JagatPlay di TGS 2019: Menjajal Marvel’s Avengers!
Beda Hero, Beda Rasa

Berkesempatan untuk menjajal secara langsung demo A-Day yang sempat dipresentasikan di E3 2019 yang lalu memang sedikit mengikis rasa pesimisme kami soal Marvel’s Avengers itu sendiri. Terlepas dari model karakter yang memang masih butuh pembiasaan karena otak yang sulit untuk tidak mengasosiasikannya dengan versi Cinematic Universe yang diperkuat dengan aktor-aktris dengan rupa menawan, Marvel’s Avengers sebenarnya memuat sisi presentasi yang pantas untuk diacungi jempol. Ia terlihat memesona, terutama dari ragam efek visual nan destruktif yang kian memperkuat citranya sebagai karakter superhero yang punya kekuatan di atas manusia pada umumnya. Ia juga diikuti dengan efek suara yang seharusnya dan sepantasnya, dari dentingan vibrasi khas perisai Captain America hingga tembakan beam Iron-Man.
Dengan demo A-Day yang diposisikan sebagai prolog dan tutorial di saat yang sama, ia menjadi kesempatan terbaik untuk menjajal keseluruhan mekanik masing-masing karakter, yang unik dan berbeda satu sama lain. Namun gameplay setiap hero ini dibangun di atas pondasi mekanik yang sama – serangan kuat, serangan normal, serangan yang bisa di-charge untuk efek AOE, serta skill berbasis waktu cooldown. Anda juga akan memiliki satu serangan Ultimate yang siap untuk “membersihkan” area yang ada dengan cepat. Animasi serangan pemungkas nan dramatis juga bisa Anda akses untuk musuh yang berada di posisi stunned atau terdesak. Tentu saja, ada beberapa tipe musuh yang lebih sulit untuk ditundukkan, misalnya yang terbang atau membawa tameng.
Thor, harus diakui, terasa seperti Kratos dari seri God of War terbaru. Untuk mewakili sifat unik senjatanya – Mjollnir yang memang berbagi kemiripan dengan Leviathan Axe milik Kratos, Thor diposisikan sebagai karakter yang lebih berfokus pada serangan melee. Serangan-serangan berbasis listrik bisa Anda akses, lengkap dengan kesempatan untuk melemparkan Mjollnir ke arah musuh yang Anda inginkan. Jika serangan lemparan tersebut mengenai dinding terdekat atau bahkan tempat lapang, maka Mjollnir akan terus membawa mereka hingga Anda memanggilnya kembali.
Iron-Man, akan memiiki identitas kuat di misi-misi yang memang menuntutnya untuk terbang dan mengejar musuh yang ada. Kami sendiri belum tahu apakah kesemua pertempuran terbang ini bersifat scripted atau tidak nantinya, namun posisinya sepertinya memang diarahkan pada role tersebut. Namun tenang saja, Iron-Man juga masih tetap terlibat dalam pertempuran darat seperti karakter-karakter yang lain, lengkap dengan serangan kombinasi berbasis pukulan dan serangan beam khas-nya. Salah satu yang unik dari Iron-Man adalah serangan Ultimate yang sepertinya tidak sekedar membunuh musuh-musuh yang ada saja, tetapi juga menghancurkan beragam objek di sekitar.
Hulk, sebagai karakter dengan kekuatan fisik terkuat di Avengers, hadir dengan animasi serangan yang memang sudah menjadi bagian dari jati dirinya. Bukan hanya karena ia bisa menghabisi musuh dengan beberapa pukulan saja, tetapi juga karena ia selalu punya opsi untuk menangkap musuh-musuh manusia tersebut dan menjadikan mereka sebagai “senjata” hingga keduanya tewas bersamaan. Serangan-serangan berbasis AOE juga menjadi highlight Hulk, dengan manuver pergerakan yang memungkinkannya untuk melompat tinggi dan menempel di lokasi-lokasi yang sudah ditentukan untuk ekstra konten platforming. Belum jelas apakah ia memang bisa mengangkat semua objek berat di lingkungan atau tidak, mengingat serangan lemparan tank yang ia lakukan di demo ini bersifat scripted dengan QTE di dalamnya.
