Review Ratchet & Clank – Rift Apart: Masuk Dimensi Baru!
Mengkilap

Dengan kemampuan Playstation 5 yang bisa mereka maksimalkan, Rachet & Clank: Rift Apart seperti halnya game Insomniac Games sebelumnya – Spider-Man, juga menawarkan opsi untuk menikmatinya. Untuk mereka yang lebih mementingkan framerate, Anda bisa menikmati mode “Performance” yang hadir tanpa ray-tracing dan juga “Performance RT” yang mengusung ray-tracing namun di resolusi game yang lebih rendah. Untuk Anda yang lebih peduli dengan visual, ada opsi “Fidelity” yang akan menjalankan game dengan Ray-Tracing sepenuhnya, namun di framerate 30fps. Untuk urusan yang terakhir ini, Ratchet & Clank: Rift Apart siap untuk membuat Anda terpukau.
Entah karena hendak memamerkan teknologi ray-tracing yang mereka suntikkan atau memang karena sejalan dengan semesta Ratchet & Clank selama ini, namun Rift Apart memang harus diakui, terlihat mengkilap. Implementasi ray-tracing fantastis, terutama untuk urusan reflections, memang membuatnya terlihat memanjakan mata. Anda bisa melihat bagaimana karakter Ratchet & Clank itu sendiri atau dunia yang ia kunjungi, yang notabene diisi dengan begitu banyak material mengkilap, kini memantulkan gambar atau cahaya sekitar dengan akurat. Sebegitu akuratnya, hingga Anda bisa menjadikan helm ataupun senjata yang Anda gunakan sebagai “cermin” dari apapun yang tengah dilihat Ratchet ataupun Rivet.

Namun tentu saja, pendekatan teknis ini bukan satu-satunya hal yang memukau dari Rift Apart. Alih-alih dunia yang benar-benar berbeda sebagai setting, pendekatan cerita soal perpindahan dimensi dengan begitu banyak elemen familiar melahirkan dinamika dunia yang baru. Seperti halnya Rivet yang notabene merupakan “versi dimensi lain” dari Ratchet, Anda akan menemukan karakter-karakter lainnya juga mengalami transformasi yang sama. Mereka bahkan punya peran cerita yang secara unik, seperti terikat pada “takdir” untuk terus terasosiasi dengan Ratchet ataupun Rivet, terlepas dari apakah mereka menginginkannya atau tidak.
Ambisi Insomniac untuk meracik pengalaman presentasi sekelas “film Pixar” yang jadi tujuan akhir juga pelan tapi pasti, mulai tercapai di sini. Selain tekstur definisi tinggi di semua lini, mereka juga berhasil menyuntikkan model karakter yang terlihat lebih ekspresif. Tatapan mata, gerak mulut, gerak telinga, hingga animasi kecil tubuh yang mengemuka terhitung berhasil mengekspresikan emosi yang tengah dialami oleh sang karakter utama, terutama Ratchet, Clank, dan juga Rivet. Hal ini juga didukung dengan proses transisi antara sinematik dan gameplay yang kini tampil berkesinambungan, memperkuat cita rasa pergerakan karakter dan cerita yang mulus.
Maka seperti pengalaman Ratchet & Clank yang seharusnya, perjalanan Anda juga akan tersebar ke dalam beragam planet yang kembali, akan punya tema-nya masing-masing. Ada kota super sibuk penuh neon seperti Nefarious City yang jadi tempat aksi pamer teknologi ray-tracing yang mumpuni, planet yang menawarkan padang luas untuk Anda eksplorasi ala game semi open-world, planet dengan danau penuh cairan asam yang bisa dijelajahi dengan terbang, yang datang sebagai level linear, hingga yang menawarkan kemampuan gonta-ganti dimensi secara instan setiap kali Anda memukul sebuah kristal. Setiap planet ini terlihat berbeda, unik, dan dipenuhi dengan detail-detail kecil mengagumkan dari desain NPC, kota, hingga tantangan seperti apa yang ia tawarkan.
