Review Red Dead Redemption 2: Simulasi Kualitas Tinggi!
Detail Mengagumkan

Red Dead Redemption 2 adalah sebuah game yang tampil memukau dari segi presentasi, visual ataupun audio. Seperti yang Anda tahu, ada banyak klaim soal detail seperti apa yang mereka suntikkan di sini dan percaya atau tidak, sebagian besar dari mereka teruji benar, termasuk untuk masalah testis kuda yang ikut mengerut ketika cuaca turun begitu dingin misalnya. Ada banyak hal yang pantas dikagumi dan diapresiasi dari apa yang berhasil dicapai Rockstar dengan Red Dead Redemption 2.
Dari segi visualisasi, ia terlihat begitu memesona. Namun bagian terbaiknya sepertinya terletak pada pemanfaatan efek tata cahaya yang terasa begitu istimewa. Anda bisa melihat bahwa Rockstar memang menaruh perhatian yang besar untuk urusan yang satu ini. Dari lembutnya cahaya yang menembus tebalnya dedaunan di pepohonan, warna dan atmosfer yang begitu dramatis ketika matahari terbenam, atau yang paling istimewa – ketika Anda mengunjungi salah satu kota, St. Denis saat malam. Menjadi kota modern yang sudah mulai dimasuki listrik, cahaya lampu di tengah kabut malam St. Denis memperlihatkan detail lighting yang benar-benar memesona. Bagian cahaya yang mengenai tubuh Anda memberikan perhatian ekstra pada tekstur pakaian, dengan bayangan yang juga muncul tepat. Ia terlihat memanjakan mata di sini.



