JagatPlay di TGS 2019: Menjajal Predator – Hunting Grounds!
Berperan Sebagai Soldier

Berbeda dengan Project REsistance dimana Survivors hadir sebagai karakter hero yang punya peran dan ability mereka masing-masing, konsep Soldiers di Predator: Hunting Grounds tidak sekompleks itu. Alih-alih hadir dengan peran spesifik untuk masing-masing karakter, ia memberikan opsi lebih fleksibel dalam bentuk Loadout. Jadi alih-alih satu karakter terkunci pada fungsi tertentu, Illfonic akan memberikan kesempatan bagi gamer untuk menentukan seperti apa peran karakter yang mereka gunakan. Loadout akan memungkinkan Anda untuk membawa senjata dan equipment yang berbeda. Versi demo yang kami jajal memang tidak memperlihatkan banyak Loadout, namun secara rasional, ada kemungkinan kita mungkin akan bertemu dengan Loadout yang akan lebih kuat di sisi recon atau bahkan, medic.
Yang menarik adalah fakta bahwa Anda – berempat, tidak akan sendirian di dalam hutan. Seperti di versi film-nya, Anda berempat adalah pasukan khusus yang memiliki misi spesifik yang harus diselesaikan. Jadi sembari waspada dengan ancaman Predator yang bisa datang dari mana saja, Anda masih harus bertarung melawan para NPC-NPC prajurit yang akan berusaha menghalangi Anda untuk menyelesaikan misi yang ada. Damage yang mereka lemparkan memang tidak seberapa signifikan (kecuali musuh Sniper yang siap membuat Anda sekarat dengan satu kali tembakan), namun tetap jadi distraksi yang efektif. Apalagi suara tembakan yang terjadi selalu jadi clue super efektif untuk menemukan dimana sebenarnya posisi Anda.
Untungnya, ada sistem ping dan tag juga untuk membantu anggota di dalam Soldier itu sendiri untuk berkomunikasi dengan lebih efektif. Proses tag misalnya, yang berhasil Anda sematkan ke Predator, akan membuat anggota tim yang lain untuk melihat dimana posisinya selama beberapa detik hingga membuatnya lebih mudah untuk diburu. Anda juga memiliki kesempatan untuk menghidupkan kembali teman yang tengah sekarat layaknya banyak game action multiplayer kooperatif yang lain. Jika ia berakhir tewas permanen di tangan Predator yang berhasil mengeksekusinya sebagai trophy, masih ada kesempatan untuk menghidupkannya kembali lewat fitur “Reinforcement”. Namun tak seperti proses revive pada umumnya yang sekedar menekan tombol di atas tubuh yang sekarang, Reinforcement akan menuntut Anda untuk mencari dan mengaktifkan panel tertentu.
Yang menarik adalah struktur misi acak yang membuat setiap pertempuran berdurasi maksimal 15 menit ini selalu terasa berbeda. Tidak hanya itu saja, mereka juga mendesain agar gerak dan kemunculan NPC yang mengganggu aksi Anda juga tidak bisa diprediksi. Mereka semuanya akan muncul acak seperti desain misi yang ada, hingga perasaan pertempuran yang segar dan ketegangan bisa bertahan. Mekanik lain yang bisa Anda dorong untuk keuntungan strategis lain adalah granat. Bahwa selain melemparkannya langsung ke musuh atau Predator untuk damage yang besar, kami sempat menjajal melemparkannya ke dahan pohon dan berakhir membuatnya hancur. Besar kemungkinan Anda juga bisa menggunakannya untuk “memotong jalur” gerak Predator yang memang seringkali bersemayam di atas pohon.
Sayangnya, sesi demo singkat ini sama sekali tidak memberikan gambaran apapun terkait progress karakter Soldier yang ada. Tidak ada banyak informasi soal bagaimana membuka senjata atau equipment yang baru.
