10 Kisah Cinta Non-Romantis Terbaik Video Game Sepanjang Masa!
Valentine, alias hari kasih sayang sudah berada di depan mata. Di era modern saat ini, kata “cinta” dan “kasih sayang” memang mengalami pengurangan makna menjadi sesuatu yang terasosiasi hanya pada hubungan romantis saja. Bahwa cinta hanya bisa terjadi antara para pasangan muda-mudi yang baru membina kasih atau yang sudah memutuskan untuk membangun hidup bersama. Padahal kata cinta dan kasih sayang yang melekat pada hari “Valentine” ini sendiri punya makna yang lebih luas. Bahwa ini menjadi momen yang tepat untuk mengekspresikan dengan lebih baik sembari secara eksplisit mengungkapkan rasa sayang dan kasih Anda kepada siapapun yang sudah berkontribusi banyak di dalam hidup Anda, dari teman hingga orang tua.
Berbicara soal kisah cinta dan kasih sayang yang tidak memiliki bumbu romantis sama sekali, video game sebenarnya juga menawarkan tidak sedikit hubungan yang serupa. Bahwa dua karakter yang terhubung dalam garis cerita terkadang tidak selalu akan membangun sebuah kisah cinta di masa depan. Bahwa rasa peduli, perhatian, kekhawatiran, dan persahabatan lebih menjadi fokus, menjadi pondasi untuk kata cinta dan kasih sayang yang lebih luas. Berita baiknya? Tidak sedikit pula game yang berhasil mengeksekusi konsep seperti ini dengan begitu manisnya. Bahwa hubungan pertemanan, mentor, atau bahkan orang tua – anak ini disajikan pelan, menggugah, dan pada akhirnya berujung mencuri hati Anda.
Lantas, dari semua hubungan cinta dan kasih sayang non-romantis di video game, manakah yang menurut kami pantas untuk disebut sebagai yang terbaik di antara yang terbaik? Inilah daftar versi JagatPlay:
Sora – Riku [Kingdom Hearts]
Sebuah “plot standar” yang sepertinya sudah sering menyeruak dari produk kreatif Jepang seperti manga, anime, dan tentu saja – video game, ini mungkin reaksi Anda ketika kami memilih persahabatan antara Sora dan Riku di Kingdom Hearts. Namun tetap sulit rasanya untuk menyangkal bahwa kisah dua sahabat dan usaha mereka untuk tidak hanya melindungi Kairi, tetapi juga teman-teman mereka yang lain ini memang menggugah. Apalagi jika berangkat dari diskusi soal pengorbanan yang harus mereka tempuh untuk akhirnya berdiri di sisi sama yang kembali. Kisah persahabatan Sora dan Riku dalam kisah kompleks Kingdom Hearts di awal memang sempat terasa seperti kisah Naruto dan Sasuke minus teriakan “NARUTO!! – SASUKE!!” yang menyebalkan. Namun seiring dengan progress cerita berjalan, ia untungnya, tidak berujung jadi pondasi garis plot utama yang terasa dipaksakan.
Kara – Alice [Detroit: Become Human]
Apakah Android di masa depan, ketika teknologi sudah begitu majunya dimana mereka bisa mengembangkan rasa dan kesadaran pantas disetarakan dengan “manusia”? Pertanyaan yang saat ini mungkin masih terdengar kelewat futuristik ini adalah nyawa dari game interactive story – Detroit: Become Human. Yang menarik adalah cara mereka mengeksplorasi tema-nya, dimana salah satu karakter utama mengakar pada kisah robot pembantu – Kara yang berusaha menyelamatkan sang anak majikan – Alice dari tindak kekerasan rumah tangga. Kara yang pada dasarnya adalah mesin mulai berperan sebagai ibu yang berjuang habis-habisan untuk memastikan Alice tidak hanya bisa bertahan hidup, tetapi juga nyaman. Pelan tapi pasti, Anda akan mengembangkan rasa simpati pada apa yang dilalui Kara dan berharap agar segala sesuatunya berjalan semulus mungkin untuk keduanya.
Booker DeWitt – Elizabeth [Bioshock Infinite]
Di awal, ketika trailer perdana Bioshock Infinite mengemuka dan memperlihatkan kepada Anda soal sosok Booker yang berusaha menyelamatkan Elizabeth, banyak dari kita yang langsung memprediksi bahwa game ini, di satu titik, akan mengusung konsep romansa di dalamnya. Namun berita baiknya, bahkan sebelum sang plot twist utama dibuka kepada umum, Ken Levine berhasil meracik cerita soal hubungan “cinta dan kasih sayang” yang tumbuh secara natural dengan begitu baiknya, hingga sulit rasanya untuk tidak ikut peduli. Lewat kesulitan yang mereka lalui bersama, Anda bisa merasakan bagaimana hubungan mereka tumbuh. Booker jelas peduli pada keselamatan Elizabeth dan semua trauma yang mungkin harus ia lalui untuk keluar dari kota di angkasa ini. Sementara di sisi lain, Elizabeth juga memperlihatkan simpati yang sama. Pelan tapi pasti, apalagi dengan beberapa momen non-battle yang juga disajikan, Anda akan bisa merasakan kedekatan keduanya.
Trico – The Boy [The Last Guardian]
Siapa yang bilang bahwa konsep cinta dan kasih sayang hanya terbatas pada konsep manusia kepada manusia saja? Anda bisa berbicara dengan begitu banyak orang dan menemukan bahwa tidak sedikit manusia di luar sana, yang rela mengorbankan nyawa dan meneteskan air mata untuk binatang peliharaan yang sudah mereka anggap sebagai anggota keluarga. Masalahnya? Konsep yang begitu manusiawi ini bukan hal yang mudah untuk dibawa ke ranah game. Dari semua game yang tersedia di pasaran, The Last Guardian adalah satu dari sedikit yang kami anggap, berhasil. Salah satunya didukung oleh tingkah laku AI Trico sendiri yang mensimulasikan dengan baik sikap dan sifat binatang, hingga ia membaur dalam sisi gameplay. Seiring dengan progress cerita, dengan kedekatan yang kian terjalin, Trico menjadi lebih sensitif dan mengerti soal perintah-perintah Anda. Di sisi lain, Anda tidak ingin melihat binatang bak kucing dengan sayap ini sakit dan menderita, apalagi dengan lolongannya yang menyayat hati.