Setiap planet ini tentu akan menawarkan tantangan-tantangan berbeda yang hendak menghalangi aksi Ratchet dan Rivet untuk menghentikan Nefarious. Varian musuh yang Anda hadapi, dari perompak hingga monster slime hijau siap menanti, walaupun setiap dari mereka hanya butuh muntahan peluru senjata Anda untuk ditundukkan. Namun sayangnya, variasi musuh biasa ini tidak sebanding dengan varian mini-boss yang harus Anda tundukkan. Mengingat bahwa sebagian aksi Anda akan berusaha dihentikan oleh pasukan utama Nefarious, hampir semua mini-boss yang harus Anda kalahkan berujung jadi robot raksasa yang desainnya mirip satu sama lain. Frekuensi Anda bertenu dengan jenis mini-boss ini harus diakui, terlalu tinggi.
Maka bersama dengan presentasi visual yang memesona, Ratchet & Clank: Rift Apart juga didukung dengan presentasi audio yang tidak kalah memanjakan mata. Puja-puji pantas diarahkan untuk voice acting setiap karakter yang berhasil tampil solid dan fantastis, membuat setiap momen dramatis, emosional, hingga penuh humor berhasil tampil dalam kapasitas yang maksimal. Ambisi Insomniac Games untuk mengejar kualitas film Pixar justru bersinar dari aspek yang satu ini. Sementara untuk OST? Ia menjalankan tugasnya dengan baik, mengiringi perjalanan Ratchet & Rivet ke planet yang berbeda-beda. Namun untuk urusan terakhir ini, ia tidak datang dalam kualitas yang sebegitu istimewanya, hingga kami berujung terpukau. Ratchet & Clank: Rift Apart juga mendukung teknologi 3D Audio bahkan dengan headset stereo sekalipun, namun hasilnya tidak semengagumkan apa yang berhasil dicapai Housemarque dengan RETURNAL misalnya.
Dari sisi gameplay, Anda sepertinya sudah memahami bahwa Ratchet & Clank: Rift Apart akan memanfaatkan beragam fitur DualSense dengan maksimal. Sebagai franchise yang dikenal sebagai memiliki beragam senjata unik untuk digunakan, ia menggunakan fitur Adaptive Trigger dengan begitu baiknya. Bukan hanya dari sensasi “lawan” trigger yang membuat senjata punya sensasi berbeda-beda di tangan, tetapi juga lewat implementasi dua mode – tekan setengah dan tekan penuh yang di beberapa senjata, akan menghasilkan efek berbeda. Sebagai contoh? Untuk senjata laser raksasa – Negaton Collider, Anda bisa menekan setengah tombol R2 untuk charging dan menekannya secara penuh untuk melepaskan si tembakan energi tersebut. Sementara untuk Haptic Feedback? DualSense akan menerjemahkan apa yang Anda lihat di layar via detail getaran yang optimal.
Maka dengan kombinasi-kombinasi ini, terutama untuk implementasi ray-tracing yang fantastis di mode Fidelity dan juga voice-acting berkualitas tinggi, Ratchet & Clank: Rift Apart terhitung berhasil memanfaatkan performa Playstation 5 dengan baik dari sisi presentasi. Insomniac memang tidak berbohong ketika mereka menyebut bahwa seri ini membuat mereka lebih dekat dengan kualitas “film Pixar” yang jadi ambisi tertinggi.
Rivet

Untuk sebuah franchise yang terhitung “matang”, yang bahkan sempat diadaptasikan menjadi sebuah film layar lebar, memperkenalkan seorang karakter utama di samping karakter yang sudah jadi ikon tentu bukan pekerjaan yang mudah. Ada ekstra kehati-hatian, ekstra pertimbangan soal strategi seperti apa yang perlu ditempuh, hingga strategi di setiap sisi untuk membuatnya punya impact yang pantas untuk dikejar dan dibicarakan. Hal inilah yang harus dilalui Insomniac Games dengan Ratchet & Clank: Rift Apart ini. Benar sekali, kita tengah bicara soal “karakter utama barunya” – Rivet.
