10 Film Seri / Lepas Netflix yang Pantas Dijadikan Video Game!
Di tengah proses karantina untuk COVID-19, kebutuhan untuk sarana hiburan instan yang mudah diakses memang tumbuh menjadi sesuatu yang esensial. Di tengah terbatasnya komunikasi dengan manusia yang lain, ini menjadi solusi terbaik untuk tidak hanya tetap terhibur saja tetapi juga tetap waras, apalagi jika termasuk seorang ekstrovert yang butuh energi lewat interaksi sosial seperti ini. Untungnya, dengan kekuatan “magis” internet dan layanan digital serta streaming yang mulai tumbuh menjadi norma umum, hal ini bisa dicapai dengan mudah. Para penikmat film misalnya, selalu bisa mengandalkan Netflix untuk menikmati film seri dan lepas yang menggugah. Beberapa di antaranya bahkan datang sebagai seri original yang mereka produksi dengan biaya mereka sendiri. Di sisi yang lain, film juga seringkali jadi media hiburan yang sejalan dengan apa yang disukai oleh video game.
Setelah sempat membicarakan video game-video game yang menurut kami akan berujung fantastis jika mengikuti langkah The Witcher dan berakhir diadaptasikan menjadi film seri / lepas Netflix, kami juga merasa bahwa hal yang berkebalikan juga sebenarnya bisa diaplikasikan. Ada begitu banyak film seri / lepas yang tersedia di Netflix, terutama yang mengusung embel-embel “Netflix Originals” – yang berarti mereka memegang hak siar atau menjadi produsen penuh untuk film tersebut – yang jika dipikirkan matang, sebenarnya akan menarik jika berakhir menjadi video game. Selama ia ditangani oleh developer yang punya energi kreatif yang kuat dan eksekusi yang manis, tidak sulit untuk membayangkan seberapa fantastis produk-produk ini bisa berakhir.
Lantas, dari film seri / lepas yang tersedia di Netflix Indonesia, terutama yang mengusung embel-embel Netflix Originals, mana saja yang menurut kami akan tampil super keren jika berujung diadaptasikan menjadi video game? Ini dia daftar versi JagatPlay:
Bright
Dari sisi film, Bright memang tidak bisa dibilang memesona. Dunia yang sebenarnya menawarkan pondasi super menarik ini berujung jadi kelemahan karena ketidakmampuan untuk meracik world-building yang rasional. Namun sulit untuk menyangkal bahwa dunia Bright yang mengkombinasikan hidup urban manusia dengan kisah fantasi yang dipresentasikan lewat hadirnya beragam ras berbeda menyimpan potensi untuk berakhir jadi video game. Ia bisa tampil sebagai game action solid yang mungkin mengkombinasikan pemanfaatan senjata api dan serangan magis, melawan beragam ras berbeda yang kini tinggal di dunia modern dengan peran mereka masing-masing. Ia juga bisa diaplikasikan menjadi game interactive story ala Detroit: Become Human atau Telltale’s The Walking Dead yang melibatkan sang karakter utama dalam proses investigasi baru di luar cerita dari film lepas yang tersedia.
Midnight Diner: Tokyo Stories
Ini mungkin menjadi pilihan yang cukup membingungkan untuk Anda, terutama karena film yang kami pilih di daftar yang satu ini datang dari genre drama. Namun melihat bagaimana game seperti Valhalla dan Coffee Talk bisa mengeksekusi konsep gameplay ala visual novel serupa dengan interaktivitas yang terbatas, sebuah game yang meminta Anda untuk berperan sebagai pemilik Izakaya yang mendengar, terserap, dan berempati dengan cerita-cerita konsumen tengah malamnya yang menarik adalah konsep yang terdengar menakjubkan. Kita butuh game visual novel seperti ini dalam setting dunia yang lebih nyata, cerita yang lebih relatable, dan drama solid yang cukup untuk menyentil hati. Interaktivitas paling minim bisa disediakan lewat opsi menu Izakaya, cara meraciknya, dan memastikannya selalu tersedia untuk para konsumen yang hidup penuh semangat di kala malam.
The Irishman
Meraih beberapa nominasi di Oscar 2020 kemarin, The Irishman mungkin jadi judul yang tidak pernah Anda prediksi masuk ke dalam daftar ini. Walaupun intinya tetap mengarah pada drama, namun cerita yang dibawa oleh sosok sang karakter utama yang diperankan oleh Robert de Niro – Frank “The Irishman” Sheeran membuka banyak celah untuk proses adaptasi ke media lebih interaktif seperti video game. Terutama saat kita bicara bagaimana di film-nya, waktu berjalan dengan cepat dan aksi-aksi pembunuhan yang dilakukan The Irishman sebagai tangan kanan mematikan kelompok mafia tidak banyak dieksplorasi. Membayangkan video game yang hadir dengan konsep gameplay ala “The Godfather” di masa lalu, mengkombinasikannya dengan karakter – voice acting – dan ekspresi seorang Robert de Niro, sembari berkesempatan untuk menikmati detail Philadelphia di tahun 1950-an terdengar fantastis.
The Night Comes for Us
Eksistensi The Raid dan The Raid 2 berhasil membawa nama Indonesia tampil sebagai salah satu peracik film action lugas, brutal, dan penuh aksi laga silat yang menawan. Hasilnya? Kesuksesan tersebut seolah menjadi motor pendorong untuk lebih banyak film aksi yang mengikuti konsep yang nyaris serupa. Salah satu yang tampil menawan lengkap dengan karakter gila dan lore cukup menarik yang ia usung? Tentu saja The Night Comes for Us. Di tengah minimnya game-game action yang berfokus pada pertarungan tangan kosong ala Sleeping Dogs, The Night Comes for Us bisa tampil sebagai oase yang memuaskan. Kami sendiri lebih menginginkan mereka mengeksplorasi lore dunia dan organisasi kriminal yang ada lewat kacamata karakter baru, yang mungkin diisi dengan cameo dari karakter di versi film-nya. The Night Comes for Us punya dunia yang terlalu sayang untuk dilewatkan begitu saja.