Review Little Dragons Cafe: Benar-Benar Mengecewakan!
Banyak Masalah!

Berita yang bahkan lebih buruknya lagi? Game ini juga punya banyak masalah yang pantas untuk dibicarakan dan membuat pengalaman bermainnya bahkan lebih buruk lagi. Dari hal sederhana seperti texture popping yang tentu saja, sangat aneh terjadi untuk sebuah game yang secara visual tidak terlalu berat seperti ini. Anda terkadang akan menemukan tumbuhan atau kayu yang tiba-tiba muncul di layar setelah proses rendering yang terlambat. Dari sisi gameplay? Animasi gerak karakter benar-benar terasa kaku. Tidak jarang Anda menemukan karakter Anda tidak melompat ketika berada di sudut tebing atau tanjakan misalnya, hanya karena model karakter terbentur atau bahkan, menyangkut di tepi terrain. Kondisi yang tentu saja, tidak bisa ditoleransi untuk game keluaran tahun 2018.
Yang lebih parahnya lagi? Game ini sepertinya juga menangani sistem WAKTU dengan sangat buruk. Seolah mereka tidak menjajal game mereka sendiri dan merasa bahwa desain seperti ini rasional. Untuk sebuah game yang animasi geraknya lambat, tidak punya sistem upgrade untuk membuat beberapa aksi lebih efesien, dan benar-benar menuntut Anda untuk membagi waktu dan memilih antara mengumpulkan resource atau mengurus kafe, WAKTU yang ditawarkan tidak akan pernah cukup bagi Anda untuk melakukan keduanya. Parahnya lagi? Seiring dengan progress cerita dimana jumlah tamu semakin banyak, fokus untuk mengurusi kafe secara langsung bukan lagi opsi yang rasional.


Mengapa? Karena jumlah tamu benar-benar tidak sebanding dengan lambatnya animasi dan tidak efektifnya fungsi yang harus Anda lalui yang menghabiskan waktu. Dengan setiap tamu yang menuntut Anda untuk melayani pesanan mereka, yang harus Anda antarkan ke counter, menunggu sang koki memasak, mengantar masakan yang sudah siap, menunggu piring kotor, dan akhirnya membawa piring cucian ke wastafel, aksi yang dibutuhkan untuk mengurus satu pengunjung saja sudah cukup banyak! Sekarang bayangkan jika aktivitas tersebut harus Anda lakukan untuk sekitar 30-50 pengunjung yang akan terus bertambah sesuai cerita. Waktu yang dihabiskan benar-benar banyak. Berita buruknya? Jumlah pekerja Anda tidak ditambah dan tidak bisa ditambah sesuka hati untuk mengakomodasi lonjakan tersebut. Jumlah pekerja sama, pelanggan bertambah banyak, tanpa upgrade kemampuan agar lebih efisien, dengan konsep waktu yang tidak juga berubah? WHAT THE..
Yang lebih buruknya lagi? Benar sekali, masih ada desain yang lebih tolol lagi terkait game ini: kafe akan mengalami dua kali jam sibuk: makan siang dan makan malam. Makan siang dibuka jam 12 siang dan makan malam dimulai dengan pelanggan pertama yang masuk jam 5 sore. Ketika progress cerita sudah jauh dengan masalah yang kami bicarakan sebelumnya, mengurus kafe kini menjadi tugas dari siang hari sampai Anda berangkat tidur (maksimal jam 12 malam) sebelum berakhir. Mengurus 30-35 pelanggan di jam 12 siang akan membuat konsumen terakhir Anda pulang sekitar jam 5 sore, yang kemudian akan diikuti dengan masuknya pelanggan pertama jam makan malam, yang diikuti dengan puluhan pelanggan lain yang mungkin baru bisa selesai saat waktu menunjukkan pukul 11-12 malam. Lantas, kapan waktunya untuk mengumpulkan resource jika Anda ingin mengurus kafe dengan baik dan benar??! Ini adalah desain yang bodoh.
Masalah lain yang tidak kalah menjengkelkan adalah AI sang naga yang di titik ini, tidak berbeda dengan sebuah batu tanpa otak yang terus mengikuti Anda kemanapun Anda pergi, hanya bisa buang air besar atas nama pupuk, atau sekedar berperan sebagai kendaraan terbang, tanpa bisa melakukan apapun tanpa Anda suruh, misalnya. Padahal, ada banyak aktivitas yang bisa dilakukan si naga, seperti menggoyangkan pohon untuk mendapatkan buah, membersihkan rerumputan untuk bahan lain, membunuh binatang untuk daging, hingga sekedar mencari resource dalam sebuah gua, misalnya.


