Review Microsoft Flight Simulator: Jelajah Dunia, Genggam Angkasa!

Reading time:
September 7, 2020

Menjelajah Dunia, Menggenggam Angkasa

Microsoft Flight Simulator jagatplay part 1 125
Bukan sekadar jargon, teknologi cloud-processing adalah kunci Microsoft Flight Simulator.

Satu kata yang akan sering Anda dengar bersama dengan datangnya Microsoft Flight Simulator adalah “Cloud-Processing”, jargon yang sempat didengungkan Microsoft di masa lalu untuk game shooter Crackdown 3 untuk simulasi kehancuran bangunan lebih realistis, sebelum dialihkan ke hanya mode multiplayer dan berujung mengecewakan tanpa banyak hal yang pantas dibicarakan. Kata “Cloud-Processing” ini kemudian mengemuka kembali di Microsoft Flight Simulator dan untuk pertama kalinya, memperlihatkan seperti apa potensi teknologi di masa depan. Kita berbicara soal teknologi yang memungkinkan Asobo Studio untuk menyuntikkan dunia nyata ke dalam format digital tanpa menelan kebutuhan ruang data di PC Anda!

Jadi bagaimana cara kerjanya? Dalam pondasi datanya, Asobo sudah memberikan kesempatan bagi Anda untuk terbang dari bandara manapun ke lokasi manapun yang Anda inginkan, di seluruh dunia! Yang ditawarkan cloud-processing di sini adalah detail. Dengan menggunakan kecepatan dan bandwith internet yang Anda miliki, detail area yang Anda lewati akan diunduh perlahan tapi pasti berdasarkan data satelit dan peta terakhir dari Bing. Ini berarti, semakin cepat dan kuat internet Anda, semakin detail pula dunia yang Anda temui. Sejauh ini, dari proses review yang kami jalani, teknologi ini bekerja dengan fantastis. Tidak hanya detail area yang Anda temui berujung fantastis, tetapi ia juga terlihat “ramai”. Deretan pohon untuk hutan, jalan raya dengan ekstra lalui lintas, bangunan tinggi menjulang, ia berhasil mencapai hal tersebut. Ini adalah sebuah game yang menawarkan bumi sebagai “tempat bermain” Anda!

Microsoft Flight Simulator jagatplay part 1 122
Dengan kekuatan internet, keseluruhan bumi kini jadi “taman bermain” untuk Anda.
Microsoft Flight Simulator jagatplay part 1 27
Anda jjuga bisa menggunakan sistem cuaca yang sedang terjadi di dunia nyata.

Tidak cukup sampai di sana, teknologi cloud ini kemudian didorong ke level yang bahkan lebih memesona. Mereka menawarkan beberapa fitur interaktif seperti “Live Weather” yang menggunakan data cuaca terakhir dari satelit untuk diaplikasikan ke dalam sesi permainan Anda. Ini berarti jika Anda terbang menggunakan pesawat dari Bugalaga Papua dan di sana memang tengah berkabut, Anda akan bisa merasakan secara langsung apa yang dirasakan oleh pilot-pilot di sana dengan jarak pandang super terbatas. Ini juga berarti Anda yang selama ini tergoda untuk merasakan sensasi terbang melewati beragam badai besar yang tengah terjadi di dunia, kini bisa melakukannya dari kursi gaming Anda. Tidak perlu memapar diri pada bahaya untuk terbang di tengah hantaman petir dan awan tebal tersebut.

Tentu saja, “Live Weather” yang diraih lewat kekuatan internet dan cloud-processing ini bukan soal cuaca saja. Data satelit juga akan menggambar seakurat mungkin beragam hal yang mengikutinya, dari komposisi awan dari daerah yang Anda lewati hingga kecepatan angin. Yang menarik adalah fakta bahwa sebagai game simulasi, kesemua elemen ini tentu akan mempengaruhi pengalaman mengudara Anda nantinya. Bahwa ekstra awan dan angin yang harus Anda lewati akan mempengaruhi sensasi terbang Anda, sekecil apapun itu. Dengan demikian, mengaktifkan “Live Weather” yang notabene juga akan menyesuaikan waktu terbang (siang / malam) sesuai dengan lokasi dunia nyata, bukanlah semata-mata urusan visual saja.

