10 Game Paling Mengecewakan di 2019!
-
Ghost Recon: Breakpoint

Ada rasa kelegaan yang begitu tinggi ketika menemukan bahwa kami tidak pernah tertarik untuk mengeluarkan uang di dunia nyata untuk melirik GR: Breakpoint atau bahkan sekedar meminta review code kepada Ubisoft langsung. Pertama, formula open-world dengan sebuah wilayah besar dalam format gameplay yang repetitif bukanlah sesuatu yang bisa kami toleransi lagi, apalagi di tengah banyak usaha developer indie dan developer game raksasa untuk meracik sesuatu yang baru dan kreatif. Kedua? Sesi demo yang sempat ia lepas memang sempat membuat kami yakin bahwa Breakpoint memang sudah kehilangan identitas yang seharusnya sebagai sebuah game Ghost Recon. Benar saja, berakhir dengan resepsi negatif, kehadirannya bahkan cukup untuk membuat Ubisoft melakukan introspeksi internal terkait game-game AAA mereka yang lain.
-
Marvel Ultimate Alliance 3: The Black Order

Terlepas dari performa yang memang tidak sekuat konsol generasi terkini sekalipun, keputusan untuk melepas seri teranyar Marvel Ultimate Alliance 3 untuk Nintendo Switch seharusnya tidak menjadi alasan untuk menghasilkan sebuah game action setengah hati yang sulit untuk dinikmati. Bahwa usaha untuk menawarkan cita rasa yang serupa dengan seri-seri sebelumnya, berakhir membuatnya terasa seperti game action yang ketinggalan beberapa generasi. Daya tariknya hanya mengakar pada kesempatan untuk menggunakan roster superhero Marvel yang jumlahnya memang pantas untuk diacungi jempol. Namun sebagian besar konsep yang ia usung, terutama dari minimnya feedback saat bertarung yang dihadirkan, justru membuat Marvel Ultimate Alliance 3 terasa seperti seri baru yang bingung bagaimana caranya untuk terasa relevan, apalagi di tengah game-game modern yang berujung keren. Ada banyak hal yang sebenarnya bisa mereka lakukan untuk setidaknya membuat sisi aksi-nya terasa lebih intens dan solid daripada apa yang ia tawarkan di versi final.
-
RAGE 2

Berapa banyak dari Anda yang ingat bahwa RAGE 2 – game action shooter yang sempat diantisipasi tahun lalu, sudah dirilis di tahun 2019 ini? Beberapa dari Anda mungkin lupa bahwa game post-apocalyptic ini sudah tersedia di pasaran dan bahkan bisa Anda beli dengan harga yang terjangkau. Sesuatu yang sangat bisa dimengerti karena terlepas hype yang sempat terbangun, ia harus diakui berakhir menjadi game FPS post-apocalyptic yang “lemah”. Terlepas dari sensasi shooter yang memuaskan dan beberapa konsep senjata yang ia tawarkan memang unik dan seru, ia menyimpan masalah game open-world yang sama dengan game-game Avalanche Studios yang lain seperti Just Cause dan Mad Max. Sebuah game open-world berbasis icon dengan tugas super repetitif yang akan terasa membosankan dalam waktu yang singkat. Kualitas cerita dan desain open-world dangkal seperti ini membuat RAGE 2 terasa seperti game generic yang mudah untuk dilupakan dan dilewatkan begitu saja.
-
Contra: Rogue Corps

Apa yang mendefinisikan Contra sebagai sebuah game Contra? Hampir semua gamer yang tumbuh besar dengan seri klasik ini, pada saat Konami berada di masa keemasannya sebagai developer dan publisher video game, memahami statusnya sebagai game shooter ikonik yang tidak mudah untuk ditundukkan. Mendengar bahwa Konami kembali menaruh perhatian pada seri ini, apalagi dengan rilis Anniversary Collection, tentu saja menumbuhkan harapan tersendiri. Tapi apa yang terjadi? Lewat seri terbaru yang ia lepas, Contra: Rogue Corps justru kian menegaskan bahwa Konami tidak lagi paham apa yang membuat Contra istimewa di hati para fans dan game lawas. Kita bertemu dengan sebuah game twin-stick shooter dengan visualisasi buruk yang salah satu karakternya merupakan Panda raksasa dengan sebuah gatling gun. Sebuah kekecewaan besar yang membuat banyak fans Contra, termasuk kami, untuk menghindarinya bak sebuah penyakit.