Diceritakan sebagai versi dimensi lain dari Ratchet, Rivet berujung jadi karakter tambahan yang fantastis. Acungan dua jempol memang pantas untuk diarahkan pada Insomniac Games yang berhasil menyuntikkan tidak hanya karakter baru ke dalam franchise “tua” sekelas Ratchet & Clank saja, tetapi membuatnya menjadi salah satu bagian terbaik dari pengalaman Rift Apart. Rivet adalah karakter dengan cerita dan konflik yang menarik, ekspresif dengan kepribadian yang hidup, punya jiwa ksatria yang kuat, dan berujung meninggalkan kesan yang mendalam. Kerennya lagi? Insomniac Games berhasil “memperkenalkan” Rivet sembari memastikan bahwa konflik pasca-Into-the-Nexus yang harus dilalui Ratchet tetap tersajikan dengan baik.
Dari sisi gameplay, mereka mengambil beberapa keputusan jenius untuk membuat Anda jatuh hati pada Rivet. Pertama, semuanya bergerak sesuai narasi. Alih-alih memungkinkan Anda memilih untuk menggunakan Ratchet ataupun Rivet, masing-masing karakter ini akan jadi “bintang” di planet spesifik yang Anda eksplorasi. Jadi setiap kali Anda mampir ke planet tersebut, Anda akan terkunci pada Ratchet atau Rivet. Sistem seperti ini memungkinkan Insomniac untuk membangun narasi yang solid untuk setiap planet yang ada, sembari memastikan kedua karakter punya kesempatan untuk beraksi dan bersinar. Kerennya lagi? Alih-alih terasa seperti karakter yang hanya beda kulit, pilihan senjata melee, voice acting, sedikit animasi gerak, dan beda kepribadian membuat Ratchet dan Rivet terasa seperti dua entitas yang unik.
Kedua? Keputusan untuk membuat keduanya berbagi progress dan kemampuan yang sama. Apapun kemampuan baru yang didapatkan Ratchet akan langsung bisa dimanfaatkan oleh Rivet, apapun senjata yang baru dibeli Rivet akan masuk ke dalam library Rivet. Dengan sistem seperti ini, gamer fans lawas yang sudah familiar dengan Ratchet pun akan langsung merasa “dekat” dengan sosok Rivet. Sistem bagi progress juga membuat Anda akan selalu nyaman bergonta-ganti karakter dan menghadapi ancaman apapun yang ditawarkan oleh level yang baru. Tidak ada perlu aksi grinding, tidak perlu mempelajari apa yang bisa dilakukan dan tidak bisa dilakukan satu karakter tertentu, tidak ada keharusan untuk jatuh dalam aktivitas yang repetitif. Hasil akhirnya? Tidak ada rasa jengkel dan benci selama proses transisi karakter antar Ratchet dan Rivet secara narasi ini. Strategi yang harus diakui, berhasil.
Kekhawatiran soal kesan Rivet akan mengganti Ratchet sebagai karakter utama ataupun Ratchet akan membayangi eksistensi Rivet pun sirna lewat narasi yang berhasil membuat keduanya berbagi waktu yang nyaris seimbang dan peran yang sama-sama penting. Insomniac berhasil membuat keduanya berada di titik seimbang, dengan interaksi yang selalu penuh aura positif di setiap kesempatan. Tidak ada usaha misalnya, atas nama humor, membuat Ratchet lebih bodoh dari Rivet ataupun Rivet lebih sombong dari Ratchet. Mereka berdua berbagi kepribadian yang berbeda memang, terutama respon atas konflik yang ada, namun selalu berada dalam ranah positif yang sama. Semua kombinasi ini akan membuat Anda jatuh hati pada Rivet.
Tentu saja, bukan hanya Rivet yang akan mendapatkan perhatian seperti ini,. Anda juga akan bertemu dengan karakter-karakter lain, di luar antagonis tentu saja, yang akan menawarkan sensasi yang serupa.