Review Rising Hell: Melompat Lebih Tinggi!
Perkuat Diri

Salah satu konsep rogue-like yang tidak pernah terlewatkan adalah kesempatan untuk memperkuat sang karakter utama tanpa perlu jatuh pada keacakan. Bahwa selalu ada satu resource, satu mekanik, satu reward yang tidak akan terpengaruh pada siklus hidup-mati dan akan tetap bisa Anda simpan. Elemen ini biasanya akan menawarkan setidaknya tiga hal: sensasi progress si karakter karena ia menguat, kesempatan lebih besar untuk menundukkan si video game, dan membuat setiap kematian tetap terasa berharga alih-alih memicu lebih banyak rasa frustrasi. Lantas, bagaimana dengan cara Tahoe Games mengeksekusi Rising Hell? Untungnya, ia datang dengan berita baik.
Rising Hell datang dengan setidaknya dua buah mekanik yang akan menjamin sensasi progress tersebut lewat ketersediaan upgrade permanen yang bisa Anda kejar. Pertama, datang lewat “mata uang” bernama Blight yang bisa Anda dapatkan secara acak dari musuh atau sebagai reward sehabis melawan boss.
Blight adalah resource yang tidak akan di-reset setelah Anda mati dan bisa digunakan untuk membeli beberapa upgrade permanen. Anda bisa membuka dua karakter ekstra – Zelos dan Sydna yang masing-masing punya status, senjata, dan animasi serangan berbeda. Anda juga bisa menggunakan Blight untuk membeli buff permanen yang akan menemani karakter Anda di sepanjang permainan. Sebagai contoh? Ada buff yang akan membuat semua musuh Archdemon kini punya 25% HP lebih sedikit namun kini bisa menghasilkan damage 10% lebih besar. Anda juga bisa membuka senjata aka Artifact yang di permainan biasa didapatkan secara acak, kini bisa digunakan permanen dari awal hingga akhir permainan. Ini akan mempermudah perjalanan Anda.
Kedua, ia datang lewat sejenis bar experience yang tidak terikat pada karakter spesifik, tetapi pada keseluruhan pengalaman bermain Anda saat berusaha menyelesaikan Rising Hell. Bahwa berdasarkan point yang Anda dapatkan dan seberapa jauh progress Anda sebelum tewas (atau bahkan ketika Anda berhasil menyelesiakannya), Anda akan mendapatkan sejumlah EXP points yang akan didistribusikan dalam sebuah bar panjang. Bar ini akan berisikan reward di beberapa titik yang akan langsung terbuka jika Anda mencapainya. Di satu sisi, ia bisa jadi reward instan seperti sejumlah Blight yang langsung bisa Anda pakai. Tapi di sisi yang lain, ia bisa berujung jadi artifact yang butuh Anda buka lagi dengan sejumlah Blight.


Beberapa dari reward tersebut bisa jadi tidak akan bisa Anda pakai secara instan. Sebagian dari mereka bisa berujung menjadi item yang kini masuk dalam rotasi item-item yang bisa Anda belanjakan menggunakan Souls saat menempuh playthrough Anda. Souls adalah resource yang Anda dapatkan saat menundukkan musuh, akan hilang saat Anda tewas, dan memang ditujukan sebagai pondasi belanja item-item yang akan memperkuat karakter Anda. Setiap level biasanya menyediakan tiga opsi belanja selama Souls Anda cukup, dengan kesempatan reset menggunakan Blight untuk mengganti setiap dari mereka jika Anda merasa tidak cocok. Ia bisa memberikan kesempatan lebih besar untuk mendapatkan item healing, memperkuat damage yang ada, hingga membuat Anda kebal pada perangkap duri misalnya.
Sebagai sebuah game rogue-like, kami tidak ragu untuk memberikan acungan dua jempol pada konsep progress yang diusung oleh Rising Hell ini. Bahwa terlepas dari rasa frustrasi yang mungkin terjadi karena Anda tidak kunjung menyelesaikannya di beberapa jam awal permainan, EXP yang Anda kumpulkan akan pelan tapi pasti membuka lebih banyak alternatif item dan senjata yang pelan tapi pasti akan “menurunkan” tingkat kesulitan tersebut. Bersama dengan pengetahuan bagaimana memanfaatkan Hellbreaker dengan efektif dan apa saja runtut serangan yang ditempuh oleh setiap boss yang ada, Rising Hell hanya butuh konsistensi untuk diselesaikan.

