Review Resident Evil 2 Remake: Mengembalikan Kengerian Zombie!
Desain Non-Linear

Mengingat ini adalah sebuah game “Remake”, Capcom punya kebebasan kreatif untuk menciptakan ulang dunia Resident Evil 2 yang selama ini kita kenal namun tetap memiliki peluang untuk menyuntikkan banyak hal baru untuk membuatnya terasa modern dan relevan. Hasilnya? Walaupun beberapa hal ikonik tetap dipertahankan, seperti desain muka RPD misalnya, mereka juga mengubah begitu banyak hal, dari membuat desain musuh seperti buaya raksasa yang harus dihadapi oleh Leon menjadi sesuatu yang lebih rasional, laba-laba menjadi monster gumpalan daging yang punya kaitan lebih kuat dengan G-Virus, hingga Licker yang kini hanya punya sensitivitas pada suara dan tidak cahaya.
Hal yang sama juga terjadi dengan puzzle yang harus Anda selesaikan. Berbeda dengan seri original yang sebagian dari mereka juga berkaitan dengan proses dorong-mendorong, puzzle di seri Remake ini punya desain yang berbeda dan tentu saja berkaitan dengan mekanik gameplay yang memang lebih modern. Efek positifnya? Tidak hanya menantang untuk gamer pendatang baru yang ingin menikmati sensasi Resident Evil yang seharusnya, ia juga memberikan ruang bagi gamer “veteran” Resident Evil 2 original untuk berhadapan dengan sesuatu yang baru dan berbeda. Semuanya dibangun di atas terrain yang terasa familiar tetapi juga berbeda di saat yang sama.


Salah satu hal yang paling fantastis dari Resident Evil 2 Remake, terutama saat Anda mengeksplorasi RPD adalah fakta bahwa ia dibangun di atas struktur yang non-linear. Bahwa tidak seperti seri sebelumnya dimana jelas bahwa dengan kunci yang Anda dapatkan, Anda harus mengarah kemana, Resident Evil 2 Remake memberikan ruang bagi Anda untuk mencari dan mengakses jalur Anda sendiri. Bahwa dengan kunci di tangan sekalipun, bukan berarti Anda hanya harus bergerak menuju ke pintu yang bisa dibuka dengannya (yang untungnya kini dijelaskan terang benderang lewat peta yang Anda temukan) saja. Anda tetap bisa melakukan atau mengakses wilayah lain terlebih dahulu dan kemudian kembali ke sana. Ada banyak objektif, ada banyak jalan, Anda sendirilah yang menentukan prioritas.
Karena bergantung pada jalan yang Anda pilih, Anda tentu akan berhadapan dengan situasi yang berbeda pula. Sebagai contoh? Jika Anda memprioritaskan untuk sekedar menemukan senjata berat sekelas Shotgun untuk Leon atau Grenade Launcher untuk Claire sebelum menjelajahi RPD dengan lebih mendalam untuk mengakses dan menemukan tiga buah Medallion yang diperlukan, maka resistensi Anda terhadap ancaman yang mungkin muncul, dari sekedar zombie hingga monster sekelas Licker tentu akan lebih kuat. Perjalanan Anda menjadi lebih mudah tetapi ini berarti juga Anda akan secara konsisten menempatkan dua buah ruang – senjata dan peluru untuk terus memenuhi inventory Anda yang terbatas. Ada beberapa kesempatan untuk memperluas besar inventory Anda juga lewat item spesifik jika Anda memang cukup rajin untuk mengeksplorasi vault, safe, ataupun puzzle yang Anda temukan. Residenet Evil 2 Remake menawarkan konsep tersebut.


Begitu terbukanya desain level yang ia tawarkan hingga ia sendiri tidak akan “mengharuskan” Anda untuk mempersiapkan diri Anda melewati semua ancaman yang ada. Jika Anda tidak telaten, Anda bisa melewatkan Shotgun yang notabene efektif membunuh banyak zombie secara permanen. Jika Anda tidak cukup cermat untuk memeriksa ruang dan memecahkan puzzle yang ada, Anda bisa melewatkan senjata berat sekelas Magnum atau Machine Gun yang notabene efektif untuk menghancurkan banyak hal. Anda juga bisa melewatkan senjata seperti Flamethrower jika Anda tidak hati-hati. Capcom tidak akan “memanjakan” Anda dan memastikan bahwa semua hal yang perlu Anda persiapkan akan tersedia atau pasti akan Anda dapatkan. Desain level yang ada akan meminta Anda untuk mencarinya sendiri atau tewas penuh rasa panik ketika menemukan bahwa Anda benar-benar tidak mempersiapkan diri dengan baik ketika momen penting itu tiba.
Desain seperti ini juga diaplikasikan pada jenis pintu dan beragam cara untuk membuka mereka. Walaupun beberapa dipastikan akan mengikuti cerita dan mau tidak mau harus terbuka jika Anda ingin mendorong progress cerita yang ada, namun tidak sedikit pula yang berada dalam posisi “tidak harus”. Padahal pintu-pintu ini, yang terkadang terikat pada kunci tertentu, bisa berujung memberikan resource hingga senjata ekstra. Untungnya, Capcom juga menyuntikkan sistem notifikasi untuk memberikan informasi soal kunci-kunci mana saja yang tidak akan lagi terpakai, hingga bisa Anda buang tanpa rasa cemas untuk mengosongkan inventory yang ada. Tetapi apakah setiap kunci ini pasti akan Anda temukan di playthrough Anda? Sekali lagi, tidak.