Berperan sebagai Predator

Jika Soldiers harus memainkan game dengan menggunakan kacamata orang pertama, maka Predator akan dimainkan dengan kacamata orang ketiga. Konsep yang mungkin akan sedikit mengingatkan Anda pada konsep yang sempat ditawarkan Turtle Rock Studios di Evolve. Maka seperti yang bisa Anda prediksi, menjadi misi utama Predator untuk menghabisi keempat karakter Soldier yang dikendalikan oleh player. Anda juga berkesempatan untuk mengeksekusi mereka dan “memanen” trophy dari tulang belulang mereka selayaknya di versi film. Predator juga akan diperkuat dengan sistem “Second Wind” yang membuatnya bisa berlari melarikan diri saat sekarat setidaknya satu kali dalam pertempuran, agar Anda bisa memulihkan diri kembali dengan item penyembuh yang Anda bawa. Sisanya? Membawa peralatan perang yang Anda butuhkan.
Bukan Predator namanya jika ia tidak diperkuat dengan peralatan dan senjata mutakhir yang didesain untuk memburu manusia-manusia ini, yang tentu saja memang mengikuti apa yang bisa ia lakukan di versi film. Senjata-nya akan terbagi menjadi dua di kondisi default – serangan melee dengan cakar yang ia usung serta sebuah meriam yang keluar dari bahunya. Illfonic juga memastikan bahwa walaupun mereka tidak akan mengusung jenis-jenis Predator berbeda yang di versi film memang terbagi ke dalam kelas, namun nanti di versi final, akan ada mode Loadout dimana Anda bisa membawa equipment dan senjata yang berbeda-beda.
Kemampuan Predator sendiri akan sangat ditentukan dan dikendalikan oleh sistem Energy yang ia bawa, berbeda dengan Soldiers yang siap bertempur setiap saat dan hanya dibatasi oleh jumlah peluru saja. Hampir semua aksi Predator semuanya akan menggunakan Energy dan akan jadi kunci balancing di masa depan.
Seperti di versi film, ia bisa membaca infra merah untuk mendeteksi panas dan jejak para pasukan yang bergerak. Ia juga bisa menggunakan kemampuan menghilang, yang tentu saja membuatnya sulit untuk dideteksi ketika menyelinap di belakang Anda. Ia juga bisa memanjat dan berjalan dari pohon ke pohon untuk bergerak lebih cepat dan mendapatkan keuntungan strategis dari sisi vertikal. Mengingat Anda juga melihat NPC yang bergerak dan bertempur di daratan, dengan kostum yang tidak seberapa jelas untuk dibedakan dengan para player, Anda tentu juga butuh untuk memerhatikan dan membedakannya sebelum bergerak maju.
Energy para Predator ini sendiri akan kembali terisi penuh via proses regenerasi dengan beristirahat. Jadi terkadang, ketika situasi terdesak, atau ketika Anda ingin memastikan bahwa Energy Anda cukup untuk membinasakan para Soldiers ini secepat dan seefektif mungkin, ada kalanya Anda harus bergerak menjauh dan mengumpulkannya terlebih dahulu. Kemudian Anda bisa maju dan melakukan tugas Anda sebaik mungkin. Dari sesi demo singkat kami, selalu lebih efektif untuk menyerang player yang tengah bertempur melawan NPC lain, sehingga ia terkadang tidak menyadari bahwa damage yang ia terima datang dari serangan melee atau meriam bahu Anda. Jika Anda berakhir kalah karena salah langkah, setelah Second Wind, Anda tetap berkesempatan untuk mengaktifkan fitur menghancurkan diri sebagai solusi terakhir untuk membinasakan segala sesuatunya. Kami sempat melakukan hal ini di demo kami, dan ledakan yang ia hasilkan memang terasa destruktif dan indah di saat yang sama. Walaupun harus diakui, ia juga berakhir mengorbankan framerate yang bahkan lebih signifikan dari yang Anda bayangkan.