Namun bukan berarti Anda yang senantiasa mencari tantangan tidak akan bisa mendapatkannya di Rising Hell ini. Bersama dengan setiap sekuens yang berhasil Anda selesaikan (tamatkan), berdasarkan karakter yang Anda gunakan, Anda kini bisa meningkatkan level kesulitan dengan mendorong level Agony si karakter satu angka lebih besar. Untuk setiap angka Agony yang Anda tingktkan, Anda akan berhadapan dengan ekstra modifier yang akan membuat playthrough ekstra Anda lebih menantang. Sebagai contoh? Damage musuh yang lebih besar atau mungkin, “barang belanjaan” yang kini menuntut lebih banyak jumlah Souls.
Kombinasi-kombinasi ini semakin membuat Rising Hell tampil sebagai game rogue-like yang solid. Tidak hanya karena sensasi gameplay yang unik saja, tetapi karena ia juga memuat elemen-elemen permanen yang tetap akan menawarkan progress dan rasa pencapaian yang tetap memuaskan di setiap siklus mati yang ada. Dan sejauh kami menjajalnya? Tidak ada keluhan dari proses balancing yang ada.
Kesimpulan

“Melompat lebih tinggi” yang kami pilih sebagai sub-judul artikel review ini tidak hanya didesain untuk mendefinisikan gameplay Rising Hell, yang notabene, merupakan sebuah game rogue-like yang meminta Anda untuk terus melompat lebih tinggi dari yang sebelumnya. “Melompat lebih tinggi” di sini juga mendefinisikan pujian kami pada apa yang berhasil dicapai Tahoe Games dan Toge Productions yang lewat Rising Hell, telah berhasil meracik sebuah game indie yang pantas dibanggakan. Game indie yang memukau dari sisi prensentasi – audio ataupun visual, dari karakteristik identitasnya sebagai game rogue-like, elemen progression yang terasa memuaskan, hingga gameplay action yang solid. Ini adalah game Tanah Air di level yang selanjutnya.
Walaupun demikian, bukan berarti game ini tidak hadir tanpa kekurangan sama sekali. Dari sesi gameplay kami, selain visualisasi pixel-art milik Arok yang tidak terlihat sebaik Zelos atau Sydna, satu dari ketiga karakter ini juga gagal menangkap hati kami. Benar sekali, Sydna yang notabene menggunakan sistem 3-orb sebagai jenis serangan tidak terasa semenarik untuk dimainkan. Dengan kecepatan dan efektivitas serangan melee Arok atau range milik Zelos, Sydna tidak punya “kelebihan” yang membuatnya pantas dijadikan andalan. Sementara untuk panjang level? Walaupun akan terasa pendek, apalagi jika Anda sudah mendapatkan upgrade yang kuat. Namun bagi kami, ia sejalan dengan harga game yang di versi Steam misalnya, terhitung super rasional.
Untuk saat ini, dengan kualitas dan daya tarik yang ia miliki, tidak ada alasan untuk tidak melirik Rising Hell. Bukan hanya karena ia adalah game racikan developer Tanah Air saja, tetapi sejujurnya karena kualitasnya sendiri, di luar embel-embel tersebut, berhasil tampil sebagai game rogue-like unik yang punya sisi aksi dan desain yang solid. Siapkan kaki, pastikan lengan iblis Anda berkobar, dan mulailah melompat lebih tinggi!
Kelebihan

Visual pixel-art penuh daya tarik
Musik metal mengalun cadas
Sensasi progress yang memuaskan
Sistem Hellbreaker yang unik
Tingkat kesulitan yang seimbang
Harga sebanding dengan konten yang didapatkan
Aksi menggunakan Arok dan Zelos yang memuaskan
Konten pasti dan konten acak yang seimbang
Mode Gauntlet untuk ekstra konten solid
Kekurangan

Sydna tidak punya daya tarik sekuat karakter lain
Visualisasi pixel-art Arok terlihat canggung
Runtut serangan boss hadir tanpa variasi
Cocok untuk gamer: yang mencintai rogue-like, senang dengan game action yang cepat
Tidak cocok untuk gamer: yang tidak terlalu suka dengan game menantang, tidak suka dengan pendekatan pixel-art