Review The Crew 2: Jual Kuantitas, Bukan Kualitas!
Always-Online Tak Guna

Salah satu keputusan paling aneh di mata kami yang diambil oleh Ubisoft untuk The Crew 2 adalah “memaksakannya” sebagai sebuah game always-online. Strategi yang memang sudah tidak populer di mata banyak gamer ini memang masih bisa menawarkan sisi positif jika memang dieksekusi dengan tepat. Namun sayangnya, bukti yang bertebaran di dunia nyata sepertinya mengamini satu hal – bahwa sebagian besar developer hanya menjadikannya sebagai alat untuk memastikan versi bajakan yang lebih sulit hadir, atau sekedar menjadi ambisi untuk sebuah fitur yang gagal diimplementasikan atau berakhir diimplementasikan untuk sebuah nilai jual yang mengecewakan dan tidak signifikan. The Crew 2 berada di kategori terakhir ini.
Untuk sebuah game yang mengusung always-online, The Crew 2 benar-benar tidak memanfaatkan kebutuhan yang satu ini untuk menghadirkan fitur yang memang terasa, menuntut hal yang satu ini. Memang Anda mungkin akan berkesempatan bertemu dengan player-player lain yang juga hilir mudik di dunia yang sama, bahkan terkadang Anda bisa melihat tampilan karakter mereka saat tengah beristirahat di titik tertentu. Berita buruknya? Tidak ada aksi yang bisa Anda lakukan untuk menindaklanjuti itu. Tidak ada tombol untuk mengajak mereka bicara, mengajak mereka memacu kendaraan ke titik tertentu dalam suasana kompetitif, atau sekedar mengajak mereka bergabung ke dalam kru Anda atau sejenisnya. Anda hanya bisa melihat mereka dan tidak bisa melakukan apapun. Lantas, untuk apa fitu always-online ini? Itu jadi keanehan pertama.


Keanehan kedua? Ivory Tower dan Ubisoft memutuskan untuk merilis The Crew 2 ini tanpa mode PVP sama sekali. Benar sekali, tidak ada mode kompetitif yang memungkinkan Anda untuk berkompetisi dengan player di sini, bagiamana caranya. Mereka sendiri menyebut akan menambahkan fitur tersebut beberapa bulan ke depan sebagai sebuah update cuma-cuma, sesuatu yang kembali membuat kami garuk kepala. Satu-satunya mode “online” yang bisa Anda jajal selain bertemu dengan player lain di satu dunia yang sama, adalah mode kooperatif yang memungkinkan Anda untuk bekerjasama di satu balapan untuk memperbesar kemenangan dengan jumlah reward yang dibagi rata. Permasalahannya? Anda harus mengundang teman Anda untuk melakukannya. Jika Anda tidak punya teman yang tertarik untuk membeli The Crew 2? Selamat.
Berita yang lebih buruknya lagi? Ada sedikit potensi bahwa ia juga akan berakhir menjadi game Pay to Win jika mode kompetitif melawan player ini dibuka di masa depan. Mengapa? Karena The Crew 2 juga menyediakan akses bagi Anda untuk membeli sebuah resource terpisah dari uang yang Anda dapatkan in-game untuk membeli ragam varian kendaraan yang ada. Anda bisa membeli mata uang spesial ini dengan uang nyata dan menggunakan mobil-mobil yang lebih mutakhir. Memang Anda akan tetap dituntut untuk tetap memainkannya atas nama mendapatkan loot demi mempercepat mobil baru ini, namun tetap saja, ia menawarkan progress ekstra bagi Anda yang tidak berkeberatan untuk membayar lebih.


