Review Kingdom Hearts – Melody of Memory: Nostalgia Telinga!
Sekali Lagi, Canon!

Sudah berusia 18 tahun, Kingdom Hearts memang sudah tersedia dalam bentuk banyak seri, yang dilepas untuk begitu banyak platform, dengan begitu banyak tema dan mekanik gameplay berbeda yang diusung. Salah satu pertanyaan paling “menjebak” yang seringkali ditanyakan gamer-gamer yang tidak familiar dengan franchise ini biasanya mengitari soal seri mana saja yang dihitung sebagai seri utama dan mana saja yang spin-off? Pertanyaan yang seringkali mengundang tawa para penggemar Kingdom Hearts. Mengapa? Karena percaya atau tidak, Kingdom Hearts tidak mengenal kata “spin-off”! Semua seri yang tersedia di pasaran saat ini, apapun bentuk gameplay dan platform-nya, kesemuanya dihitung sebagai canon dan karenanya berkesinambungan satu sama lain! Benar sekali, termasuk Kingdom Hearts: Melody of Memory ini!
Anda bahkan bisa menyebut bahwa Melody of Memory merupakan “sekuel langsung” dari Kingdom Hearts 3, menawarkan cerita lanjutan yang bahkan tidak ditawarkan oleh DLC Re-Mind sekalipun. Cerita yang diusung berperan sebagai jembatan yang selama ini sudah lama Anda tunggu dan butuhkan – soal kemana arah selanjutnya Kingdom Hearts akan melangkah. Lewat eksposisi yang meluncur dari mulut Riku, Kairi, dan Fairy Godmother (yang secara mengejutkan punya porsi cerita penting di sini), Anda kini punya gambaran kemana kira-kira Sora yang menghilang sebenarnya menetap, kira-kira semesta seperti apa yang akan disinggahi franchise ini selanjutnya, dan kira-kira misteri apa yang akan mereka ungkap. Benar sekali, kami tidak main-main. Game ritmis yang terlihat remeh temeh di atas permukaan ini, ternyata memuat lore canon super penting di dalamnya!


Fakta paling gila terletak pada kenyataan bahwa Square Enix, khususnya Tetsuya Nomura, lebih memilih Kingdom Hearts: Melody of Memory ini untuk memberikan gambaran lebih jelas soal identitas bintang misterius bersuara wanita yang sempat bersua dengan Sora di Kingdom Hearts 3 tempo hari. Identitas bintang ini sempat memicu ragam diskusi dan perdebatan, mengingat Nomura tidak pernah secara gamblang menjelaskan siapa sebenarnya yang berdiri di balik suara dan entitas yang tidak punya bentuk fisik jelas tersebut. Bahkan DLC ReMind sekalipun tidak menyediakan jawaban yang memuaskan. Ternyata oh ternyata, mereka memilih untuk menyimpan jawaban untuk misteri tersebut di game ritmis yang satu ini.
Namun tentu saja, tambahan lore super penting ini tidak akan disajikan dari awal permainan. Tambahan kisah canon yang berkisar sekitar 20-30 menit ini berperan sebagai “konten ending” ketika Anda sudah meyelesaikan beragam level dan fase yang tersedia di mode cerita. Ia akan dilemparkan sekaligus dan langsung tumbuh menjadi jembatan esensial untuk memahami seri Kingdom Hearts selanjutnya. Ini berarti ekstra konten 20-30 menit super penting yang membutuhkan setidaknya 6-7 jam total gameplay ritmis sebelum bisa mencapainya.
Kesimpulan

Hampir semua gamer Kingdom Hearts sepertinya memahami bahwa musik, memang menjadi bagian penting yang tidak terpisahkan dari franchise yang sudah memasuki usianya yang ke-18 ini. Oleh karena itu, tidak ada rasa keberatan dan justru antisipasi yang cukup tinggi ketika seri Melody of Memory ini diumumkan kepada publik. Berita baiknya? Square Enix juga terhitung berhasil mengeksekusinya dengan manis. Pilihan ratusan musik dari beragam seri, yang juga memuat pilihan ikonik di dalamnya, dilebur ke dalam game ritmis yang uniknya tetap berhasil mempertahankan identitas dan gaya presentasi ala sumber materi yang notabene, merupakan sebuah game action. Semuanya dipermanis dengan tetap dimasukkannya OST ikonik milik Utada Hikaru di dalamnya.
Tidak banyak yang bisa dikeluhkan Kingdom Hearts: Melody of Memory memang sebagai sebuah game ritmis. Sebagian besar kekurangan datang dari masalah preferensi soal konten yang diputuskan Square Enix untuk dimasukkan ke dalam track yang bisa dicicipi. Kami pribadi merasa ada banyak momen lebih penting yang sebenarnya bisa bekerja lebih baik sebagai track yang dilewatkan Square Enix begitu saja tanpa sekalipun dilirik. Sebagai contoh? Betapa manisnya jika salah satu segmen yang tersedia misalnya, berfokus pada aksi pertarungan antara Roxas dan Sora yang ikonik, alih-alih sekadar menyajikannya sebagai event sembari lalu. Kami juga akan lebih tertarik dengan sisi cerita jika alih-alih hanya disuntikkan di akhir cerita, ia berujung disebar di beberapa titik untuk mempertahankan rasa ketertarikan.
Namun di luar kekurangan tersebut, Kingdom Hearts: Melody of Memory menjalankan tugasnya sebagai game ritmis dengan musik Kingdom Hearts dengan sangat baik. Ia memang tidak ditujukan untuk semua gamer, apalagi mereka yang memang tidak pernah melihat musik sebagai elemen yang menarik saat berbicara soal video game. Namun bagi mereka yang tumbuh besar dengan franchise ini, ingin menikmati kembali salah satu elemennya yang fantastis dan kini jadi highlight, sembari mempersiapkan diri untuk petualangan Sora dkk selanjutnya, seri ini tidak bisa lagi mengeksekusi konsep ini dengan lebih manis.
Kelebihan

- Jumlah track
- OST milik Utada Hikaru tetap disajikan di sini
- Tingkat kesulitan menantang
- Cerita canon sebagai jembatan ke seri KH selanjutnya
- Mekanik gameplay yang berhasil mensimulasikan sensasi seri original
- Konsep crafting untuk collectibles
- Presentasi visual mengikuti dunia dan seri yang disajikan
Kekurangan

- Sistem stage berbasis MV terasa malas
- Cerita baru disajikan hanya di akhir cerita saja
- Banyak momen lebih ikonik yang diabaikan
- Sistem kamera menyamping membuat timing tekan tombol menjadi sulit
Cocok untuk gamer: yang menyukai game ritmis, menyukai lagu-lagu dari Kingdom Hearts
Tidak cocok untuk gamer: yang mudah panik, tidak lagi tertarik mengikuti kelanjutan kisah Sora dkk