Review Final Fantasy VII Remake INTERGRADE (+ INTERMISSION): Selangkah Lebih Sempurna!
INTERMISSION – Pencuri Materia yang Familiar

Pada saat Anda membaca artikel review ini, Anda sepertinya sudah paham bahwa Final Fantasy VII Remake INTERGRADE yang notabene hanya tersedia di Playstation 5, juga memuat sebuah DLC terpisah bernama – INTERMISSION yang akan memungkinkan Anda untuk bermain sebagai Yuffie – karakter ninja companion nan unik yang juga muncul di seri originalnya. Dengan harga sekitar Rp 300.000,- untuk region Indonesia, pertanyaan yang mengemuka tentu saja satu – apakah ia pantas untuk dikejar?
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya Anda memahami apa itu INTERMISSION. Dari sisi cerita, terutama untuk Anda yang sudah memainkan versi originalnya, Yuffie memang hadir sebagai karakter companion yang “tiba-tiba” muncul lewat aksi bertemu dengan Cloud di hutan. Maka seperti konten Final Fantasy VII Remake yang lain, apa yang hendak ditawarkan oleh INTERMISSION di sini adalah konteks. Konteks untuk memberikan latar belakang cerita yang lebih bisa dipercaya dan lebih dalam jika di satu titik, proses bertemunya Yuffie dan Cloud dkk di Part 2 nantinya, jauh lebih rasional dan bisa dipercaya. Sesuatu yang berhasil dicapai oleh DLC INTERMISSION ini.
Sebagai bintang utama, Yuffie yang notabene merupakan ninja dari Wutai ini, berujung mengunjungi Midgar dengan satu misi besar – mencuri sang Ultimate Materia yang ia percayai tengah disimpan ketat oleh Shinra saat ini. Yuffie percaya bahwa Ultimate Materia ini akan membantunya menundukkan Shinra. Mengingat misi ini sendiri sejalan dengan organisasi Avalanche yang ada, mereka berhasil membangun kontak dan berujung saling bekerjasama, bertukar informasi soal musuh dan ragam hal yang dibutuhkan untuk bisa menyusup ke dalam Shinra. Tentu saja, Yuffie tidak sendiri.


Berasal juga dari Wutai, Yuffie ditemani oleh murid ayahnya – Sonon Kusukabe yang sudah mengintai Sector 7 Slums beberapa minggu lebih awal. Bersama dengan Sonon, Yuffie mencari upaya paling efektif untuk mencuri sang Ultimate Materia yang seperti bisa diprediksi, akan membutuhkan begitu banyak musuh dan tantangan untuk ditundukkan. Interaksi keduanya juga akan jadi salah satu sumber humor untuk DLC ini, sekaligus pondasi untuk memahami karakter Yuffie dengan lebih baik. Tentu saja, Anda harus memainkan game ini sendiri untuk mengerti dinamika keduanya dan pada akhirnya juga menerima alasan mengapa Sonon tak pernah sekalipun mengemuka namanya di versi Final Fantasy VII Original.
Acungan jempol memang kembali pantas diarahkan kepada Square Enix yang kembali melakukan tugas yang fantastis dengan Yuffie, baik dari desain karakter hingga kepribadian yang ia usung. Bahwa karakter yang di masa lalu punya kepribadian penuh humor dan ambisi yang sempat hanya tercermin lewat teks, dan sedikit hidup via Advent Children ini, berujung jadi karakter yang menarik untuk diikuti. Ia sama naïve-nya, sama ambisius-nya, dan sama siapnya untuk berkorban apapun atas nama Wutai. Kesemuanya dikombinasikan dengan ragam sekuens cut-scene yang pelan tapi pasti, membawa pesona tersebut keluar satu per satu. Cerita dan karakternya akan mencuri hati Anda dan menghempaskannya ke tanah ketika memang momen tersebut dibutuhkan.


Namun seperti yang kami bicarakan di awal, pada akhirnya fungsi utama DLC ini adalah memberikan konteks lebih jelas dan rasional mengapa Yuffie berakhir dengan grup Cloud dkk. Di sepanjang perjalanan, terus berdiri di samping timeline cerita utama FF VII Remake itu sendiri, Anda akan memahami bahwa Yuffie sebenarnya sudah “mengenal” setidaknya beberapa anggota Avalanche, peran mereka, dan mengapa mereka bisa diandalkan. Di cerita yang sama, Square Enix juga memutuskan untuk memperkenalkan grup Deepground yang di seri originalnya, memang “tiba-tiba” muncul sebagai musuh Vincent di Dierge of Cerberus. Lewat kacamata Yuffie, Anda setidaknya memahami bahwa organisasi ini sebenarnya sudah eksis jauh-jauh hari, disembunyikan Shinra, dan berakhir terkubur begitu saja sebelum secara canon, kembali di Dierge of Cerberus.
Elemental adalah Jalan Ninjaku!