Lagipula, menjajalnya di versi Playstation 4 dengan dukungan seperti ini berujung banyak kasus menjengkelkan. Sebagai contoh? Ketika kami terlibat dalam balapan touring 30 menit yang terhitung lama. Kami memutuskan untuk keluar dari aplikasi menuju menu utama PS4 untuk mengganti lagu di Spotify atas nama iseng belaka. Mengingat Spotify adalah aplikasi terpisah, Playstation 4 harus melakukan “Suspend” dulu The Crew 2, membuka Spotify, dan baru kembali mengaktifkan The Crew 2 jika dibuka. Dan seperti yang diprediksi, aksi membuka Spotify ini berujung mimpi buruk baru. Apa pasal? Karena untuk alasan yang tidak jelas, karena kebutuhan always-online-nya, sesi “Suspend” ini membuat kami “terbaca” seolah-olah DC oleh The Crew 2. Selamat mengulangi balapan 30 menit yang sudah Anda tempuh belasan menit sebelumnya!
Untuk saat ini, pada saat review ini ditulis, kami sama sekali tidak menemukan alasan yang membuat The Crew 2 harus memanfaatkan fitur always-online, yang sama sekali tidak berguna dan dioptimalkan. WHY, UBISOFT??!
Kesimpulan

Maka dengan semua yang ditawarkan dengan The Crew 2, ia berakhir jadi sebuah game racing yang tidak sebaik yang kami harapkan. Seperti kebiasaan seri “kedua” game Ubisoft manapun, Anda bisa melihat upaya Ivory Tower untuk memenuhi feedback gamer, terutama dari ragam aktivitas balapan yang bisa dilakukan dan memperkecil rasa monoton yang ada. Mereka juga menawarkan pengalaman yang unik lewat penambahan balapan di air dan udara yang jarang dieksplorasi oleh game-game lain pada umumnya. Namun sayangnya, pada akhirnya, ada banyak pilihan eksekusi yang membuat fokus game ini terlihat jelas – menawarkan kuantitas konten, dan bukannya kualitas.
Kita berbicara banyak hal, dari sensasi berkendara di darat yang bak menyetir di atas jalur licin tanpa ada sensasi berat, terlepas dari kendaraan apapun yang Anda gunakan, hingga masalah always-online yang tidak terlihat berkontribusi menambahkan nilai jual dan sejenisnya. Walaupun menawarkan fitur kustomisasi pakaian dan kendaraan, ia juga tidak terlihat sebegitu menariknya di The Crew 2 untuk dijadikan sebagai salah satu daya tarik utama. Namun puncaknya tentu terletak pada fakta bahwa mereka memutuskan untuk merilis game ini tanpa mode PvP, yang membuat fitur always-onlinenya semakin dipertanyakan.
Jika Anda termasuk gamer yang mencintai The Crew pertama dan merasa bahwa ia adalah produk game racing yang seru dan menyenangkan, maka Anda akan jatuh cinta dengan apa yang berusaha ditawarkan Ubisoft di The Crew 2 ini. Namun jika Anda mencari sebuah game racing arcade kompetitif yang punya kualitas di atas rata-rata game racing arcade yang lain, Ubisoft butuh membenahi banyak hal. Anda bisa menunggu hingga update PvP-nya dirilis ke pasaran, melihat dan kemudian menimbang apakah ia pantas dikejar atau tidak.
Kelebihan

- Setting Amerika Serikat yang luas dan memanjakan mata
- Balap yang tidak hanya di darat saja
- Varian dan kuantitas jumlah balapan
- Sistem lootbox tidak “semengerikan” NFS: Payback
- Efek cuaca yang membuat balapan terasa dramatis
Kekurangan

- Dunia luas yang tidak memberikan motivasi untuk eksplorasi
- Sensasi berkendara di darat “licin” dan “tanpa berat”
- Sistem lootbox dan gacha untuk memperkuat performa kendaraan
- Always-Online
- Tanpa PvP
- Petunjuk arah terlihat kecil di beberapa varian balap
- Cerita tidak jelas dan tidak penting
Cocok untuk gamer: pencinta The Crew pertama, bosan dengan game yang hanya berbasiskan mobil saja.
Tidak cocok untuk gamer: pencinta genre racing arcade yang seru, butuh sensasi berkendara yang berkualitas