Review Ninja Gaiden – Master Collection: Bak Tebasan Pedang Tua!
Aksi Cepat

Dengan tiga buah game yang berada di bundle yang sama, Ninja Gaiden Sigma dan Ninja Gaiden Sigma 2 memang dikenal sebagai seri yang punya resepsi yang lebih positif daripada Ninja Gaiden 3 yang lewat proses “modernisasi”nya di masa lalu justru terasa seperti game action standar lewat segudang dramatisasi, QTE, hingga cerita yang ia usung. Namun jati diri Ninja Gaiden sebagai franchise memang harus diakui terletak pada inovasi Team Ninja di dua seri pertama di bundle ini. Sebuah sensasi klasik yang tentu saja bisa berujung jadi sesuatu yang Anda sukai, mengerti, atau justru berujung jadi sesuatu yang Anda benci.
Konsep pertarungan di Ninja Gaiden sebenarnya sederhana. Ryu punya dua jenis serangan dan satu ekstra tombol untuk proyektil. Dengan dua tombol basis ini, Anda juga berkesempatan untuk mengumpulkan lebih banyak scroll selama perjalanan dan kemudian mengakses serangan kombinasi atau jurus yang memberikan Anda lebih banyak opsi strategi saat bertarung. Elemen penting lain tentu saja adalah rolling dan guard, yang akan menganulir serangan musuh mengingat setiap dari mereka selalu siap untuk menghadirkan damage yang signifikan. Seiring progress berjalan, Anda akan berhadapan dengan lebih banyak varian musuh dan tentu saja – boss untuk ditundukkan.


Kondisi seperti ini membuat Ninja Gaiden (kembali kita bicara soal Sigma dan Sigma 2) memang sangat bergantung pada kemampuan Anda untuk mengendalikan timing. Kapan saatnya melakukan guard, kapan mulai membuka serangan, dan kapan saatnya melakukan charging serangan pemungkas yang akan bisa menghabisi musuh dengan mudah hingga memutilasi tubuh mereka dengan mudah. Seperti game action melee lawas seperti Devil May Cry dan Onimusha juga, akan ada kesempatan untuk membeli item yang membantu Anda di ragam toko yang ada. Seri yang lebih modern bahkan punya pohon skill yang akan memperkuat Ryu yang seharusnya.
Sisi lain yang mengakar kuat pada seri ini juga terletak pada sisi eksplorasi, dimana seperti seharusnya seorang Ninja, Ryu akan harus bergerak melewati wilayah-wilayah yang tidak bisa dijangkau “manusia” biasa. Kemampuan untuk melakukan wall-run, memanjat tempat lebih tinggi, dan bahkan menjadikannya sebagai bagian manuver saat bertarung jika Anda cukup lihai jadi hal lain yang bisa Anda perhatikan. Manuver-manuver seperti ini adalah sesuatu yang mungkin terhitung revolusioner pada saat rilis versi original di setidaknya dua seri pertama, namun mungkin jadi sesuatu yang “biasa” di era gaming modern saat ini.
Keseruan dan tingkat kesulitan tinggi inilah yang jadi tantangan dan identitas untuk Ninja Gaiden: Master Collection ini setidaknya untuk dua seri Sigma yang tersedia dalam bundle. Ada alasan yang jelas mengapa ia jadi seri yang begitu legendaris. Namun demikian, keputusan untuk mempertahankan sensasi originalnya bisa jadi bumerang untuk produk remaster ini.
Tebasan Pedang Tua

Sebagai sebuah game remaster, Ninja Gaiden: Master Collection memang menjalakan tugas dasarnya dengan sangat baik. Memainkan ketiga seri ini di Playstation 5, ketiganya berjalan dalam resolusi 4K 60fps yang tentu saja membuat game aksi cepat seperti ini terasa lebih nyaman untuk dinikmati. Implementasi tekstur definisi tinggi hampir di semua model karakter dan lingkungan yang Anda singgahi akan membuatnya terasa lebih modern, walaupun tidak lantas akan mengaburkan identitasnya sebagai game “tua” begitu saja. Tetapi ada satu masalah yang menyertainya di sisi gameplay.
Setiap proyek remaster yang mengemuka ke pasaran memang harus menawarkan keseimbangan antara menawarkan sesuatu yang baru dan berbeda dengan usaha untuk mempertahankan sensasi originalnya bukan sekadar atas nostalgia saja. Contoh kasus terbaik misalnya ada pada keberhasilan Bioware dengan Mass Effect pertama di Legendary Edition. Ia berhasil menawarkan pengalaman Mass Effect yang kita kenal selama ini, namun tidak lantas mengabaikan beragam kelemahan di seri pertamanya. Mereka menawarkan pendekatan model karakter ala seri yang lebih modern, menambahkan efek visual di dalamnya, dan yang terpenting – menawarkan peningkatan QOL (Quality of Life) untuk membuatnya terasa lebih modern dan nyaman untuk dimainkan. Hal terakhir inlah yang tidak ditawarkan oleh Ninja Gaiden: Master Collection ini.
Kami tentu saja tidak menuntut ia mengubah sensasi gameplay sama sekali, mengingat cita rasa klasik Ninja Gaiden Sigma dan Sigma 2 lah yang membuat seri ini begitu ikonik dan dicintai. Namun setidaknya, kami berharap bahwa Team Ninja dan Koei Tecmo setidaknya memberikan sedikit upaya peningkatan QOL untuk membuatnya setara dengan rilis game-game modern. Hal paling sederhana? Skema kontrol misalnya. Untuk Ninja Gaiden Sigma misalnya, untuk menggunakan busur panah, Anda masih harus membidik dengan tombol L1 dan menembak dengan tombol lingkaran. Busur juga akan terus terbidik hingga Anda menekan tombol L1 sekali lagi. Untuk game modern saat ini yang 99%-nya menggunakan tombol L2 untuk membidik dan R2 untuk menembak, ini adalah skema kontrol usang yang benar-benar butuh diubah. Atau setidaknya, memberikan opsi skema kontrol untuk gamer pendatang baru.

Pelan tapi pasti Anda akan menemukan beragam celah desain “usang” tiga seri Ninja Gaiden dalam bundle yang sebenarnya bisa disempurnakan tanpa berujung mengubah sensasi bermain klasiknya sama sekali. Dari hal kecil seperti user-interface yang bisa dipercantik untuk menyediakan informasi dengan lebih baik sekilas pandang hingga yang lebih signifikan, seperti modifikasi sistem kamera. Untuk urusan terakhir ini, mengingat Ninja Gaiden selalu datang dengan format fixed camera, Anda akan bertemu dengan banyak situasi dimana perpindahan kamera bergerak aneh atau musuh berujung menyerang dari daerah yang tidak ter-cover oleh kamera dimana Anda berdiri saat ini. Walaupun kami tidak punya solusi konkrit untuk situasi kamera seperti ini, namun alangkah baiknya jika ada kepastian untuk setidaknya membuatnya lebih bisa diandalkan.
Namun di sisi lain, kami juga tidak akan terkejut jika ada banyak gamer juga di luar sana yang justru menyambut gembira keputusan Team Ninja dan Koei Tecmo untuk tidak mengubah banyak pendekatan Ninja Gaiden: Master Collection ini selain visual dan framerate saja. Tetapi bagi gamer pendatang baru, seri ini benar-benar butuh lebih banyak kerja keras untuk menghilangkan kesan bahwa yang yang mereka hadapi saat ini, adalah sebuah pedang tua yang sekadar dipoles saja.