Jika ada satu hal yang berhasil dilakukan dengan fantastis oleh Square Enix selama VII Remake original kemarin adalah kemampuan menerjemahkan masing-masing karakter ke dalam format action RPG yang tetap setia pada identitas yang ada, sembari memastikannya tetap menyenangkan untuk digunakan. Tidak mengherankan jika banyak gamer yang takjub misalnya, dengan cara mereka menangani pertarungan tangan kosong Tifa dengan segudang jurus bela dirinya yang dibagi ke dalam fungsi berbeda-beda. Walaupun ia juga karakter agresif untuk damage, ia terasa begitu berbeda dengan Cloud.
Lantas, bagaimana dengan Yuffie? Kembali acungan dua jempol untuk tim developer INTERMISSION ini. Mereka tidak hanya berhasil menerjemahkan fakta bahwa Yuffie adalah seorang ninja yang notabene punya serangan cepat, tetapi juga membuatnya punya ekstra “kelebihan” yang tidak dimiliki karakter lain. Yuffie sendiri punya dua mode serangan – dengan senjata dan tanpa senjata. Bergantung pada apakah Anda melemparkan senjata Anda di tangan atau tidak, ia akan punya animasi dan fungsi berbeda. Dengan senjata, Yuffie akan punya animasi melee super cepat nan efektif untuk menghajar cepat musuh di bawah ataupun udara. Dengan senjata yang terlempar (yang bisa Anda panggil kapanpun), Yuffie tampil bak seorang mage dengan serangan-serangan berbasis elemental. Hal inilah yang kemudian membuatnya jadi karakter yang adaptif.


Mengapa? Karena menggunakan Abilities “Ninjutsu” yang ia miliki, Anda bisa mengganti elemen serangan Yuffie menjadi api, es, angin, ataupun listrik kapapun Anda inginkan. Ini berarti, selama Anda memahami apa yang menjadi elemen kelemahan musuh yang informasinya bisa Anda dapatkan via “Assess”, Anda selalu bisa menggunakan Yuffie untuk mengeksploitasinya. Ingat, menyerang musuh dengan elemental kelemahan mereka berarti mempercepat bar Stagger yang nantinya, bisa dimanfaatkan untuk damage lebih efektif nantinya. Ini membuat peran Yuffie, terlepas dari damage yang tak terlalu besar, bisa diyakini akan krusial di masa depan ketika VII Remake sudah punya sistem party sendiri.
Sayangnya, INTERMISSION memutuskan untuk tidak memungkinkan Anda menggunakan Sonon. Selama permainan, Sonon akan sepenuhnya dikendalikan oleh AI, sembari tetap memberikan Anda kesempatan untuk menyuntikkan perintah secara manual. Kehadiran Sonon di medan pertempuran juga menawarkan sebuah mekanik unik bernama – Synergize. Bisa diaktifkan manual dengan hanya satu tombol saja, Synergize akan membuat Yuffie dan Sonon bertarung sebagai satu kesatuan, dengan syarat bahwa keduanya memiliki setidaknya 1 bar ATB. Dalam kondisi Synergize, Anda bisa mengakses serangan AOE lebih kuat atau membuat Sonon lebih aktif melindungi Yuffie. Konsekuensinya? Bar ATB kedua karakter akan lebih lambat ketika berada dalam posisi Synergize hingga membuat taktik paling rasional, adalah mengaktifkan dan menggunakannya setiap kali Anda punya bar ATB yang cukup.
Satu yang menarik dari implementasi adalah potensi bahwa ia bisa berakhir jadi salah satu fitur tambahan yang melekat di rilis PART 2 dan seterusnya. Bahwa tidak lagi harus selalu bertarung sendiri, kita mungkin akan mendapatkan kesempatan untuk membuat dua karakter atau lebih di dalam tim untuk saling bersinergi dan karenanya, berpotensi untuk memuntahkan damage lebih besar. Walaupun Square Enix sendiri belum angkat bicara soal implementasi sistem ini lebih jauh, akan terasa aneh jika pada akhirnya ia akan berujung hanya diimplementasikan di INTERMISSION ini saja antara Yuffie dan Sonon itu sendiri.
Maka bersama dengan sistem dan gaya bertarung Yuffie yang unik dan juga, fitur kolaborasinya dengan Sonon, INTERMISSION sendiri sayangnya tidak menawarkan banyak konten sampingan yang bisa dibilang berarti. Anda akan bertemu dengan beberapa konten untuk membuat Anda sibuk di luar cerita utama memang, namun jumlahnya sendiri terhitung terbatas. Ada kesempatan untuk melawan dan akhirnya merekrut Ramuh sebagai summon hingga sebuah misi sampingan yang meminta Anda untuk mengumpulkan poster yang tersebar di seluruh Slums. Namun pada akhirnya, yang paling menarik adalah Fort Condor.


Anda yang sempat memainkan seri Final Fantasy VII original tentu masih ingat jelas dengan mini-game yang satu ini. Diterjemahkan ulang dalam bentuk yang lebih modern, Fort Condor di INTERMISSION juga menuntut Anda untuk memutar otak untuk bisa menundukkan tiap ancaman yang ada. Berbasis kemampuan mengatur deck, mengatur resource dan prioritas soal memanggil mereka ke medan pertempuran, dan kemudian memastikan bahwa unit yang Anda munculkan memang bisa mengalahkan mudah unit musuh dalam sistem berbasis gunting-batu-kertas, Anda akan bersenang-senang dengannya. Tentu saja, aksi eksplorasi dan belanja Anda juga akan membuka lebih banyak unit dan board untuk bisa dimanfaatkan nantinya, mengingat akan ada lebih banyak “pemain” level tinggi yang punya strategi ekstra.
Dan pada akhirnya, alasan ekstra lainnya untuk terjun masuk ke dalam INTERMISSION juga mengakar pada fakta bahwa ia punya ending tambahan yang memperkaya ending di VII Remake original. Tidak banyak memberikan sesuatu yang signifikan memang, namun cukup untuk menumbuhkan teori dan spekulasi baru soal apa yang sebenarnya terjadi. Bagi para penggemar Tifa? Ending rahasia ini sepertinya cukup untuk membuat darah mereka berujung mendidih karena satu sekuens kecil yang ada.