Salah satu hal yang kami sukai juga cara Red Dead Redemption 2 menangani skybox miliknya. Bahwa tidak sekedar membangun atmosfer yang tepat dan menciptakan ilusi sebuah dunia yang hidup, Anda bisa membaca kira-kira cuaca seperti apa yang akan tiba hanya dari sekedar melihat bentuk awan yang ada. Hujan lebat dengan petir menggelegar bisa Anda lihat dari awan super hitam yang biasanya bergerak pelan di udara. Awan tipis di kala sinar matahari yang cerah membuat Anda tidak perlu khawatir seperti hal ini. Animasi ketika petir menyambar juga seolah kian menguatkan kesan bahwa Anda memang tengah berada di sebuah dunia barat yang liar.
Satu yang mengagumkan dari Red Dead Redemption 2 adalah fakta bahwa ada banyak detail menawan yang ia tawarkan, baik dari sisi presentasi audio dan visual yang bisa berujung Anda lewatkan jika Anda tidak menyempatkan diri untuk menikmatinya. Sebagai contoh? Pertunjukan theater misalnya, baik panggung ataupun film di kala itu. Rockstar menyiapkan beberapa konten pertunjukan, terutama di St. Denis, yang melibatkan penyanyi, lirik, hingga proses motion capture yang pantas untuk diacungi jempol. Film bisu hitam putih yang baru mengemuka sebagai teknologi baru di masanya juga ternyata beberapa konten yang menarik untuk disimak. Keragaman dan kualitas dari setiap konten yang sebenarnya bisa berujung diabaikan begitu saja oleh kita, gamer, memang pantas untuk mengundang apresiasi tersendiri.
Dari sisi presentasi visual, Red Dead Redemption 2 memang tidak perlu lagi diragukan. Untuk mencapai level simulasi yang dibutuhkan, mereka menyuntikkan begitu banyak animasi yang membuatnya ke level realisme yang lebih tinggi dibandingkan game-game open-world yang selama ini kita kenal. Dari sekedar animasi menunggangi kuda di beragam kecepatan lari, menguliti beragam jenis hewan yang tentu saja punya ukuran yang berbeda-beda, hingga sekedar interaksi kecil lingkungan seperti terpaan angin yang menggoyangkan daun pepohonan atau lumpur yang melekat di tubuh Arthur saat ia bertarung di atas tanah yang basah. Hal-hal kecil ini terakumulasi untuk meracik sebuah game yang secara visual, memesona. Apalagi ada begitu banyak pemandangan fantastis yang bisa Anda nikmati lewat gunung, pohon, hingga air terjun yang Anda temukan.
Dunia yang ditawarkan Red Dead Redemption 2 memang jadi kekuatan tersendiri. Ketika mereka sesumbar soal ekosistem yang mereka persiapkan untuknya, ia berujung bukan omong kosong belaka. Dari beragam ukuran, sekecil sigung hingga sebesar beruang hitam, ancaman tidak hanya muncul sekedar dari serangan faksi lain yang tidak senang dengan Dutch Gang saja. Tidak hanya mamalia, Anda juga akan menemukan spesies lainnya dari burung, binatang amfibi, reptil, hingga ular berukuran raksasa sekalipun. Setiap dari mereka bisa Anda bunuh, kuliti, atau sekedar masak menjadi makanan. Varian yang sama juga terjadi di tanaman. Kerennya lagi? Binatang-binatang ini tidak statis.
Binatang nocturnal akan aktif di malam hari, bersuara dan melolong seperti seharusnya, menciptakan situasi yang cukup untuk membuat Anda was-was. Anda juga terkadang melihat binatang predator yang berburu mangsanya atau sekedar bertarung satu sama lain. Rockstar bahkan menyuntikkan animasi pertarungan antara dua rusa jantan dengan tanduk yang tersangkut untuk menciptakan sensasi dunia super realistis tersebut.
Tanpa kompromi, seperti yang selalu berhasil mereka tawarkan di semua game open-world yang mereka racik, kualitas voice acting untuk semua karakter yang ada pantas untuk diacungi jempol. Gilanya lagi, mengingat Anda bisa berinteraksi dengan hampir semua karakter NPC yang ada, setiap dari mereka punya respon audio tertentu walaupun terbatas. Sementara untuk karakter yang punya peran besar, antagonis ataupun protagonis, hadir dengan voice acting memesona. Kami jatuh cinta dengan fakta bahwa Dutch’s Gang sendiri bersifat multi-kultural hingga Anda bisa mendapatkan aksen-aksen Inggris berbeda di dalamnya, yang tentu saja dipresentasikan dengan baik. Dari Charles yang punya darah Indian, Hosea yang terdengar rentan dan bijaksana, hingga Sean – orang Irlandia yang doyan mabuk. Intonasi, pilihan kalimat, hingga dialog yang lahir terasa natural hingga cukup Anda merasa tengah menikmati sebuah film layar lebar.

Hal yang lebih fantastis lagi dari segi audio? Adalah bagaimana Rockstar juga menyuntikkan begitu banyak musik dan lagu di sini. Bagi yang mengalun di belakang layar untuk memperkuat sensasi sinematik di beberapa scene yang memang diracik dramatis, hingga sekedar lagu-lagu “hiburan” yang dinyanyikan oleh anggota Dutch’s Gang di camp ketika suasana pesta terjadi atau karena sekedar mabuk. Lagu-lagu tentang perang revolusi atau sekedar romansa menurut standar mereka mengalun indah. Namun seperti yang kami bicarakan sebelumnya, mengingat ia tidak pernah jadi konten yang “harus” dinikmati, apresiasi akan tumbuh sesuai dengan seberapa Anda tertarik untuk ikut bergabung bersama para NPC ini. Sementara untuk lagu latar belakang yang disuntik di adegan tertentu? Kuantitas dan kualitasnya tentu saja lebih baik dibandingkan sang seri pertama.
Maka dengan semua hal yang ia tawarkan di sini, maka sangat mudah untuk menyimpulkan bahwa presentasi yang ditawarkan oleh Red Dead Redemption 2 untuk urusan visual dan audio bukan hanya memesona, tetapi juga berdiri tinggi di atas standar banyak game, termasuk yang punya level AAA sekalipun. Detail yang ia usung di banyak hal kecil yang bisa saja dilewatkan oleh gamer begitu saja seolah menjadi testimoni soal kerja keras dan seberapa besar perhatian yang mereka curahkan untuk game open-world yang satu ini.
Hidup Seorang Koboi