Dari begitu banyak aktivitas yang bisa ia lakukan untuk mempermudah aksi ini, AI sang naga justru bersikap seperti batu – diam dan berdiri sampai Anda memberikan instruksi kemana ia harus pergi atau apa yang harus ia lakukan. Ini menjengkelkan. Mengapa tidak mengembangkan AI yang lebih aktif untuk si naga agar ia bisa melakukan aktivitas yang bisa ia lakukan secara otomatis tanpa perlu Anda suruh? Mengapa segala sesuatunya harus diperintah? Kenapa perintah tersebut juga terkadang butuh waktu beberapa detik sebelum dieksekusi? LANTAS UNTUK APA KITA PUNYA NAGA??!!
Dengan mekanik dasar yang sudah tidak menggoda sama sekali, beragam masalah ini semakin membuat pengalaman bermain Little Dragons Cafe ini semakin tercederai. Hingga di titik, kami bahkan memainkan game ini, mematikan suaranya, sembari menonton The International 2018 DOTA 2 karena saking bosannya.
Kesimpulan

Little Dragons Cafe di atas kertas, adalah sebuah game yang sebenarnya punya konsep potensial. Mengurus kafe dan naga di saat yang sama? Ada banyak hal yang sebenarnya bisa dieksekusi dengan manis oleh Marvelous di sini. Namun yang kita temukan adalah sebuah proyek setengah hati yang tidak dipikirkan matang sebelumnya dan berujung dieksekusi dengan beragam elemen yang juga punya banyak masalah. Yang lahir dari konsep fenomenal ini justru sebuah game linear yang repetitif, dangkal, dan membosankan. Takjub memang bahwa sebuah game yang memuat naga di dalamnya, sebuah makhluk mitologi terkeren dan terbaik sepanjang masa, bisa berujung membuat Anda tidak ingin menyentuh game ini lagi sama sekali setelah setidaknya, 2 jam pertama permainan.
Jika ada dua hal positif yang bisa kami temukan di sini adalah daya tarik cerita beberapa chapter, yang di luar penampilannya yang imut, ternyata memuat kisah yang cukup emosional dan berat di dalamnya. Ada banyak masalah yang berusaha mereka presentasikan, walaupun beberapa di antaranya, terasa klise untuk Anda yang sering menyaksikan anime atau dorama Jepang. Hal kedua terbaik menurut kami adalah sensasi pertama kali menunggani sang naga dimana Anda tiba-tiba kini dhadapkan pada area eksplorasi yang langsung meluas. Walaupun harus diakui, proses menuju ke titik tersebut adalah perjalanan yang melelahkan dan membosankan.
Maka dengan kondisinya saat ini, kami benar-benar tidak merekomendasikan Little Dragons Cafe ini untuk Anda, terlepas apapun genre kesukaan Anda atau apakah Anda menikmati proyek milik di Marvelous atau tidak. Ini adalah sebuah game setengah hati dan eksperimental yang gagal di banyak eksekusi elemen yang berhasil membuat kombinasi kata “mengurus kafe + mengurus naga” menjadi kombinasi paling membosankan dan mengecewakan yang pernah ada. Seberapa mengecewakan? Cukup untuk membuat kami bersyukur menggelontorkan uang 700.000 Rupiah untuk versi Playstation 4-nya dengan menggunakan budget kantor, dan bukan dari dompet sendiri. Karena jika skenario terakhir yang terjadi, ia akan jadi pengalaman yang lebih traumatis lagi.
Kelebihan

- Cerita beberapa bagian yang gelap
- Sensasi naik naga
Kekurangan

- Linear
- Progress naga sesuai cerita
- Progress kafe sesuai cerita
- Gameplay repetitif
- Musik tidak menggugah
- Tidak ada banyak aktivitas untuk dilakukan
- Tidak ada reward pantas untuk kesibukan yang dilalui
- Progress cerita terkadang lambat
- Tidak ada sistem upgrade
- Sistem waktu yang begitu terbatas
- Tidak ada voice acting
- Masalah teknis yang masih terjadi
- AI Naga yang harus diperintah baru bertindak
- Kurang variasi dalam mekanik gameplay
Cocok untuk gamer: yang punya uang terlalu banyak dan bingung hendak digunakan untuk apa, punya fetish naga
Tidak cocok untuk gamer: yang mencari game berkualitas, menginginkan konsep Harvest Moon atau Story of Seasons dengan konten ekstra naga di dalamnya