Review Death Stranding – Director’s Cut: Paket Baru Definisi Tinggi!

Reading time:
September 23, 2021

Paket Baru Definisi Tinggi

Death Stranding Directors Cut jagatplay 73
Kini dengan kekuatan performa Playstation 5!

Apa yang berhasil dicapai oleh Playstation 4, termasuk Playstation 4 Pro, ketika menangani Death Stranding di usianya yang “menua” memang terhitung luar biasa. Kombinasi Decima Engine yang berhasil dioptimalkan Kojima Productions dengan begitu baik berujung menghasilkan salah satu game Playstation 4 terindah. Ada kesan fotorealistis yang kuat ketika Anda melihat dunia-nya yang memang didominasi lingkungan yang natural, seperti lumut, bebatuan, sungai, hingga rerumputan. Dengan hadirnya ia sebagai aplikasi native untuk Playstation 5 via rilis Death Stranding Director’s Cut ini, Anda bisa memprediksi seperti apa peningkatan visual yang ia tawarkan.

Segala sesuatunya terlihat lebih tajam dan jelas, ini adalah kalimat paling sederhana yang bisa kami lontarkan untuk menjelaskan lompatan visual yang diusung oleh Death Stranding: Director’s Cut di Playstation 5. Dengan tekstur definisi tinggi yang menemani setiap sudut, Anda bisa melihat banyak hal yang kini hadir lebih tajam, dari material kargo yang dibawa-bawa oleh Sam dalam perjalanannya, hingga sekadar helai rerumputan yang Anda lewati. Salah satu yang signifikan juga datang dari jarak pandang render yang terasa lebih jauh dari versi Playstation 4. Melihat pegunungan atau infrastruktur di kejauhan yang lebih jelas benar-benar membuat skala dunia Death Stranding terasa lebih dramatis.

Death Stranding Directors Cut jagatplay 113
Tajam dengan view distance yang terasa lebih baik, ia tampil makin dramatis.
Death Stranding Directors Cut jagatplay 123
Framerate stabil bahkan di mode Graphics sekalipun.

Tentu saja, seperti rilis kebanyakan game remaster di Playstation 5 saat ini, Anda akan memiliki opsi untuk menikmati game ini dalam mode “Performance” ataupun “Graphics”. Mode Graphics akan berusaha untuk menawarkan gameplay sedekat mungkin ke 60fps dengan visual 4K Native sebagai basis, yang harus diakui berhasil mereka optimalisasi dengan baik. Sebegitu optimalnya hingga kami sama sekali tidak tertarik untuk menyentuh “Performance Mode” yang hadir dengan dynamic 4K di framerate yang diklaim lebih stabil. Satu yang pasti, kedua opsi ini sudah pasti akan tampil lebih baik daripada apa yang Anda dapatkan di versi Playstation 4 Pro sekalipun.

Maka daya tarik selanjutnya terletak pada implementasi teknologi DualSense yang cukup menarik di Death Stranding: Director’s Cut ini. Satu yang cukup kami apresiasi adalah rasa tidak buru-buru untuk langsung mendorong fitur Adaptive Trigger yang notabene bisa melelahkan di sesi gameplay panjang untuk aksi menyeimbangkan tubuh yang memang akan sering digunakan oleh Sam. Perlawanan Trigger pada saat aksi ini terasa pas dan tidak berlebihan, hingga sesi gaming Anda akan lebih nyaman. Namun primadona sesungguhnya tentu terletak di fitur Haptic Feedback yang secara fantastis, mampu menerjemahkan sensasi jalan Sam di ragam terrain yang berbeda. Anda tengan berjuang bertahan di aliran sungai deras? Berusaha berjalan seaman mungkin di salju yang menebal? Haptic Feedback berhasil menerjemahkannya dalam bentuk getar-getar kecil yang akan terasa realistis di genggaman Anda. Tentu saja, Anda juga akan menikmati loading super cepat berkat teknologi SSD Playstation 5.

Death Stranding Directors Cut jagatplay 114
Haptic Feedback menerjemahkan sensasi langkah dengan baik. Membuat aksi berjalan ini kian imersif.

Sementara untuk sisi audio, walaupun kami tidak merasa bahwa ia datang dengan fitur Audio yang memang akan mengubah pengalaman yang ada, namun setidaknya rutinitas dari seri Death Stranding original tetap dipertahankan di sini. Apa itu? Benar sekali, beberapa misi yang tersedia akan diisi dengan soundtrack-soundtrack baru yang ia suntikkan, termasuk Woodkid – Goliath yang sempat dijadikan Kojima sebagai pengiring trailer final seri ini. Seperti biasa, Anda besar kemungkinan akan memasukkan lagu-lagu baru ini ke playlist layanan streaming musik Anda.

