Review My Friend Pedro: Keren Tapi Cepat Basi!
Atmosfer dan Musik

Jika harus berbicara soal sisi presentasi, setidaknya dari versi PC yang kami jajal, My Friend Pedro memang tidak bisa disebut sebagai proyek yang pantas untuk dipuja-puji karena kualitas visualisasinya. Dibandingkan dengan versi flash game di tahun 2014-nya, versi lebih modern ini tentu tampil lebih baik. Sang karakter utama datang dengan desain yang terasa lebih cocok dengan atmosfer dunia My Friend Pedro yang di beberapa titik, memang super absurd. Semuanya dikombinasikan dengan efek tembakan dan ledakan, yang sekali lagi memang tidak istimewa, namun merupakan peningkatan dari versi lawasnya. Setidaknya kali ini, ia terasa seperti sebuah game indie berkualitas yang bisa Anda antisipasi dari nama sekelas Devolver Digital.
Dengan ritme pertempuran senjata api yang lumayan cepat, sang developer – DeadToast juga terhitung berhasil untuk menyuntikkan user-interface yang minim, tetapi di sisi lain memastikan bahwa semua informasi yang Anda butuhkan memang bisa Anda lihat jelas sekilas pandang. Mengingat ada beberapa area yang memuat puzzle di dalamnya, solusinya biasanya terlihat jelas di satu layar yang sama, selama Anda menaruh perhatian ekstra.


Sejauh kami mencicipinya, tidak pernah ada rasa frustrasi yang muncul karena kesalahan di sisi desain. Tidak ada musuh tidak terlihat yang menyerang Anda secara tidak adil dari layar yang bahkan belum Anda masuki, tidak ada puzzle yang tidak punya solusi jelas dengan sedikit observasi, dan pada akhirnya sistem senjata yang punya aturan jelas – berapa banyak peluru untuk satu musuh dan manuver-manuver seperti apa saja yang bisa Anda lakukan untuk gaya terbaik. My Friend Pedro punya peraturan yang jelas dan bisa diandalkan di dunianya.
Namun ada satu hal yang membuat kami jatuh hati. Seperti tengah menikmati situasi pertempuran yang intens di film action seperti John Wick sembari mengingatkan Anda pada charm yang ditawarkan oleh Hotline Miami, pengalaman terbaik My Friend Pedro justru datang dari dentuman musik tekno yang akan terus menemani Anda di sepanjang perjalanan. Pilihan musik ini berhasil memperkuat atmosfer aksi yang ada, membuat setiap gerak lambat yang Anda eksekusi berakhir lebih dramatis dari yang seharusnya. Pilihan musik seperti ini juga secara otomatis membuat karakter utama Anda sendiri, yang diperkuat dengan desain modern, kini terlihat lebih “anak muda”. Dikombinasikan dengan aksi parkour dan tembak-tembakan dual-handed, aspek ini menjadi primadona yang memuat My Friend Pedro semakin memesona.
Keren Tapi Cepat Basi

Dari sisi gameplay, My Friend Pedro bisa dibilang sebagai game action 2.5D yang sederhana. Hadir dengan model tiga dimensi namun struktur level dua dimensi, Anda “hanya” harus bergerak dari kiri ke kanan di sebagian besar level yang strukturnya dibagi ke dalam beberapa bagian. Di sepanjang perjalanan Anda akan bertemu dengan musuh yang akan berusaha membunuh Anda dengan beragam senjata berbeda, yang tentu saja bisa Anda habisi dengan senjata yang Anda dapatkan. Beberapa alternatif tersedia, dari shotgun hingga dual-handed SMG dengan efek yang berbeda. Sisanya? Bersenang-senang.
Membunuh dengan gaya adalah intisari dari My Friend Pedro. Ia akan dibekali dengan setidaknya empat buah kemampuan untuk memfasilitasi hal tersebut. Pertama, tentu saja bullet-time. Hadir sebagai sebuah resource yang akan beregenerasi cukup cepat setelah digunakan, seperti sistem bullet-time di Max Payne atau Matrix, ia akan membuat waktu menjadi lambat. Ini berarti kesempatan bagi Anda untuk bergerak lebih cepat, bermanuver, dan juga menghindari peluru lawan di saat yang sama. Mengingat gerak musuh tidak bisa mengimbangi Anda, kekuatan bullet-time ini bisa disimpulkan sebagai kekuatan terkuat Anda yang bisa mengatasi hampir semua jenis masalah di My Friend Pedro.


Kekuatan kedua adalah parkour. Tidak hanya sekedar bisa menembak lurus layaknya game action pada umumnya, sang karakter utama yang Anda kendalikan juga bisa melakukan serangkaian gerakan Parkour yang membuat Anda ingat pada film-film aksi Hollywood atau Hongkong masa lampau. Melompat dan mendorong tubuh ke depan sembari menembak ke depan, melompati dinding dalam gerak lambat untuk bergerak ke tempat lebih tinggi, hingga kesempatan untuk menendang objek ke arah musuh untuk membunuh mereka secara instan atau membuatnya jadi “senjata” baru juga bisa jadi solusi.
Kekuatan ketiga, tentu saja dual-handed weapon. Dengan peluru yang sistemnya masih terbatas dan butuh Anda kumpulkan dari mayat yang jatuh, kesempatan untuk menggunakan senjata api di masing-masing tangan Anda akan jadi solusi untuk masalah kuantitas musuh yang akan menyerang Anda dari beragam posisi. Untungnya ada sistem lock-down, dimana Anda bisa mengunci kemana arah satu senjata Anda mengarah dan tangan lain bergerak ke arah lain, untuk mengatasi ancaman dari dua sisi berbeda sekaligus. Ini akan jadi solusi yang mumpuni untuk mengatasi begitu banyak jenis musuh yang Anda temui. Tentu saja, jika kedua senjata ini mengarah ke 1 target yang sama, ia juga akan jauh lebih mudah terbunuh.


