Review Earth Defense Force – Iron Rain: Selangkah Lebih Maju!
Senjata yang Kurang Memuaskan

Jika ada satu hal yang harus kami keluhkan dan sayangkan dari EDF: Iron Rain adalah varian senjata yang tidak lagi “semenarik” Earth Defense Force 5. Walaupun kami sendiri tidak tahu apakah jatuhnya senjata-senjata ini terjadi secara acak atau muncul sebagai reward spesifik dari setiap misi yang muncul, namun variasi yang ditawarkan tidak lagi berakhir segila seri sebelumnya. Kami memang baru memasuki chapter 50, dan sejauh mata memandang, tidak ada senjata dengan ragam efek super destruktif yang di EDF 5 misalnya, biasanya sudah tersedia sejak awal-awal pertempuran.
Berbeda dengan seri sebelumnya yang sekedar menjatuhkan senjata-senjata ini dan membiarkan Anda menggunakannya, EDF: Iron Rain menuntut sebuah resource spesifik. Untuk membuka senjata yang dibagi ke dalam beragam kategori dan kualitas ini, Anda harus membayar sejumlah uang – yang tentu saja didapatkan sebagai reward untuk setiap misi yang berhasil Anda selesaikan. Tidak hanya itu saja, Anda juga butuh mempersiapkan Energy Gems yang sesuai. Akan ada tiga jenis Energy Gems yang dibedakan menjadi tiga warna berbeda: merah, kuning, dan biru yang masing-masing akan jatuh dari musuh spesifik. Membuka senjata baru akan menuntut Anda untuk mengorbankan resource yang memang dibutuhkan.


Masalahnya, seperti yang kami bicarakan di atas, senjata yang sejauh ini diperlihatkan EDF: Iron Rain memang tidak bisa dibilang menarik. Ketika pengalaman bermain EDF 5 kami langsung disambut dengan Rocket Launcher yang langsung bisa menembakkan belasan rudal pengejar yang mematikan hingga yang bergerak lebih lambat namun menghasilkan efek sekelas nuklir, EDF: Iron Rain justru mendorong konsep senjata yang lebih realistis. Bahwa alih-alih bersenang-senang dan mengambil senjata yang menurut Anda paling gila dan asyik untuk digunakan, Anda mulai harus mempertimbangkan banyak hal untuk memastikan senjata-senjata ini justru tidak berakhir menjadi “beban”. Karena sebagian besar dari mereka kini hadir dengan sistem kelebihan – kelemahan yang harus Anda pertimbangkan terlebih dahulu.
Ada beberapa contoh, seperti sebuah Assault Rifle yang kini disematkan sebuah konsep RNG yang memungkinkan 5% dari semua peluru yang Anda muntahkan akan menghasilkan damage 300. Sementara jika tidak, sebuah peluru dari Assault Rifle ini “hanya” akan menghasilkan damage 40 saja, atau jauh di bawah rata-rata senjata di kelas yang sama. Anda harus mempertimbangkan apakah “berjudi” dengan 5% ini memang pantas atau tidak, sekaligus memperhatikan kecepatan reload yang tentu saja akan berpengaruh pada efektivitas kinerja di lapangan. Atau di kasus lain sebuah senjata penembak laser dengan damage super besar yang ternyata, hanya memuat 1 magazine sekali pakai saja. Ini berarti, tidak ada kesempatan untuk terus menggunakannya sepanjang misi pertempuran.
EDF: Iron Rain membuat sistem pilih senjata ini lebih kompleks daripada sekedar “menentukan senjata yang tepat di situasi yang tepat” khas EDF di masa lalu, yang uniknya memberikan celah untuk menggila dan bersenang-senang. Di Iron Rain, konsep seperti ini memang memberikan satu ekstra lapisan strategi di atas tingkat kesulitan yang lebih tinggi, tetapi di sisi lain, terasa “merampok” salah satu konsep yang membuat franchise ini begitu menyenangkan di masa lalu. Pelan tapi pasti, seiring dengan progress permainan yang ada, kami mulai merindukan kehadiran misil-misil super gila EDF 5, yang dulunya selalu menghasilkan senyuman setiap kali ditembak. Anda bisa melihat adaptasi mekanik seperti ini sebagai kelebihan, namun sayangnya bagi kami, apalagi dengan sistem rag doll super menyebalkan yang sempat kami bicarakan sebelumnya, justru terasa merebut rasa bersenang-senang tanpa mikir EDF yang seharusnya.