Apa yang Baru?

Death Stranding Directors Cut jagatplay 109
Ia tentu datang dengan tambahan konten baru.

Daya tarik utama Death Stranding – Director’s Cut memang terletak pada apa yang ia bisa capai dengan ekstra performa Playstation 5, yang seperti kami bahas sebelumnya, menawarkan visualisasi lebih tajam dan sensasi lebih imersif lewat implementasi teknologi DualSense yang seru di genggaman tangan. Namun jika Anda termasuk gamer yang menginginkan sesuatu yang lebih, Director’s Cut ini juga datang dengan beberapa tambahan konten yang  harus diakui, cukup sederhana dan dangkal di saat yang sama.

Akses terhadap konten-konten ini akan sangat bergantung pada seberapa jauh progress permainan Anda. Jika Anda sudah menyelesaikan Death Stranding di PS4 dan memutuskan untuk melanjutkannya di versi Director’s Cut (yang sayangnya harus melalui proses transfer save data yang cukup menyebalkan), maka semua konten ini akan langsung tersedia. Ada beberapa konten yang bisa Anda ambil di lokasi tertentu, ada pula yang bisa dipicu dari ruang pribadi Anda di setiap settlement yang ada. Jika Anda memutuskan untuk mengulang dari awal? Beragam misi baru ini akan disebar ke dalam beragam chapter. Ada yang bisa Anda nikmati di awal-awal permainan, ada pula yang baru bisa Anda cicipi setelah lebih banyak lokasi terbuka di Act 3.

Death Stranding Directors Cut jagatplay 43
Akses konten baru ini akan bergantung pada progress permainan Anda.
Death Stranding Directors Cut jagatplay 21
Segudang misi tambahan AR khas Kojima.

Maka seperti kebiasaan Kojima sejak era Metal Gear Solid di masa lalu, salah satu konten ekstra yang bisa Anda nikmati di Death Stranding – Director’s Cut ini adalah Training Grounds yang bisa Anda akses dari terminal yang ada. Bukan hanya soal menguji beragam senjata yang tersedia, ia juga menyediakan segudang misi AR dengan beragam skenario berbeda untuk Anda yang ingin menguji kemampuan Anda lebih jauh. Tentu saja, skenario ini akan “mengunci” equipment dan senjata yang bisa Anda akses, sembari menempatkan Anda di lingkungan virtual yang tidak akan Anda temui di dunia Death Stranding yang “seharusnya”.

Sementara untuk aksi antar-mengantar paket Anda, Death Stranding – Director’s Cut juga datang dengan beberapa perlengkapan baru yang akan mempermudah Anda. Jika Anda berujung bermain dari awal, Anda akan diberikan akses ke senjata pistol listrik yang akan mempermudah Anda untuk “menidurkan” para Mules dengan lebih efektif, daripada aksi baku hantam dengan tangan kosong. Anda juga kini bisa mengakses sebuah robot baru bernama  “Buddy Bot” yang selayaknya teman yang bisa dipercaya, akan terus berlari di samping Anda, mengikuti Anda dengan suara imutnya. Anda bisa mengandalkan Buddy Bot untuk membawa barang-barang ekstra yang tak lagi tertampung, atau sekadar mengendarainya, yang secara otomatis akan membawa Anda ke settlement teraman terdekat.

Death Stranding Directors Cut jagatplay 62
TERIMA KASIH, BUDDY-BOT!
Death Stranding Directors Cut jagatplay 129
Antar? Pfftttt.. Masukkan ke dalam Catapult dan tembakkan!

Seri yang satu ini juga menyediakan lebih banyak infrastruktur untuk dibangun, yang tentu saja akan membantu lebih banyak player lain. Salah satu yang paling keren? Sebuah catapult kargo yang mampu menembakkan barang bawaan Anda dengan aman dengan jarak yang cukup jauh. Infrastruktur yang satu ini akan cocok untuk situasi dimana Anda harus melewati medan penuh lubang dan jurang, atau dari titik super tinggi ke titik super rendah, misalnya.

Masih belum cukup? Dengan ekstra resource yang tidak begitu mahal, Anda juga bisa membangun sebuah track balapan di dunia Death Stranding sekarang. Tersedia dalam beberapa tingkat kesulitan, yang kini juga didukung dengan aksi drifting, sayangnya balapan ini hanya mendukung fitur solo dengan Ghost Mode saja. Tidak ada NPC yang siap menguji kecepatan dengan Anda misalnya, yang dari lore Death Stranding memang rasional, mengingat tidak ada satupun manusia yang berani keluar rumah karena eksistensi BTs. Terlepas dari Anda berujung menyukai konten yang harus diakui cukup hambar ini, setidaknya Anda kini akan bisa mengakses jenis mobil baru yang mampu melaju super kencang, membuat aksi melewati jalan raya di Death Stranding tak lagi lambat dan membosankan.

