JagatPlay di TGS 2019: Menjajal Dragon Ball Z – Kakarot!

Reading time:
September 20, 2019

Eksplorasi Tepat Sasaran

dbz kakarot
Terbang di sebuah dunia terbuka yang memuat ragam aktivitas sampingan dan misi utama untuk dikerjakan adalah intisari dari sensasi “RPG” DBZ: Kakarot.

Maka menyangkut posisinya sebagai game action RPG, mengikuti dua demo terpisah yang kami jajal, ada dua aspek penting yang akan mewarnai pengalaman Anda bermain Dragon Ball Z: Kakarot – eksplorasi dan pertarungan. Dari sisi eksplorasi, Goku akan diberikan satu area cukup besar untuk dijelajahi dengan sekedar berlari atau menggunakan awan kinton ikoniknya, atau bahkan sekedar terbang dengan kecepatan tinggi jika Anda ingin menjelajahinya dengan lebih cepat. Akan ada peta kecil yang menemani, memberikan informasi lebih detail terkait titik-titik yang mungkin menarik untuk Anda kunjungi.

Sistem terbang ini terhitung intuitif dan cukup untuk mewakili asyiknya berperan sebagai Goku yang memang menjadikan kemampuan ini sebagai basis pergerakannya. Akan ada satu tombol spesifik untuk membuat terbangnya lebih tinggi, satu tombol untuk membuatnya lebih rendah, dan hanya perlu menekan satu tombol spesifik dua kali untuk berpindah dari mode terbang ke mode berjalan dan sebaliknya. Anda juga akan diperkuat dengan satu tombol boost untuk membuat kecepatan terbang ini bahkan jauh lebih cepat lagi dari yang seharusnya.

Maka seperti game action RPG pada umumnya, akan ada banyak aktivitas yang bisa Anda temukan di sini. Ada misi sampingan yang akan dipresentasikan lewat ikon spesifik di mini-map, yang akan memberikan Anda tugas sampingan dengan reward menarik yang bisa Anda selesaikan, dari sekedar mencari barang hingga mengalahkan musuh dalam jumlah tertentu. Anda juga akan bertemu dengan beberapa monster khas dunia Dragon Ball seperti dinosaurus dan naga yang terbang di angkasa, yang bisa Anda serang dengan menggunakan lemparan bola energi hingga mereka tewas. Mereka biasanya menjatuhkan bahan masakan yang jika dihindangkan dan dimakan, memang akan memberikan buff tertentu. Seperti game terbuka lainnya, misi yang akan mendorong gerak cerita akan mendapatkan ikon khusus yang lebih mentereng.

Lantas, bagaimana cara sistem encounter bekerja? Anda tentu tidak mungkin menikmati sebuah game action RPG dengan tanpa ancaman. Bagaimana game ini memungkinkan sistem pertarungan dengan musuh acak masih terjadi terlepas dari kecepatan terbang Goku yang terhitung tinggi? Kuncinya adalah indikator, setidaknya dari sesi demo yang kami jajal. Sebuah panah berwarna merah akan muncul di sisi layar yang memberitahukan kepada Anda, bahwa ada ancaman yang tengah mengintai. Anda bisa mengabaikan hal ini dan terus terbang ke lokasi yang Anda tuju. Namun begitu Anda memutuskan untuk berhenti, Anda akan langsung terlibat dalam pertarungan melawan beragam musuh yang ada. Kesibukan ini tentu akan memberikan Anda ekstra reward dan EXP ala game RPG seharusnya.

Bandai Namco sendiri memang sempat menjanjikan beragam aktivitas lain yang bisa Anda lakukan di Dragon Ball Z: Kakarot, yang sayangnya karena keterbatasan waktu demo, tidak bisa kami jajal. Namun dari pengalaman dasar yang kami nikmati, ia sepertinya akan tampil sebagai game semi open-world berbasis ikon. Dalam pengertian, bahwa motivasi Anda untuk bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain akan sangat bergantung pada ikon seperti apa yang Anda temui, dari sekedar menyelesaikan misi sampingan ataupun membunuh dinosaurus untuk bahan makanan. Kami tidak melihat ada potensi proses eksplorasi atas nama rasa penasaran yang berhasil dieksekusi manis seperti apa yang dilakukan Nintendo di Breath of the Wild misalnya.