Sebelum kita menjelajahi dalamnya konten yang membuat kami memilih sub-judul di atas, tentu lebih rasional untuk membicarakan aspek gameplay seperti apa yang ditawarkan oleh Red Dead Redemption 2 ini. Pada intinya, ia masih mengusung konsep game open-world yang selama ini Anda kenal. Dunia super luas ini akan menghadirkan beberapa ikon untuk memperlihatkan kepada Anda apa yang bisa Anda selesaikan atau lakukan untuk sekedar memperdalam cerita atau mendorong progress permainan itu sendiri. Ikon warna kuning berarti misi utama sementara ikon berwarna putih berarti misi sampingan. Semua ikon yang lain akan berhubungan jika tidak dengan aktivitas, akan berujung menjadi toko atau jasa tertentu yang bisa Anda akses.
Anda yang sudah sempat memainkan Red Dead Redemption pertama tidak akan merasa asing dengan intisari gameplay Red Dead Redemption 2 ini. Arthur Morgan berbagi keahlian dan kemampuan yang serupa dengan John Marston. Dengan sebagian besar perselisihan akan bisa diselesaikan dengan pertempuran senjata api, Anda akan disediakan beragam opsi persenjataan dari revolver yang klasik, repeater, sniper rifle, hingga shotgun yang akan dengan mudah memutilasi musuh Anda. Anda juga akan dibekali dengan kemampuan Dead Eye yang memungkinkan Anda melambatkan waktu, menetapkan target, dan kemudian membiarkan senjata pilihan untuk meletuskan peluru mereka. Seperti yang diprediksi, Dead Eye akan menjadi solusi untuk banyak situasi pelik yang Anda hadapi, terutama saat Anda harus bertempur di atas kuda atau kereta yang bergerak cepat.


Salah satu hal yang berubah adalah sistem bar yang kini lebih kompleks dibandingkan dengan seri pertamanya. Alih-alih sekedar garis, RDR 2 membagi elemen bertahan hidupnya Arthur ke dalam dua kategori besar: Cores dan Bars yang terbagi ke dalam tiga hal – Health, Stamina, dan Dead Eye itu sendiri. Cores yang merupakan logo di dalam lingkaran merepresentasikan kecepatan dan efektivitas regenerasi masing-masing elemen, sementara Bars adalah resource yang akan habis dan berkurang setiap kali Anda menggunakan masing-masing hal tersebut. Jika Cores habis, regenerasi berhenti, maka Bars pun tidak penuh dengan sendirinya dan akan berujung fatal untuk Anda. Jika Bars habis, selama Anda tidak mendorongnya lebih jauh dan membiarkan proses regenerasi berjalan, maka Anda akan baik-baik saja. Di luar Dead Eye, hal yang sama juga terjadi untuk kuda Anda.
Cukup memusingkan di awal permainan dan akan mulai Anda mengerti seiring dengan progress permainan berjalan, sistem ini juga mendorong Anda untuk secara aktif melakukan aktivitas sampingan bagi Arthur Morgan itu sendiri untuk mesimulasikan hidupnya sebagai seorang koboi yang manusiawi. Untuk memenuhi Cores misalnya, Anda bisa menggunakan rangkaian makanan dan minuman yang Anda temukan. Anda juga bisa memanfaatkan binatang yang baru Anda buru dan memasaknya di api unggun untuk memulihkannya. Atau Anda bisa beristirahat, memanfaatkan permandian di kota, atau sekedar membayar sedikit uang untuk memanfaatkan motel yang ada. Menjaga Cores dan Bars ini akan mendorong Anda meracik “hidup dan aktivitas normal” bagi seorang Arthur Morgan.