Death Stranding Directors Cut jagatplay 56
Mau kiamat bukan berarti tidak boleh bersenang-senang mengadu kecepatan.
Death Stranding Directors Cut jagatplay 83
Cerita baru yang ia suntikkan akan berhubungan dengan masa lalu Fragile.

Di luar beragam tambahan konten yang mungkin terdengar bak gimmick ini, Death Stranding – Director’s Cut juga datang dengan satu misi baru yang menyuntikkan sisi cerita di dalamnya. Berlokasi di sebuah area baru nan terbatas yang tidak muncul di seri originalnya, ceritanya sendiri didesain untuk memperkuat lore Death Stranding, terutama untuk masa lalu Fragile sebelum Anda mengenalnya seperti saat ini. Ia juga berusaha memberikan penjelasan soal eksperimen BB dan konsekuensi brutal yang harus dipikul darinya.

Death Stranding Directors Cut jagatplay 1
Mode “UltraWide”-nya berujung mengecewakan.
death stranding ultrawide 1
OH TIDAK..
death stranding ultrawide 2
Monitor 21:9 Anda butuh fitur analog “ZOOM” untuk membuat mode UltraWide ini berfungsi seperti seharusnya.

 

Death Stranding – Director’s Cut juga sempat memamerkan visualisasi 21:9 dalam mode “UltraWide” yang diklaim akan menawarkan pengalaman lebih sinematik. Sayangnya, mengingat Playstation 5 tidak mampu menampilkan game dalam resolusi ini, yang Anda dapatkan hanyalah sebuah “simulasi” untuk mode UltraWide saja, yang dicerminkan lewat tambahan bar hitam di bagian atas dan bawah layar. Berita buruknya? Ia tidak akan otomatis terbaca dan kemudian menempati monitor 21:9 yang sesungguhnya dengan resolusi yang tepat. Mode “UltraWide” Death Stranding – Director’s Cut akan tetap menghasilkan gambar gepeng dengan bar hitam yang menetap. Satu-satunya solusi untuk menikmatinya dengan optimal hanyalah jika  Anda memiliki monitor 21:9 yang memiliki fitur zoom di tombol analog-nya. Sangat disayangkan, tentu saja.

Pages: 1 2 3
Load Comments

PC Games

January 20, 2023 - 0

Review A Space for the Unbound: Standar Tertinggi Game Indonesia Saat Ini!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh A Space for the Unbound?…
October 18, 2022 - 0

Review Uncharted Legacy of Thieves (PC): Drake Pindah Rumah!

Seperti apa performa dan fitur yang ditawarkan oleh Uncharted Legacy…
September 23, 2022 - 0

Review IMMORTALITY: Misteri Dalam Misteri Dalam Misteri!

Apa yang sebenarnya  ditawarkan oleh IMMORTALITY? Mengapa kami menyebutnya game…
August 19, 2022 - 0

Review Cult of the Lamb: Menyembah Setan Sambil Bertani!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Cult of the Lamb ini?…

PlayStation

March 15, 2023 - 0

Review Resident Evil Village (VR): Panik? Panik Lah!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Resident Evil Village dalam mode…
February 28, 2023 - 0

Wawancara dengan Naoki Yoshida (Final Fantasy XVI)!

Kami berkesempatan untuk mewawancarai otak Final Fantasy XVI - Naoki…
February 28, 2023 - 0

Impresi Final Fantasy XVI: Langsung Kandidat Game of the Year 2023!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Final Fantasy XVI? Mengapa kami…
February 24, 2023 - 0

Review Like a Dragon – Ishin: Drama Samurai yang Ramai!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Like a Dragon: Ishin? Lantas,…

Nintendo

November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…
September 21, 2022 - 0

Review Xenoblade Chronicles 3: Salah Satu JRPG Terbaik Sepanjang Masa!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…
August 4, 2022 - 0

Preview Xenoblade Chronicles 3: Seperti Sebuah Keajaiban!

Kesan pertama apa yang ditawarkan Xenoblade Chronicles 3? Mengapa kami…
April 6, 2022 - 0

Review Kirby and The Forgotten Land: Ini Baru Mainan Laki-Laki!

Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Kirby and the Forgotten…