Terasa Seperti Game Fighting 3D

https://www.facebook.com/JagatPlay/videos/2587893301269735/

Walaupun menyebutnya sebagai game fighting, mekanik dasar pertempuran yang ditawarkan oleh Dragon Ball Z: Kakarot memang lebih terasa seperti game fighting tiga dimensi yang selama ini memang melekat dengan nama CyberConnect2. Kata “RPG” yang diusung lebih mengarah pada struktur misi, sistem level dan EXP, atau sekedar angka damage yang kini akan menyertai setiap serangan yang Anda lemparkan atau terima pada saat bertarung. Mekanik dasarnya sendiri terasa seperti sebuah game fighting yang familiar.

Anda akan berhadapan dengan satu atau mungkin beberapa musuh sekaligus, yang serangan kombinasinya bisa Anda eksekusi dengan menekan hanya satu tombol berulang-ulang. Begitu juga dengan serangan istimewa yang bisa Anda akses per karakter, yang pada dasarnya membutuhkan Ki sebagai resource utama. Anda bisa melakukan charging Ki untuk mengakses serangan spesial ini, menyuntikkannya di tengah serangan kombinasi yang tengah Anda lakukan, dan terus menikmatinya tanpa sistem cooldown sama sekali. Yang perlu Anda perhatikan hanyalah bar jumlah Ki yang dibutuhkan. Anda juga akan diberikan dua tombol pertahanan – Evade (yang super efektif untuk menghindari serangan energi atau sekedar memperpendek jarak dengan musuh dan Guard untuk memastikan damage yang lebih kecil.

Bahkan, sistem HP-nya sendiri lebih mengingatkan Anda pada game fighting. Bahwa tidak seperti game RPG pada umumnya yang biasanya lebih berfokus pada angka, Dragon Ball Z: Kakarot menampilkannya dalam bentuk baris beberapa lapis yang harus Anda habiskan. Angka HP hanya tertera dalam ukuran yang kecil. Serangan apapun akan menghasilkan angka-angka yang tertera cepat di layar dengan jumlah yang bombastis. Di dua demo terpisah yang kami jajal, pertarungan Gohan melawan Cell, yang seharusnya bisa dihitung sebagai “pertengahan” cerita sudah menelurkan angka damage dari 20 – 50 ribu di layar. Yang memang harus diakui, terasa sedikit berlebihan dan tumbuh menjadi distraksi tersendiri di tengah layar yang sudah penuh dengan user-interface dan efek serangan di sana-sini. Masih belum jelas apakah Bandai Namco akan memotong angka damage ini di versi final nantinya atau tidak.

Sisanya? Seperti halnya game fighting tiga dimensi, adalah memastikan Anda memasukkan serangan dan menghindari serangan seefektif mungkin. Mempelajari range serangan karakter Anda, terutama yang berhubungan dengan serangan spesial yang ia usung akan memainkan peran penting. Karena tentu saja, tidak semua jenis serangan ini akan berakhir menjadi Kamehameha yang tak ubanya meriam energi jarak jauh. Beberapa di antaranya adalah serangan melee yang baru akan memicu lebih banyak serangan kombinasi setelah masuk. Serangan-serangan spesial juga bisa diikuti dengan cut-scene sepersekian detik untuk efek dramatisasi. Apakah ada tanding serangan bola sinar jika Kamehame Anda dan musuh bertemu misalnya? Dengan senang hati, kami menjawab iya.

Entah berita baik atau mungkin berita buruk untuk Anda, namun dramatisasi dari sisi cerita sepertinya baru akan muncul setelah pertarungan itu sendiri, selesai. Sejauh yang kami jajal, bahkan ketika bertarung melawan Raditz sekalipun, peran Piccolo yang cukup signifikan untuk menghabisi sosok yang satu ini berakhir lebih banyak diwakili oleh cut-scene alih-alih berperan aktif di dalam pertempuran.

Satu yang menarik juga datang dari “gaya” bertarung Boss yang sepertinya akan punya keunikannya sendiri. Pertarungan melawan Cell misalnya, lebih banyak direpotkan dengan kemampuan membelah diri yang menuntut Anda untuk membereskan bayangan-bayangannya terlebih dahulu, sesuatu yang tidak ditawarkan Raditz. Kondisi seperti ini akan menuntut Anda untuk tidak sekedar melakukan spamming serangan dan bola-bola sinar saja, tetapi juga mempelajari jenis serangan dan target mana yang harus diprioritaskan. Yang serupa dari keduanya hanyalah mode “Rage” yang akan membuat boss punya aura berwarna merah, hadir dengan damage lebih besar, dan animasi serangan yang tidak lagi bisa dibatalkan. Lebih baik lari dan menghindari mereka di mode sepert ini hingga sang aura menghilang.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…