Sisanya tentu saja menyelesaikan misi sampingan dan utama yang ada. Namun ada satu elemen yang akan memainkan peran cukup penting di sini, yakni uang. Mengingat uang adalah pondasi cerita utama RDR 2 dan seringkali menjadi reward dari beberapa misi utama yang Anda selesaikan, Anda memang butuh resource yang satu ini untuk melakukan banyak hal, dari membeli dan mengupgrade senjata, membeli kuda terbaik di stable, memastikan jumlah peluru selalu terjaga, hingga akhirnya membayar Bounty kepala Anda sendiri agar hidup Anda lebih tenang dan tidak berujung terus diburu oleh para pemburu bayaran. Uang menjadi resource terbatas yang akan berakhir akan membuat Anda sibuk dengan beragam aktivitas yang lain.
Rockstar membuka begitu banyak opsi dan kebebasan bagi Anda untuk mendulang uang dan tentu saja, sembari menjadikannya sebagai ekstra kesibukan di luar sekedar menyelesaikan misi utama atau sampingan. Ada banyak hal yang bisa Anda lakukan, dari merampok wagon, membajak dan menjualnya, menangkap kuda liar dan membawanya ke stable terdekat, merampok toko apapun yang Anda temukan di kota, hingga merampok kereta yang melintasi begitu banyak kota. Ada opsi untuk menggunakan penutup muka yang bisa membantu Anda menyembunyikan identitas untuk sementara waktu hingga Anda tidak akan menuai bounty lebih tinggi. Namun ingat, jika Anda lupa menanggalkannya dan berjalan-jalan di kota dengan menggunakannya, Anda justru akan memicu kecurigaan dari warga sekitar. Memutuskan apakah Anda harus menempuh resiko untuk melakukan tindak kejahatan ini untuk ekstra uang adalah sebuah dilema yang harus Anda hadapi selama mencicipi RDR 2.


Karena di satu sisi, game ini juga memperkenalkan Moral System yang akan berpengaruh pada ending cerita seperti apa yang Anda dapatkan. Anda bisa bersikap sebagai seorang outlaw yang tidak menghargai hidup sama sekali, tetapi juga bisa berperan sebagai outlaw yang bersikap baik dan damai. Opsi tersebut selalu tersedia mengingat alih-alih membunuh misalnya, Anda bisa menggunakan tali lasso Anda untuk menangkap dan mengikat siapapun orang awam yang menghalangi aksi kejahatan Anda. Berita baiknya? Sistem ini sendiri cukup adil mengingat moral juga tidak akan berkurang jika Anda berujung meledakkan kepala orang lain yang memang pantas mati, seperti saat menyelamatkan NPC dari aksi perampokan atau pembunuhan oleh bandit, misalnya. Menentukan apakah pengurangan nilai moral pantas untuk apapun aksi rampok yang Anda lakukan atas nama uang juga tumbuh jadi dilema yang konsisten di RDR 2.
Pada akhirnya, ia memang terasa seperti sebuah game role-playing. Tidak hanya lewat sistem moral-nya saja, tetapi juga lewat sistem pilihan respon untuk beragam skenario yang ada. Yang tentu saja, akan menentukan nilai moral atau cerita seperti apa yang Anda dapatkan / lewatkan. Ada banyak momen genting dimana Anda harus memilih satu di antara dua opsi yang tersedia dan berujung memikul konsekuensi seperti apapun yang Anda tuai darinya. Tidak semua momen ini akan menghasilkan cabang cerita memang, namun setidaknya cukup untuk membangun “karakter” Arthur seperti apa yang ingin Anda racik. Sayangnya, banyak momen seperti ini berujung pada pilihan dengan posisi hitam – putih yang terlalu jelas, seperti saat Anda harus memilih antara uang atau menyelamatkan nyawa teman Anda, misalnya. Padahal RDR 2 punya potensi lebih kuat untuk menghadirkan cerita dan aksi – konsekuensi berkesan jika banyak dari pilihan tersebut berada di ranah abu-abu yang dilematis.


