Hideo Kojima: Saya Bukan Nabi!

Di tahun 2019 yang lalu, ketika Death Stranding pertama kali dirilis, banyak gamer yang mencemooh “visi” soal dunia terbelah yang ditawarkan Hideo Kojima di sana. Ia terdengar seperti sebuah skenario mustahil yang berlebihan dimana umat manusia memutuskan untuk tinggal di bawah tanah, takut berinteraksi dengan orang lain, dan mengandalkan kurir seperti Sam Bridges untuk memenuhi beragam kebutuhan mereka. Di tahun 2020, ketika pandemi COVID-19 terjadi dan proses karantina dalam skala pemerintahan terjadi, apa yang diperlihatkan Kojima tidak lagi terasa “aneh”. Tendensi meramal masa depan ini juga sempat ia perlihatkan di era Metal Gear Solid 2, ketika tema soal perang hoax dan misinformasi internet ternyata terbukti saat ini. Banyak yang merasa Kojima bisa memprediksi masa depan.
Hal ini jugalah yang secara lugas ditanyakan oleh Geoff dalam wawancara terbarunya dengan Hideo Kojima, terutama soal hubungan antara situasi di Death Stranding dengan COVID-19 saat ini. Kojima langsung menjawab pertanyaan tersebut dengan menegaskan bahwa ia bukanlah seorang Nabi. Death Stranding ia sebut bukanlah sebuah prediksi sama sekali soal kondisi dunia saat ini. Jika ia seorang Nabi dan punya kemampuan prediktif seperti ini, ia bekelakar bahwa ia akan menggunakannya untuk meracik game yang lebih laku di pasaran. Death Stranding ia sebut justru lebih merefleksikan perpecahan dalam lingkup sosial dan politik yang terjadi di Amerika Serikat dan Uni Eropa dan didesain untuk merepresentasikan kondisi tersebut.
Hideo Kojima says he didn't predict the pandemic. If he was a prophet, he says would have been able to make a higher selling game. #SummerGameFest pic.twitter.com/5J9m7CgP7x
— Summer Game Fest (@summergamefest) July 13, 2020
Death Stranding sendiri saat ini sudah tersedia di PC via Steam dan Epic Games Store dengan 505 Games berperan sebagai publisher. Bagaimana dengan Anda sendiri? Berapa banyak dari Anda yang sudah mencicipinya?