Masih belum cukup? Microsoft Flight Simulator juga menyediakan fitur lain bernama “Live-Traffic” yang jika dihidupkan, akan menyuntikkan data penerbangan real-time ke dalam game. Ini berarti, Anda akan bertemu dengan pesawat-pesawat yang benar-benar tengah mengudara pada saat ini, saat data satelit terbaru terus disalurkan ke dalam game Anda. Ini akan memberikan sensasi imersif yang lebih jauh daripada sekadar menerbangkan pesawat yang notabene sudah butuh konsentrasi tersendiri.

Ingat, Microsoft Flight Simulator juga tidak setengah hati jika kita berbicara soal simulasi waktu terbang yang ia tawarkan. Semua penerbangan yang Anda lakukan di game ini, dari satu titik ke titik lainnya, akan disesuaikan dengan waktu penerbangan sebenarnya di dunia nyata. Jika Anda butuh 1 jam 10 menit untuk terbang dari Jakarta ke Pontianak misalnya, maka waktu yang sama akan Anda butuhkan untuk bisa mencapai tujuan yang sama di game ini. Ini berarti, untuk Anda yang mengejar sensasi imersif, butuh waktu puluhan dan belasan jam untuk sebagian besar penerbangan internasional yang ada. Untungnya? Ada opsi untuk melakukan skip momen penerbangan, hingga Anda yang ingin segera mendarat dan menguji skill Anda di sana, akan bisa melakukannya secara instan.

 

Microsoft Flight Simulator jagatplay part 1 131
Live-weather juga mempengaruhi waktu siang malam bergantung pada di belahan dunia mana Anda terbang.
Microsoft Flight Simulator jagatplay part 1 62
Ingat, waktu penerbangan juga berjalan secara real-time! Untungnya, ada tombol skip jika Anda tidak sabar menunggu perjalanan belasan jam lintas benua.

Walaupun tidak mengharuskan Anda untuk memiliki koneksi internet untuk menikmatinya, namun fitur Cloud-Processing ini akan memberikan pengalaman Microsoft Flight Simulator yang seharusnya. Dengannya, kami akan merekomendasikan Anda untuk setidaknya, mempersiapkan aspek yang satu ini di luar kebutuhan data unduhan game di awal yang harus diakui, sudah terhitung besar.

Kekuatan Ilusi

Microsoft Flight Simulator jagatplay part 1 44
Sayangnya, teknologi ini belum bisa dibilang sempurna.

Terlepas dari semua hal fantastis yang berhasil dicapai dan ditawarkan oleh Microsoft Flight Simulator, ia tetaplah bukanlah game yang sempurna seperti yang kita semua harapkan. Ada beberapa keluhan yang pantas untuk dibicarakan, terutama dari uji teknologi Cloud-Processing-nya yang masih menyisakan beberapa kelemahan yang kentara, terutama jika Anda berusaha terbang melewati lokasi-lokasi yang tidak terlalu populer. Karena memang, dunia yang dibangun Microsoft Flight Simulator tidak dibangun secara manual satu per satu.

Jadi teknologi seperti apa yang sebenarnya ia usung? Microsoft Flight Simulator sebenarnya datang dengan teknologi pencitraan otomatis berdasarkan data satelit Bing yang mereka jadikan basis. Jadi lewat foto dua dimensi yang ditawarkan oleh satelit tersebut, teknologi yang mereka miliki akan secara otomatis berusaha untuk menciptakan model tiga dimensi darinya, dimana sang AI juga tidak akan 100% akurat melakukannya. Darinya, bangunan, jalan, hingga pepohonan “dikirimkan” ke sesi permainan Anda, dengan beberapa bangunan unik dengan bentuk dan skala cukup besar, akan mampu diterjemahkan dengan baik. Sementara bangunan lebih kecil, seperti rumah perorangan misalnya, tentu tidak akan tampil seperti selayaknya di dunia nyata.

Microsoft Flight Simulator jagatplay part 1 11
Mall Taman Anggrek berdiri megah!
Microsoft Flight Simulator jagatplay part 1 12
Monas? Pffttt..

