Review Days Gone: Kontras Keindahan dan Kematian!
Days Gone adalah judul game yang memang terhitung “unik” untuk sebuah game eksklusif Playstation 4. Karena berbeda dengan produk lain yang punya hype super tinggi dengan pembicaraan konsisten soal antisipasi, ia terasa seperti judul yang mudah tenggelam dan menyepi. Sempat ditunda beberapa kali karena alasan yang cukup lugas di kala itu, Days Gone gagal terlihat istimewa. Pelan tapi pasti, semua trailer baru yang dilepas ke pasaran mengindikasikan sebuah game action dengan formula yang sudah begitu awam, dengan satu-satunya elemen “penyelamat” sepertinya akan terletak pada sisi cerita. Media preview yang sempat kami jajal di bulan Februari 2019 silam juga menyiratkan kesan yang sama. Namun, pada akhirnya, kami berujung dikejutkan.
Anda yang sudah membaca artikel preview kami sebelumnya sepertinya sudah memiliki gambaran soal apa yang ditawarkan oleh Days Gone ini. Bahwa berbeda dengan demo E3 2018 dan Media Preview yang kami jajal, sang studio – Sony Bend berhasil menyelesaikan beberapa masalah pelik – terutama dari sisi penggunaan senjata api yang tidak memuaskan. Dengan menghadirkan sistem impact lebih baik yang memicu reaksi musuh yang terkena tembakan, Freakers ataupun manusia biasa, Days Gone berujung menawarkan pengalaman bermain lebih baik. Memang masih ditemukan beberapa masalah teknis yang akan kami bicarakan nanti, namun dipadukan dengan musik, cerita, dan presentasi visual mengagumkan, sulit untuk tidak jatuh hati padanya.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Days Gone ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah game yang menawarkan kontras keindahan dan kematian? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Cerita Days Gone langsung membawa Anda pada sebuah pandemik global yang mengubah manusia yang beradab dan penuh pertimbangan moral, kini berubah menjadi “binatang” yang kini sekedar ingin memuaskan rasa dahaga dan lapar mereka.
Di tengah kekacauan yang terjadi inilah, karakter protagonis utama – Deacon St. John aka Deek dan sahabatnya – Boozer, berusaha untuk menyelamatkan diri dan Sarah, istri dari Deacon sendiri. Satu-satunya solusi di kala itu hanyalah proses evakuasi menggunakan helikopter milik NERO – National Emergency Response Organization yang kebetulan berusaha menyelamatkan sebanyak mungkin orang. Namun jumlah daya tampung yang di kala itu terbatas akhirnya membuat hanya Sarah yang ikut terbang. Sementara Deacon memutuskan untuk tetap tinggal bersama Boozer yang di kala itu juga terluka.
Namun sayangnya, cerita ini tidak berakhir seindah yang dibayangkan. Dua tahun setelahnya, justru Deacon dan Boozer yang berhasil selamat dari gempuran para monster yang disebut Freakers tersebut. Keinginan untuk bertemu lagi dengan Sarah harus kandas setelah mereka menemukan bahwa camp evakuasi dimana helikopter penyelamat tersebut seharusnya mendarat, berujung hancur dan luluh lantak karena serangan para Freakers. Deacon harus menerima sebuah kenyataan pahit bahwa belahan hatinya – Sarah, direnggut darinya. Berusaha melanjutkan hidup dengan beban yang begitu berat, Deacon berperan sebagai Drifter – Bounty Hunter yang berusaha mengatasi masalah para survivor di beragam camp, tentu saja dengan reward yang sepadan.
Secara mengejutkan, sesuatu yang tidak pernah diprediksikan Deacon tiba-tiba terjadi. Penasaran dengan sebuah helikopter NERO yang hilir mudik untuk mempelajari Freakers, Deacon menemukan bahwa sosok bernama O’Brian ternyata masih hidup. O’Brian merupakan petugas NERO yang sempat ia todong dua tahun lalu untuk membiarkan Sarah menempati helikopter evakuasi milik mereka. Jika O’Brian yang notabene menempati helikopter yang sama ternyata masih hidup, bukankah ini berarti terbuka kemungkinan bahwa Sarah juga memiliki nasib yang sama? Berangkat dari deduksi seperti inilah, Deacon menempuh sebuah misi personal yang baru – mencari tahu nasib Sarah yang sebenarnya. Sebuah perjalanan yang tentu saja tidak akan mudah, apalagi mengingat organisasi NERO yang begitu misterius dan penuh rahasia.
Di sisi lain, perannya sebagai seorang Drifter yang membantu beberapa camp yang ada juga terus menghasilkan tantangan baru yang selayaknya, harus diatasi. Semuanya diperburuk dengan kondisi Boozer – yang dalam pertemuan terakhirnya dengan kelompok fanatik Rippers – membuatnya jatuh dalam kondisi kesehatan yang buruk. Di tengah stok obat-obatan yang terbatas, Deacon kini juga harus mencari solusi terbaik untuk menyelamatkan sahabatnya ini.
Lantas, tantangan seperti apa yang harus dilalui oileh Deacon? Bagaimana nasib Sarah yang sebenarnya? Mampukah Deacon menyelamatkan Boozer? Misi rahasia apa yang sebenarnya diemban oleh NERO yang terus hilir mudik? Anda tentu saja harus memainkan Days Gone ini untuk mendapatkan jawaban atas misteri-misteri tersebut.