yang punya budaya, penduduk, faksi, dan konflik berbeda kini dieksplorasi dengan menggunakan kapal yang juga bisa diperkuat, sembari bisa digunakan untuk menundukkan kapal lain dengan menggunakan sistem pertarungan berbasis teks yang inovatif. Untuk sebuah game RPG barat dengan pendekatan klasik, Deadfire akan memenuhi mimpi banyak gamer penggemar genre seperti ini, terutama untuk Anda yang selalu bermimpi bisa merangkai cerita dan hasil akhir seperti apa yang Anda inginkan.
Namun tentu saja, game ini sendiri memang tidak bisa terbilang sempurna. Mengingat rilis game ini sudah cukup lama sebelum review ini ditulis, dan sudah mengalami beberapa kali update, fakta bahwa masalah “klasik” yang akan kami bicarakan tentu saja tidak bisa ditoleransi. Benar sekali, bug quest yang tidak terpisahkan dari game yang punya struktur terbuka saat ini. Ada beberapa kasus dimana quest menyangkut tanpa alasan yang jelas dan tanpa jalan keluar. Sebagai contoh? Salah satu kasus meminta kami menginfiltrasi rumah mandi dan mendapatkan informasi penting. Kami sudah melakukannya dalam bentuk sekuens yang seharusnya, menyelesaikannya, dan kemudian pulang melapor ke karakter yang seharusnya. Beberapa saat kemudian, jalur diskusi terkait misi infilitrasi itu ternyata tidak hilang dan bertahan di karakter terkait. Seolah terkesan Anda belum merampungkannya. Tidak jarang pula Anda berhadapan dengan karakter yang sudah menyelesaikan satu atau dua misi sebagai penyedia quest, namun bersikap seolah-olah lupa ingatan dan meminta Anda memperkenalkan diri Anda kembali. Sebuah sensasi yang aneh.
Pillars of Eternity II: Deadfire adalah sebuah game RPG yang fantastis, terutama jika Anda mencintai pengalaman RPG klasik seperti halnya seri pertama Pillars of Eternity atau mungkin, Original Divinity Sin misalnya, atau yang lebih tua lagi – Baldur’s Gate. Setting yang terinspirasi budaya Polynesia, dukungan visual dan musik yang pantas diacungi jempol, dengan gameplay dan cerita yang seru tidak akan sulit untuk membuat Anda melupakan waktu.
Kelebihan

- Dunia Deadfire yang fantastis
- Sistem permainan dengan menggunakan kapal
- Sisi eksplorasi dengan reward yang pantas
- Companion kini didukung dengan AI yang adaptif
- Cerita misterius dan menarik
- Ada begitu banyak opsi untuk membuat tingkat kesulitan lebih menantang
- Musik yang keren
Kekurangan

- Bug di dalam quest
- Terlalu banyak pihak terlibat dalam cerita sehingga cukup membingungkan
Cocok untuk gamer: pencinta Pillars of Eternity pertama, pencinta sensasi RPG barat klasik
Tidak cocok untuk gamer: yang menginginkan senasi action, tidak suka membaca deretan teks bahasa Inggris yang datang membabi buta