Untuk urusan yang satu ini, Capcom memang pantas untuk dipuji. Kemampuan mereka untuk menawarkan beberapa hal baru dan berbeda di seri Remake ini sembari mempertahankan desain terrain ikonik dari seri originalnya menghasilkan kombinasi rasa nostalgia yang familiar sekaligus baru dan menyegarkan di saat yang sama. Semuanya dikombinasikan dengan desain level non-linear yang menawarkan sedikit kebebasan kepada Anda untuk memilih pergerakan Anda sendiri dan hal mana yang ingin Anda prioritaskan.
Leon atau Claire

Ekstra pujian yang pantas diarahkan pada komitmen Capcom untuk mempertahankan cita rasa lawas Resident Evil 2 Remake adalah tetap mempertahankan beragam konten bonus, achievement, dan juga desain permainan seperti halnya seri originalnya. Bonus senjata dengan peluru tak terbatas misalnya tetap bergantung pada seberapa cepat Anda menyelesaikan skenario tertentu sembari menimalisir jumlah Save. Ada juga tingkat kesulitan “Hardcore” untuk mereka yang menginginkan tantangan ekstra lewat zombie yang lebih mematikan dan tentu saja mode Hunk dan Tofu yang ikut kembali dengan visualisasi modern.
Salah satu mekanik khas Resident Evil 2 Remake yang kembali adalah dua skenario yang bisa Anda pilih dari awal – antara memerankan Leon atau Claire. Keduanya dibuka dengan scene yang sama dimana Anda saling bertemu di tempat pengisian bensin dan berujung terjebak di Raccoon City. Capcom memastikan bahwa keduanya tidak sekedar berbeda dari penampilan luar saja, tetapi juga garis cerita dan tentu saja, tantangan yang berbeda.


Walaupun terlihat memiliki animasi gerak yang serupa satu sama lain, Leon dan Claire diposisikan sebagai dua karakter berbeda dengan tantangan yang berbeda pula. Leon diposisikan sebagai karakter yang secara fisik lebih reliable. Satu gigitan zombie atau serangan Licker misalnya, di mode Standard, masih menyisakan Leon dengan status Caution yang tidak perlu disembuhkan dengan segera. Serangan yang sama akan membuat Claire langsung jatuh sekarat. Namun di sisi lain, ada kompensasi untuk perbedaan tersebut. Claire akan langsung disajikan senjata yang jika dibandingkan dengan senjata milik Leon, lebih efektif dan kuat untuk mengatasi beragam ancaman yang ada. Efekivitas senjata ini juga membuatnya secara resource, terutama dari sisi peluru, jauh lebih bersahabat daripada Leon.


Keduanya juga akan berbagi jalur cerita dan karakter pendukung yang berbeda pula, dimana ia menawarkan sesuatu yang baru dan berbeda jika Anda tertarik untuk menjajalnya lebih jauh, menjustifikasi waktu permainan per skenario yang memang terhitung pendek jika Anda sudah menguasainya. Leon akan ditemani Ada yang kini dipersenjatai dengan kemampuan hacking dengan peluru terbatas, sementara Claire harus melindungi Sherry Birkin yang akan punya level stealth-nya sendiri di dalam sebuah panti asuhan menyeramkan. Leon akan bertarung dan berusaha lari dari buaya raksasa, sementara Claire punya pertempuran boss terakhir dengan menggunakan sebuah mini-gun. Keduanya menawarkan cerita yang nyaris serupa, namun berbeda dari jalur cerita yang ada.
Setelah menyelesaikan masing-masing dari mereka, Anda akan bertemu dengan skenario “B” untuk masing-masing karakter lengkap dengan beragam unlockables jika Anda berhasil mencapai prestasi tertentu. Skenario B menjadi skenario alternatif dimana Anda kembali berperan sebagai Leon ataupun Claire, namun dalam kondisi yang berbeda. Skenario B akan menuntut Anda untuk menghapus apa yang Anda tahu dari skenario A. Penempatan item kini berbeda, lengkap dengan solusi puzzle dan seberapa cepat Anda bertemu dengan musuh tertentu. Memainkan skenario B dengan Leon misalnya akan membuat Anda bertemu dengan Mr. X di 30 menit pertama, yang notabene jauh lebih cepat daripada skenario A. Menyelesaikan skenario A dan B untuk kedua karakter akan membuka true ending melawan boss yang seharusnya.


Apresiasi ekstra tentu pantas diarahkan kepada Capcom untuk tetap mempertahankan format Resident Evil 2 original ini di versi Remake alih-alih menjualnya sebagai konten DLC ala banyak publisher / developer “serakah” saat ini. Selalu menyenangkan melihat ada begitu banyak unlockables dan konten ekstra tambahan yang bisa Anda akses dengan sekedar berjuang keras menyelesaikan sebuah game dengan syarat tertentu alih-alih menyerahkan segala sesuatunya pada kebutuhan untuk menggelontorkan sejumlah uang untuk membelinya. Ini adalah sebuah keputusan yang tepat dari Capcom.