Review Project CARS 3: Jauh Lebih Bersahabat!

Jika Anda aktif mengikuti kiprah JagatPlay selama ini, maka Anda tentu paham bahwa salah satu genre yang paling tidak kami kuasai dan pada akhirnya, jarang berujung jadi artikel review adalah game racing simulasi. Bahwa game yang hendak menawarkan sensasi balap yang seharusnya dengan begitu banyak elemen yang bisa berujung saling mempengaruhi ini selalu berujung jadi momok tersendiri bagi kami, apalagi jika ia berujung sulit untuk ditundukkan sejak track pertama. Dari kesemua judul yang sempat tersedia, Project CARS dari Slightly Mad Studios, setidaknya dari dua seri pertama selalu menjadi sumber terror tersendiri. Tidak mengherankan jika menyambut seri ketiganya, antusiasme kami sedikit menurun.
Namun ada sedikit harapan terkait judul ini ketika lewat presentasi digital yang sempat kami ikuti beberapa waktu lalu, ia menegaskan komitmen untuk mengubah cara Project CARS bekerja di seri ketiga ini. Idenya adalah membuatnya menjadi sebuah seri yang tetap menggoda untuk gamer-gamer pencinta seri simulasi, namun kini memberikan opsi lebih matang untuk gamer tanpa skill seperti kami yang tetap mencintai konten dan sensasi balap yang ia tawarkan. Bersamannya juga, mereka berambisi untuk menyuntikkan sistem progression yang memang lebih bersahabat. Berangkat dari janji-janji inilah, kami memutuskan untuk menjajal Project CARS 3. Berita baiknya? Sejauh ini, ucapan mereka tidak berujung omong kosong belaka.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Project CARS 3 ini? Mengapa kami menyebutnya sebagai sebuah seri yang semakin bersahabat? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda!
Presentasi Tidak Sempurna

Project CARS 3 tampil sebagai sebuah game racing yang memang tidak menjadikan cerita sebagai fokus. Tidak ada mode campaign, tidak ada karakter dengan jalur cerita bak Hollywood yang harus Anda ikuti, dan tidak ada pula kisah emosional yang harus Anda jalani. Anda hanya berperan sebagai seorang pembalap yang berambisi untuk menjadi yang terbaik di dunia, yang membuatnya harus melalui beragam kelas balapan yang di tiap tingkatannya, tentu saja memberikannya akses ke mobil lebih cepat dan track sulit di belahan dunia yang lain. Project CARS 3 hadir sebagai game balap yang lugas.
Hampir sebagian besar gamer yang sempat mencicipi seri Project CARS pertama tentu masih ingat bagaimana eksistensi game tersebut sempat membuat gamer PC terpukau, terutama dari sisi visualisasinya. Di kala kelahirannya, detail yang ia tawarkan via varian mobil dan juga efek hujan sper dramatis yang diusung membuatnya jadi tantangan tersendiri untuk rig di kala itu. Sayangnya, daya tarik tersebut harus diakui sedikit menurun di seri ketiga yang kami jajal via Playstation 4 Pro ini. Ia datang dengan kualitas presentasi, terutama dari sisi visual, yang berada di bawah standar bahkan ketika kami menjajalnya di opsi prioritas resolusi sekalipun. Sesuatu yang bisa dengan mudah Anda kenali di ragam screenshot yang kami usung di sini.


Masalah utamanya tidak hanya sekadar berasal dari beberapa masalah teknis yang masih Anda temukan. Dari refleksi cahaya yang kini berubah menjadi sekadar artefak berwarna putih, visualisasi penuh jaggies yang terkadang menajam atau berakhir kabur ketika Anda memasuki lokasi tertentu, hingga pilihan kustomisasi kosmetik yang tanpa alasan jelas menolak untuk terpasang atau hadir dengan warna pilihan yang keliru di beberapa track. Kita juga bicara soal kualitas beberapa track, yang punya latar belakang dengan detail yang super buruk – mengingatkan Anda pada game-game di era Playstation 2. Salah satunya kami sajikan via screenshot di sesi ini, dimana Anda bisa melihat bahwa konsep “padang rumput” yang hendak ia dorong terlihat begitu aneh, dengan efek hujan yang juga gagal tampil dramatis.
Berita baiknya? Tidak kesemua sisi presentasi visual ini benar-benar buruk. Setidaknya di beberapa track, ia berhasil menyajikan kualitas yang cukup memanjakan mata. Anda bisa melihat beragam landmark ikonik yang terlihat megah sebagai latar belakang, dengan efek tata cahaya dramatis yang terkadang menemani bergantung pada waktu balap itu sendiri. Kualitas detail untuk mobil dari beragam brand yang diusung juga pantas diapresiasi. Namun jika dikombinasikan dengan apa yang terjadi sebelumnya, kesan yang mengemuka justru terasa sebagai sebuah inkonsistensi, setidaknya untuk versi Playstation 4 terutama di mesin Pro yang kami jajal. Sayangnya, kami sendiri tidak punya pengetahuan pasti apakah masalah yang sama juga terjadi di versi PC atau tidak.


Sementara dari sisi audio, tidak ada yang perlu dikhawatirkan sepertinya. Walaupun kami sendiri bukanlah penggemar otomotif yang mungkin akan bisa membedakan mobil hanya dari suara mesinnya saja, namun jelas bahwa perhatian ekstra untuk membuat Anda mendengar dan menikmati suara geram berbeda bergantung pada mobil apa yang Anda gunakan – yang jumlah dan variasinya memang tersedia cukup banyak di seri ketiga ini. Musik pengiring yang menemani Anda di menu dan sejenisnya, juga cukup untuk membangun adrenalin yang Anda butuhkan untuk langsung memacu kendaraan secepat yang Anda bisa.
Salah satu fitur baru yang ditawarkan Project CARS 3 adalah kustomisasi. Bahwa kini dengan begitu banyak pilihan yang tersedia, Anda bisa membeli mobil yang Anda inginkan dan kemudian sisi presentasi yang ia usung. Anda bisa mengganti cat, menambahkan decal, mengubah plat, hingga menambahkan sticker sponsor di beragam sisi yang Anda inginkan. Kustomisasinya memang tidak “segila” game-game balap jalanan seperti Need for Speed memang, namun setidaknya ia menawarkan cukup banyak opsi untuk meracik mobil yang bisa merepresentasikan kepribadian yang Anda inginkan.

Maka dari sisi presentasi, apa yang ditawarkan Project CARS 3 memang terhitung solid. Namun dengan beberapa keluhan yang pantas dibicarakan, ada beberapa hal di bawah standar yang semoga bisa mereka sempurnakan via patch di masa depan. Ia membuat versi Playstation 4, bahkan via versi Pro yang kami jajal, sekadar berhasil memenuhi peran yang seharusnya dan gagal untuk benar-benar terlihat seperti sebuah game AAA yang istimewa.