Kemampuan keempat yang akan membantu Anda selamat terletak pada kemampuan spinning yang bisa disimpulkan sebagai gerakan evade dan tidak lebih. Tanpa sistem cooldown dan dihitung sebagai gerakan standar yang bisa Anda akses tanpa masalah, perputaran karakter utama ini akan membuatnya menghindari sebagian besar peluru yang mengarah padanya sembari memicu sekuens keren ala film action. Kerennya lagi? Anda juga bisa menembakkan senjata Anda pada saat mengeksekusi gerakan ini, namun seperti yang bisa diprediksi, akan berakhir dengan arah tembakan sporadis yang tidak bisa diprediksi.
Dengan kombinasi empat “kekuatan” utama ini, My Friend Pedro akan membawa Anda pada perjalanan game action yang bisa Anda prediksi. Ada usaha untuk membuatnya terasa tidak monoton memang. Ada sesi dimana Anda akan terlibat dalam aksi yang berbeda, seperti saat Anda mengendarai motor dan berusaha menghabisi musuh yang mengejar Anda. Elemen-elemen juga terus ditambahkan seiring dengan progress yang Anda capai, seperti puzzle yang menuntut Anda harus mengatur tutup buka lever untuk akses pintu, menggunakan skateboard untuk navigasi lebih cepat sembari menggunakan bullet-time yang keren, hingga menggunakan panci yang bisa Anda tendang bebas sebagai pantulan untuk peluru yang Anda tembakkan demi menghabisi musuh-musuh yang berada di posisi lebih menguntungkan. Ada variasi yang ditambahkan seiring dengan progress level.


My Friend Pedro bukanlah game yang panjang. Anda bisa menyelesaikan ceritanya hanya dalam beberapa jam saja. Namun ada alasan mengapa kami memilih judul di atas. Di awal permainan, menikmati semua kekuatan dan gaya bertempur berbasis bullet-time-nya memang terasa super keren terlepas dari gerakan yang mungkin terlihat sedikit kaku apalagi saat Anda menggunakan dual-handed. Namun memasuki fase setelah 1 jam, ia harus diakui mulai terasa repetitif. Semuanya terjadi terlepas dari usaha untuk menambahkan elemen baru seperti puzzle dan objek baru yang bisa digunakan oleh sang karakter utama.
Kami sendiri cukup bingung mengapa sensasi tersebut terjadi, di sebuah game yang sudah terhitung begitu pendek. Ada dua prediksi yang mungkin membuat judul di atas kami pilih. Pertama, dengan sisi cerita yang tidak kuat, pelan tapi pasti motivasi untuk bergerak melewati level yang pada akhirnya terasa serupa satu sama lain mulai mengendur. My Friend Pedro berujung menjadi game penuh aksi yang terasa tidak punya substansi yang jelas. Sekedar “aksi keren” tidak cukup untuk mengikat Anda di kursi dan terus berhadapan dengan game yang pelan tapi pasti, levelnya mulai terasa mirip satu sama lain. Alasan kedua? Variasi musuh. Dengan tidak adanya tantangan yang menarik selain pertarungan boss yang unik, musuh juga terasa repetitif terlepas dari senjata ataupun desain yang mereka usung. My Friend Pedro butuh lebih banyak varian musuh yang butuh strategi khusus untuk ditundukkan, terutama yang menyangkut kekuatan bullet-time atau manuver parkour yang ada. Absennya konsep seperti ini membuat semua musuh terasa sama saja.


Maka kombinasi kedua hal ini, setidaknya di pengalaman yang kami rasakan, membuat My Friend Pedro yang sebenarnya sudah memiliki waktu gameplay yang pendek justru berakhir “semakin pendek” karena daya tariknya yang begitu mudah terasa usang karena sensasi repetitif yang ada. Kehadiran banyak tambahan elemen, dari puzzle hingga sisi aksi yang ada tidak memberikan daya tarik tambahan yang esensial. Ia mulai terasa seperti game yang keren di awal, namun terasa basi begitu cepat.
Satu-satunya jenis gamer yang tertarik dengan konten sederhana dan repetitif My Friend Pedro mungkin mereka yang tertarik pada sistem score yang akan ditawarkan di setiap level yang Anda selesaikan. Semakin efektif pola bunuh Anda, semakin banyak gaya yang Anda lontarkan, semakin banyak chain yang Anda lahirkan, semakin pula tinggi skor Anda. Anda bisa membandingkan skor ini dengan leaderboard dalam skala global untuk melihat apa yang berhasil Anda capai atau sekedar mengejar nilai tertinggi yang bisa didapatkan. Kami sesungguhnya, bukan tipe gamer yang punya motivasi seperti ini. Oleh karena itu, level “keberatan” dan “rasa basi” yang Anda rasakan bisa berbeda dengan apa yang kami rasakan.