Captain America, sepertinya menjadi karakter terfavorit kami di sesi demo kali ini. Mengapa? Karena dibandingkan dengan Thor atau Iron-Man, ia memang terasa seperti karakter yang paling cocok untuk gameplay berbasis serangan melee. Dengan bunyi denting perisainya yang khas, karakter yang satu ini memang punya kontrol intuitif, mengingatkan Anda pada seri Batman: Arkham atau Marvel’s Spider-Man terbaru. Bertarung tangan kosong, bermanuver, melemparkan perisai yang terkadang bisa mencederai beberapa orang sekaligus, sembari memastikan target Anda berjatuhan meninggalkan kepuasan tersendiri. Ia meninggalkan kesan lebih mendalam dibandingkan karakter yang lain.
Black Widow, mungkin karakter yang posisinya terhitung unik di demo A-Day ini. Mengapa? Karena tidak seperti karakter-karakter lain yang bertarung melawan anak buah beragam bentuk dan equipment, sesi Black Widow “hanya” berisikan pertarungan terhitung singkat dan dramatis melawan Taskmaster – salah satu tokoh protagonis ikonik Marvel. Seperti halnya Captain America, sensasi pertarungan melee Black Widow juga terasa cocok, apalagi dengan animasi halus yang memperkuat kesan bahwa ia bukan sekedar mengenali seni bela diri tetapi juga punya kecepatan untuk mendukungnya. Pertarungan melawan Taskmaster ini akan mengingatkan Anda dengan gameplay khas From Software atau Platinum Games, dimana Anda butuh untuk membaca gerak musuh, menghindar, dan kemudian menyerang di saat yang tepat. Kami sendiri tidak yakin apakah mekanik ini juga akan mewarnai keseluruhan gameplay Black Widow nantinya atau tidak
Role / peran sepertinya bukan sesuatu yang signifikan di Marvel’s Avengers dan tampaknya bisa diabaikan begitu saja ketika Anda menjajal mode multiplayer nantinya. Semua karakter sepertinya diperkuat dengan set skill yang membuat setiap dari mereka bisa mengatasi jenis musuh apapun yang akan dihadapi. Tidak terlihat pula bahwa ada karakter spesifik yang akan lebih efektif untuk berperan selayaknya healer misalnya atau tanker. Tentu menarik untuk melihat seperti apa dinamika mode multiplayer kooperatifnya nanti dengan kondisi seperti ini.
Maka janji Crystal Dynamics untuk membangun sebuah game action AAA yang sepantasnya untuk Marvel’s Avengers cukup terpancar dari sesi demo singkat yang kami jajal. Apalagi ia juga dipadukan dengan ragam sisi cinematic yang cukup kuat untuk menyajikan cerita dan menambah efek dramatisasi dari apa yang sebenarnya tengah terjadi. Satu yang unik, Crystal Dynamics juga memastikan bahwa sesi “tutorial” A-Day ini adalah satu-satunya fase dimana mereka menyuntikkan fitur QTE. Selebihnya, Hero Mission dan Warzone Mission yang mengemuka setelahnya tidak akan lagi diisi dengan mekanik ini sama sekali.
Marvel’s Avengers, Pantaskah Diantisipasi?

Jika ini menjadi pertanyaan utama Anda, maka kami sendiri tidak ragu untuk menjawab iya jika kita berbicara soal mode single-player. Demo A-Day yang kami jajal memang masih berada di proses pengembangan awal, namun Anda bisa melihat jelas apa yang hendak mereka tawarkan di sana.
Setiap superhero yang diperkenalkan hadir dengan presentasi yang seharusnya, dari sekedar bunyi efek serangan, skill set, hingga animasi serangan yang fantastis. Semuanya dibalut dengan cara kerja game single-player selama ini, dimana ia juga dipadukan dengan ragam cut-scene dramatis di dalamnya. Namun harus diakui, masih terlalu awal untuk memberikan kesimpulan untuk mode multiplayer co-op yang ada karena terbatasnya informasi yang ditawarkan. Kami sendiri penasaran kira-kira seperti apa dinamika yang muncul dari larangan untuk menggunakan hero sama, proses matchmaking, hingga fakta bahwa tidak ada spesialisasi peran untuk roster yang ada.
Marvel’s Avengers sendiri rencananya akan dirilis pada tanggal 15 Mei 2020 mendatang. Tertarik?