Salah satu masalah terbesar dari sistem seperti ini memang terletak pada kata “ilusi” untuk akurasi itu sendiri. Secara garis besar, misalnya pada saat Anda terbang di atas kota Anda, Anda masih akan menemukan landscape yang mudah untuk dikenali – seperti dimana Anda saat ini terbang, apa yang bisa Anda temui jika Anda bergerak ke lokasi tertentu, atau sekadar bangunan ikonik seperti apa yang Anda antisipasi. Namun sayangnya, data satelit ini tidak berhasil menerjemahkan semua landmark ikonik, bahkan di kota besar sekalipun (terutama di Indonesia). Anda bisa melihat bagaimana Monas terlihat gepeng dan masih mempertahankan bentuk dua dimensi-nya, atau bagaimana perjalanan Anda untuk melihat Candi Borobuddur dan Prambanan hanya akan diikuti dengan fakta bahwa citra pelataran parkir-nya berhasil disajikan, namun Anda tidak akan menemukan data kedua candi tersebut sama sekali. Ini tentu saja, mengecewakan.

Kami juga menemukan hal serupa di negara lain. Dengan rasa kerinduan besar untuk Taipei mengingat tidak ada Computex untuk tahun 2020 ini karena situasi COVID-19 yang masih belum mereda, kami memutuskan untuk terbang di atas ibukota Taiwan tersebut. Anda bisa melihat beberapa landmark ikonik disajikan dan dijadikan highlight oleh Asobo, seperti Chiang Kai-Shek Memorial Hall yang tertera jelas di layar. Namun di sisi lain, menara tertinggi di Taiwan – Taiwan 101 yang berbentuk bak sebuah pagoda raksasa malah tidak terlihat di sini. Di Indonesia? Fakta bahwa Microsoft Flight Simulator lebih bisa menerjemahkan detail Mall Taman Anggrek atau GBK daripada Monas atau Candi Borobuddur tentu cukup untuk membuat Anda bertanya-tanya soal AI yang mereka andalkan. Namun setidaknya, Anda bisa melihat jelas Jembatan Suramadu di sini.

Berbicara soal AI yang sempat kami bicarakan sebelumnya, terlepas dari puja-puji yang kami sertakan pada akurasi yang bisa ia tawarkan, ia tidak sepenuhnya bisa dibilang cerdas. Sebagai gamer yang mengabaikan sisi simulasi dan lebih tertarik dengan potensi aksi fotografi yang bisa ia usung, ada beberapa situasi dimana AI bekerja dengan sangat “bodoh” di sini, walaupun frekuensinya tidak tinggi. Kami sempat bertemu dengan situasi dimana AI tetap menerbangkan pesawat kecil di Bugalaga terlepas dari tenaga pesawat yang tidak cukup kuat untuk lepas landas dan mencapai ketinggian yang direkomendasikan, membuatnya menghantam pegunungan tanpa ragu. Kami juga sempat bertemu dengan pesawat yang memutuskan untuk mendarat di lapangan sebelah landasan pacu alih-alih landasan yang seharusnya, tanpa alasan yang jelas.

Microsoft Flight Simulator jagatplay part 1 39
Mendarat di tanah kosong alih-alih landasan di bandara adalah contoh “kepintaran” AI di Microsoft Flight Simulator.
Microsoft flight simulator jagatplay part 2 1
Bersiaplah untuk konten Marketplace dengan harga “rasional” sebuah game Flight Simulator yang tetap efektif untuk mencekik isi dompet Anda.

Catatan terakhir yang cukup disayangkan, walaupun tidak bisa dilihat sebagai kekurangan, adalah sistem “Livery” yang diusung game ini. Tidak ada kesempatan untuk menyuntikkan modifikasi logo atau brand pesawat yang Anda inginkan dengan bebas di sini, mengingat Microsoft Flight Simulator hanya menyediakan brand-brand yang memang secara resmi ada di dunia. Opsi untuk menyuntikkan lebih banyak bandara dan jenis pesawat juga ditawarkan via Marketplace dengan harga cukup tinggi, dimana konten saat review ini ditulis, diusung di harga sekitar 200 – 400 ribu Rupiah. Memang situasi seperti ini akan melahirkan komunitas mod yang siap “mengatasinya”. Hanya saja, limitasi seperti ini tentu saja tetap, disayangkan untuk era gaming modern saat ini.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…