EDF: Iron Rain sebenarnya punya mekanik lain yang bisa disebut sebagai “Subsitusi” dari konsep bersenang-senang tanpa mikir ini, yakni Gadget. Bahwa tidak lagi sekedar mengandalkan senjata yang Anda bawa, Anda juga bisa menyertakan gadget / item-item dalam kapasitas tertentu untuk digunakan dalam pertempuran. Gadget yang punya ragam fungsi ofensif dan defensif ini bisa berujung dari item healing, turret otomatis yang menembak musuh apapun yang mendekat, hingga kendaraan tank super berat yang tentu membuat Anda tampil lebih mengancam. Namun lagi-lagi, sang developer – Yuke terkesan berusaha membuat game ini tampil “terlalu serius”.
Karena alih-alih mendorong Anda untuk memanfaatkan ragam gadget super keren yang harus dibuka dengan resource tertentu ala senjata ini, sistem yang diusung EDF: Iron Rain justru mendorong Anda menghindari penggunaannya. Untuk setiap gadget yang Anda bawa dan aktifkan di pertempuran, Anda akan mendapatkan “penalti” yang berakhir mengurangi jumlah uang yang Anda dapatkan setiap kali pertempuran selesai. Dengan sistem penalti seperti ini, tentu rasional bagi gamer, termasuk kami, untuk menghindarinya dan menjadikannya sebagai “solusi terakhir” ketika situasi memang super genting. Hasilnya, mekanik yang seharusnya membuat pertempuran jadi lebih seru ini, justru jadi momok.
Padahal, jika EDF: Iron Rain mencabut sistem penalti ini dan membuat tantangan menggunakannya hanya sekedar soal menabung resource saat pertama kali membukanya, gadget ini akan berkontribusi menjadi salah satu sistem terbaik Iron Rain yang bisa digunakan untuk bersenang-senang. Mereka juga bisa menyuntikkan sistem balance dengan membuatnya tampil dengan sistem cooldown ala skill di game RPG, misalnya. Membayangkan Anda selalu bisa memanggil tank untuk bertempur melawan monster raksasa yang ada, baik di udara ataupun darat tentu saja siap membuat Iron Rain terasa menegangkan dan super seru di saat yang sama. Sayangnya, Yuke justru mengaitkannya dengan kata “hukuman”, yang secara psikologis, justru menghasilkan asosiasi “Positive Punishment” di sana.

Harus diakui kami harus kecewa akan banyak hal terkait senjata dan gadget yang disuntikkan Yuke di EDF: Iron Rain ini. Karena alih-alih mempertahankan sistem bersenang-senang tanpa mikir yang kami sukai di EDF 5, hal baru yang mereka suntikkan justru menambahkan lapisan kompleks yang di mata kami pribadi, tidak seharusnya ada. Ini adalah game soal berburu dan menembak serangga raksasa yang membuat Anda merasa seperti seorang superhero, bukan sebuah simulasi pertempuran dimana Anda harus mempertimbangkan banyak hal, termasuk waktu reload misalnya. Kami melihatnya sebagai perubahan yang mengecewakan. Satu-satunya “penyelamat” hanyalah hadirnya senjata pedang dengan efek sabetan sebagai serangan range yang memuaskan saat digunakan.
Kesimpulan

Sensasi familiar dengan bentuk yang baru, kalimat yang satu ini sepertinya tepat untuk menjelaskan apa yang berusaha ditawarkan oleh D3 Publisher dengan Earth Defense Force: Iron Rain ini. Menawarkan seri ini kepada Yuke dan bukan lagi Sandlot seperti seri-seri sebelumnya, memang menghadirkan sesuatu yang baru dan berbeda. Dari sisi visual, ia akhirnya masuk ke ranah yang lebih modern dengan ragam efek yang akhirnya bisa membuat mata Anda termanjakan. Gameplay yang lugas dengan meminta Anda menghabisi semua monster raksasa yang Anda temui juga tetap seru dan menyenangkan, apalagi dengan kelas keren seperti Heavy Striker dan Prowl Rider yang unik. Namun sayangnya, beberapa perubahan desain yang lain justru terasa seperti bumerang.
Ada beberapa mekanik “kompleks” yang berusaha dijajal oleh Yuke dan justru berakhir mengurangi kesenangan mencicipi EDF: Iron Rain ini. Salah satu masalah terbesar tentu saja sistem rag doll yang terus muncul ketika Anda gagal menghindari serangan musuh, yang kini diperkuat dengan serangan range dan melee yang lebih mematikan. Karakter yang terus terjatuh, menunggu sebelum bangkit kembali (apalagi jika Anda menjadi Heavy Striker), dan terus berulang akan menghasilkan rasa frustrasi tersendiri. Apalagi kondisi ini juga terjadi di fase Overdrive, yang secara rasional, seharusnya mampu mencegahnya. Desain senjata yang tidak lagi segila seri sebelumnya juga menjadi catatan, di luar sistem ganti equipment lebih kompleks yang justru terasa merebut paksa “kesenangan tanpa berpikir” yang kami dapatkan di seri sebelumnya.
Terlepas dari visualisasinya yang lebih memukau, tidak sulit rasanya bagi kami untuk mengaku bahwa kami lebih menyukai Earth Defense Force 5 – seri sebelumnya karena konsep yang lebih lugas dan implementasi sistem yang didorong untuk satu tujuan yang jelas – bersenang-senang. Namun bukan berarti kami menyebut EDF: Iron Rain ini jelek. Sebagai seri EDF pertama mereka, Yuke sepertinya memahami apa yang bisa mereka eksplorasi dengan game yang satu ini. Walaupun tidak kesemuanya berhasil, namun perubahan yang mereka tawarkan harus diakui menyisakan sedikit rasa segar dan berbeda di atas sensasi familiar yang ada.
Kelebihan

- Visualisasi terasa lebih modern
- Heavy Striker dan Prowl Rider terasa unik
- Desain Kaiju yang tetap mengagumkan
- Tingkat kesulitan lebih tinggi membuat Anda harus lebih hati-hati
- Cut-scene lebih sinematik
Kekurangan

- Sistem rag doll yang ingin membuat kami berteriak
- Variasi senjata tidak lagi terasa menarik
- Sistem equipment senjata / gadget terlalu “serius”
- Sistem penggunaan gadget / item yang justru diikuti penalti
- Tidak ada lagi efek mutilasi di musuh organik
Cocok untuk gamer: penggemar seri Earth Defense Force di masa lalu, ingin berburu Kaiju
Tidak cocok untuk gamer: yang mengharapkan level kesederhanaan ala seri sebelumnya, menginginkan game dengan cerita yang kuat