Menjajal DEMO (2) Little Nightmares II: Misteri Lebih Besar!

Reading time:
January 14, 2021
little nightmares 2 school3

Tidak ada lagi yang bisa kami lakukan selain memberikan puja-puji yang memang pantas diarahkan kepada Tarsier Studios atas keberhasilan mereka mencuri hati kami lewat sesi media preview pertama yang sempat mereka buka untuk Little Nightmares II. Di demo pertama tersebut, kami berkesempatan untuk menjajal level Hospital yang fantastis, dimana kengerian dibangun tidak hanya lewat jump-scare, tetapi juga lewat kombinasi musik, kesunyian, dan atmosfer yang secara keseluruhan memang siap untuk membuat bulu kuduk Anda merinding. Ditambah dengan situasi yang selalu tercipta genting, tidak ada keraguan di hati lagi untuk mengantisipasi rilis penuh Little Nightmares II dalam waktu dekat ini.

Seolah tidak cukup dengan level Hospital tersebut, Bandai Namco dan Tarsier Studios kembali menyediakan demo baru Little Nightmares II untuk dinikmati oleh para media. Berbeda dengan demo pertama yang berfokus pada level Hospital, demo kedua ini merupakan sesi gameplay panjang dari awal permainan – Wilderness hingga ke area selanjutnya – School. Walaupun apa yang bisa Anda lakukan tidak banyak berbeda dari demo sebelumnya, kesempatan untuk menikmati sesi permainan panjang seperti ini ternyata meninggalkan insight baru soal apa yang hendak ditawarkan oleh Little Nightmares II.

Lantas, dengan demo Wilderness dan School yang kami jajal, seperti apa impresi ekstra yang kami dapat dari Little Nightmares II ini?

Kesan Dunia Lebih Besar

little nightmares 2 school2

Gamer yang menikmati Little Nighmares pertama sepertinya memahami betapa kuatnya kesan bahwa dunia misterius yang jadi “arena bermain” Anda di kala itu – The Maw, memang meninggalkan kesan kuat sebuah lokasi yang tertutup. Bahwa Anda terjebak di sebuah lokasi yang terbatas, yang untungnya terbagi ke dalam beberapa tingkat berbeda dengan masing-masing mengusung tema dan monster utama yang berbeda-beda. Yang dilakukan oleh Little Nightmares II adalah memberikan Anda lebih banyak lore soal dunia yang ia usung secara keseluruhan. Bahwa ada misteri yang jauh lebih besar daripada sekadar The Maw itu sendiri.

Kesan ini sudah Anda dapatkan sejak menggunakan Mono di level pertama – Wilderness, yang juga berperan sebagai misi prolog dan tutorial di saat yang sama. Bahwa seperti halnya game misterius lain – INSIDE, Anda memahami bahwa skala misteri yang Anda hadapi adalah sesuatu yang umum dan tersebar di semua sudut. Di Wilderness, ia menyeruak lewat aksi karakter raksasa bersenjatakan shotgun bernama “Hunter” yang gemar mengoyak tubuh binatang buruannya. Hutan, rumput, dan binatang ternyata eksis di dunia Little Nightmares itu sendiri. Area sama dimana makhluk kecil seperti Mono dan Six juga hidup di dalam dunia yang sama.

Jika Anda berhasil melampaui Wilderness, kesan soal dunia besar dan cita rasa eksplorasi lebih kuat daripada sekadar usaha “melarikan diri” yang melekat di seri pertama akan menyeruak. Anda akan bertemu dengan sebuah kota besar berisikan gedung-gedung tinggi bernama “Pale City” yang akan menjadi ruang bermain selanjutnya, dimana Mono dan Six akan bergerak dari satu lokasi besar ke lokasi besar yang lain. Salah satunya, tentu saja stage School (Sekolah) yang akan kita bicarakan nanti. Anda akan mulai memahami bahwa apapun yang terjadi di The Maw sebelumnya bukanlah hal yang eksklusif terjadi di lokasi itu saja. Dunia yang diusung Little Nightmares II, seperti namanya, adalah sebuah mimpi buruk besar yang datang tanpa jawaban.

Satu yang menarik, terutama bagaimana mereka memilih Wilderness sebagai stage pertama yang kemudian diikuti progress pergerakan ke wilayah kota, kami agak sulit untuk mengesampingkan cita rasa serupa dengan apa yang ditawarkan oleh game misterius lain – INSIDE. Walaupun tidak jelas apakah Tarsier Studios memang tersinpirasi dari game racikan PlayDead Games tersebut atau tidak, namun pergerakan progress lokasi yang diusung akan membuat gamer-gamer yang sempat mencicipi INSIDE merasa familiar. Untungnya, identitas uniknya yang datang dari mekanik gameplay dan desain karakter bertahan di sana.

Pages: 1 2
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…