Review I Love You, Colonel Sanders! A Finger Lickin’ Good Dating Simulator: Cinta dalam 11 Bumbu Rahasia!
Presentasi yang Sebenarnya Menawan

Untuk sebuah game yang ditawarkan secara cuma-cuma, Anda mungkin mengira bahwa KFC Sim ini akan berakhir dicitrakan sebagai game setengah hati yang sulit untuk dinikmati. Namun secara mengejutkan, Psyop harus diakui melakukan tugas yang sangat baik untuk sisi presentasi yang ada. Ada banyak hal yang membuat game ini terasa seperti dating sim yang serius, dari desain karakter memesona, humor yang efektif, hingga musik yang dipilih,.
Lihat saja apa yang berhasil mereka lakukan dengan Aeshleigh, saingan utama Anda yang hadir dengan pakaian koki yang terlihat seksi, dengan gigi taring klise karakter anime yang menjalankan tugasnya dengan baik – sebagai karakter nemesis yang memang menyebalkan sekaligus ikon yang membuat Anda termanjakan. Psyop juga melakukan hal serupa yang fantastis dengan Colonel Sanders yang desain barunya langsung berhasil menciptakan ragam meme viral dan diskusi dunia maya yang memang dikejar oleh KFC itu sendiri. Satu-satunya desain karakter yang tidak kami sukai hanyalah Van Van, yang sayangnya, tidak bisa dibilang menjalankan tugasnya, bahkan sebagai parodi sekalipun.


Satu hal yang menurut kami pantas diacungi jempol adalah bagaimana game ini memahami jelas identitasnya sebagai game dating sim “parodi” yang memang tidak serius. Maka tidak hanya dunia dan karakter-karakter super aneh saja yang Anda dapatkan, tetapi juga beberapa humor yang masih cukup untuk mengundang gelak tawa.
Dari bagaimana game ini secara otomatis melakukan sensor dengan bar hitam untuk nama “bumbu rahasia” yang sempat beberapa kali dibicarakan Colonel Sanders ketika membicarakan masakan ayam goreng super enaknya. Atau bagaimana sang karakter utama sempat mengomentari nama “Aeshleigh” yang seharusnya bisa dipanggil Ashley, namun sengaja dibuat kompleks atas nama berusaha tampil keren. Bahkan ia juga tercermin di sisi gameplay, dari opsi percakapan absurd hingga titik gameplay yang tiba-tiba berubah menjadi game RPG.
Sementara dari musik, ia dibangun dengan keseriusan yang bisa Anda nikmati pula, walaupun tidak lantas mempengaruhi atmosfer secara keseluruhan. Sayangnya, game ini hadir tanpa voice acting, hingga percakapan demi percakapan ditawarkan hanya dalam bentuk teks di dalam gelembung dialog saja. Padahal ada banyak potensi untuk menjadikan VA sebagai sumber humor baru untuk menambahkan level keseriusan KFC Sim ini sendiri. Sangat disayangkan.
Dating Sim? Lebih Tepatnya, Promo Ayam

Sayangnya, sebagai sebuah game yang menyebut dirinya sebagai sebuah game dating sim, di luar sisi presentasi yang terhitung memesona, KFC Sim gagal menjalankan perannya sebagai game yang berkualitas di genre tersebut. Bahwa alih-alih beragam klaim yang ia lakukan, termasuk di sub-judul super panjang yang ia usung, ia gagal tampil sebagai game dating sim yang memesona. Hingga pada akhirnya sebuah game, ia lebih terasa seperti sebuah promo ayam goreng dari KFC yang menggunakan video game sebagai kedok. Sesuatu yang sepertinya menjadi motivasi mereka sejak awal.
Apa pasal? Tentu saja, karena sistem opsi percakapan yang terhitung buruk. Bahwa alih-alih mempengaruhi apa yang Anda dapatkan dengan konsekuensi berbeda-beda, opsi percakapan di KFC Sim ini justru terasa seperti sebuah ulangan dengan sistem pilihan ganda. Bahwa ada opsi benar dan salah di sini. Opsi benar akan mendorong Anda ke scene selanjutnya, sementara opsi yang salah akan langsung membawa Anda ke layar Game Over.
Jika konsekuensi kedua ini Anda dapatkan, untungnya ada sistem auto save yang akan membawa Anda kembali ke scene terakhir yang untungnya tidak terlalu jauh dari opsi terakhir yang Anda pilih. Lebih parahnya lagi? Hampir opsi yang benar dan tepat juga mudah diprediksi. Apapun yang berhubungan dengan kata “Ayam”, “Cita Rasa Masakan Rumahan”, dan “berjuang dengan kekuatan sendiri” biasanya akan berakhir menjadi opsi yang tepat dan akan menghindarkan Anda dari layar Game Over.


Kelemahan kedua dari game yang menyebut dirinya sebagai dating sim? Ia justru mendorong rasa cinta Anda pada sosok Colonel Sanders berakhir sekedar di batas platonik saja tanpa ada kesempatan untuk bergerak lebih mendekat. Jika Anda berani terlalu dekat atau eksplisit menyatakan cinta Anda, opsi-opsi ini justru lebih banyak memicu layar Game Over alih-alih membantu Anda mendekatkan diri. Untuk sebuah game dating sim yang mengklaim meminta Anda membangun hubungan romansa dengan Colonel Sanders, KFC Sim ini seperti bingung dengan identitasnya sendiri.
Kelemahan ketiga juga terletak pada opsi alternatif. Bahwa terlepas dari semua karakter pendukung yang ia tawarkan, protagonis ataupun antagonis, tidak pernah ada opsi untuk mengejar kandidat lain di luar Colonel Sanders. Sebagai gamer yang jatuh hati pada pandangan pertama dengan Aeshleigh dan bukan Colonel Sanders, sedikit ada rasa frustrasi untuk menemukan bahwa Anda tidak bisa mendekati Aeshleigh dan berjuang bersama untuk menundukkan Colonel Sanders.


Maka dengan semua keterbatasan sistem seperti ini, maka jelas bahwa KFC Sim ini tidak layak disebut sebagai game “Dating Sim”. Bahwa pada akhirnya, ia adalah sebuah promosi yang dibungkus layaknya sebuah game dating sim, dimana gambar-gambar definisi tinggi produk KFC-lah yang menjadi fokus, dan bukannya hubungan antara Anda dan Colonel Sanders itu sendiri. Padahal jika ia dibangun dengan lebih serius di sisi gameplay, ada kesempatan bahwa game KFC Sim berhasil mengunci basis fans fanatik gamer yang tertarik dengan produk franchise ayam goreng ini. Ada potensi lebih besar dari sisi marketing yang sebenarnya bisa mereka kejar.