Sisanya? Anda bisa melakukan beragam aktivitas lain yang tidak ditentukan oleh ikon, misi utama, atau misi sampingan. Anda bisa memancing dan berusaha mendapatkan ikan-ikan legendaris, berburu binatang-binatang legendaris yang hanya hidup di lokasi tertentu, sekedar berburu binatang dan mencari kulit mereka untuk proses crafting atau sekedar mendapatkan ekstra uang, mencari kartu-kartu dari bungkus rokok atau tulang dinosaurus untuk karakter NPC tertentu, hingga mencari markas-markas besar bandit dan membersihkan kesemuanya. Selain kemampuan Dead Eye, Arthur Morgan juga dibekali dengan kemampuan bernama Eagle Eye yang memungkinkannya untuk melihat jejak hewan dan tumbuhan mana saja yang bisa digunakan untuk membuat Tonic atau pelengkap masakan.
Mengingat Anda berperan sebagai tangan kanan Dutch yang notabene membuat anggota gang yang lain berdiri di bawah tanggung jawab Anda, Anda juga harus berkontribusi untuk memastikan setiap dari mereka tetap hidup dengan layak, walaupun secara konsisten terus berada dalam pelarian. Di sinilah sistem baru RDR 2 – Camp bergerak. Pada intinya, Camp membutuhkan tiga buah resource untuk “bertahan hidup” – makanan, peluru, dan item penyembuh. Namun secara mengejutkan, ia tidak seperti yang Anda perkirakan. Kami berangkat dengan mengira bahwa Camp ini adalah “beban” dan kegagalan untuk menyediakan setiap resource ini akan membuat salah satu anggotanya tewas. Tetapi sayangnya, ia tidak sedalam itu.
Camp berakhir menjadi “penyedia” resource untuk Anda. Bahan makanan misalnya berkaitan dengan kemampuan apakah Pearson bisa memasak sup andalannya untuk anggota Camp yang lain. Tujuan utama sup ini sebenarnya adalah agar bisa Anda makan sebagai item penyembuh Cores dan Bars di luar sekedar beristirahat. Sistem peluru dan item penyembuh juga sama, karena bukan digunakan aktif oleh anggota Camp, ia akan lebih banyak berperan untuk menyediakan kedua buah resource tersebut untuk digunakan oleh Anda. Agak sedikit misleading di awal memang, namun Anda akan mengerti bahwa tidak ada satupun dari hal tersebut yang mendesak seiring dengan berjalannya permainan Anda.



Bersama dengan uang yang dikumpulkan oleh Arthur Morgan selama perjalanannya, ia juga bisa berkontribusi untuk menambah uang bersama untuk Camp. Uang tersebut bisa digunakan untuk menghadirkan fitur baru atau membuat Camp terasa lebih nyaman. Anda bisa mengupgrade “kamar” Arthur untuk menghadirkan sistem Fast Travel, menghadirkan ekstra dermaga untuk akses perahu kapapun Anda inginkan, membuat tempat pengerjaan kulit bagi Pearson untuk meracik item tertentu, hingga sekedar membuat tenda anggota tim yang lain lebih nyaman. Sejauh yang kami tahu dan kami cicipi, tidak ada konsekuensi super negatif yang bisa terjadi jika Anda “mengabaikan” Camp begitu saja. Hanya saja Anda tidak bisa menuai beragam keuntungan positif jika Anda kebetulan kembali dan beristirahat di sana.
Dari sisi gameplay, Red Dead Redemption 2 memang tidak banyak merevolusi apa yang sudah Anda kenal dari game open-world selama ini. Ia mengusung basis mekanik yang terasa familiar dengan game open-world kebanyakan, namun kini dengan dunia yang kaya. Lantas, apa yang sebenarnya membuatnya istimewa? Kata kuncinya – simulasi.










