Review Far Cry 6: Revolusi yang Minim Revolusi!
Yara – Keindahan dalam Kekacauan
Selalu berusaha menawarkan sebuah setting yang baru dan berbeda adalah apa yang selalu dilakukan Ubisoft di setiap seri utama Far Cry. Dimulai dari Afrika, kemudian kepulauan tropis di Far Cry 3, pegunungan super tinggi di Far Cry 4, hingga daerah pinggiran Amerika Serikat di Far Cry 5. Ia selalu datang dengan setting yang memanjakan mata dan dramatis, yang terkadang juga menjadi sumber tantangan tersendiri ketika Anda berusaha melakukan sedikit aksi eksplorasi. Hal yang sama juga bisa Anda temukan di Yara untuk Far Cry 6. Sebuah setting indah yang berisikan banyak kekacauan di dalamnya.
Salah satu yang cukup memesona dari Yara di Far Cry 6 adalah ukuran wilayah yang ia usung. Terbagi menjadi setidaknya 5 region berbeda, dengan hanya 1 region yang terpisah lautan, akan butuh waktu jika Anda hendak berencana mengelilinginya dengan hanya mobil ataupun kuda. Yang menarik adalah kesan negara berkembang dengan ketidaksetaraan ekonomi yang jelas di Yara. Anda bisa melihat bagaimana ibukota dimana Anton Castillo tinggal, berujung jadi kota metropolitan dengan gedung-gedung tinggi megah. Sementara region yang Anda singgahi untuk membantu para pemberontak? Dari rawa-rawa, kota skala kecil yang terlihat hancur berantakan dan buruk, serta jalan tak beraspal. Jelas di luar propaganda soal hendak menjadikan Yara sebagai “surga”, ada yang salah dengan negara yang satu ini.
Satu pendekatan menarik lain yang sempat kami bicarakan sebelumnya adalah keputusan untuk menyuntikkan beberapa porsi gameplay third-person di Far Cry 6, khususnya di daerah hub atau ketika Anda mengakses senjata spesial milik Dani. Keputusan ini sepertinya jelas didorong fakta bahwa puluhan item equipment yang kesemuanya berpengaruh pada penampilan Dani tersedia d sini. Setidaknya dengan sedikit porsi third-person ini, Anda bisa menikmati hasil karya “tata busana” Anda sekaligus mencegah teriakan para fans yang sepertinya tidak bisa menahan diri untuk mengeluarkan komentar khas seperti “Untuk apa pakai item keren segala kalau enggak bisa lihat karakternya”. Setidaknya untuk yang terakhir in, Anda tidak akan menemukannya di Far Cry 6.
Sementara dari sisi teknis, memainkan game ini di Playstation 5 juga terasa menarik. Mengapa? Karena tak seperti kebanyakan game rilis konsol generasi terbaru yang biasanya datang dengan mode Graphics atau Performance, Ubisoft memutuskan untuk membuang konsep ini. Hasilnya? Gamer Playstation 5 hanya datang dengan satu setting yang memprioritaskan 60fps, tanpa opsi utuk menggantinya. Untungnya, kenyamanan ini datang dengan visualisasi yang tetap terlihat indah, walaupun ia hadir tanpa ray-tracing layaknya di versi PC. Far Cry 6 juga mendukung fitur DualSense untuk sensasi lebih imersif, terutama Adaptive Trigger yang akan terasa berbeda-beda bergantung pada senjata yang Anda gunakan.
Jujur saja, ketika Ubisoft memperkenalkan dan memutuskan untuk menggunakan aktor sekaliber Giancarlo Esposito untuk memerankan tokoh antagonis utama di Far Cry 6, ada sedikit rasa skeptis mengemuka dan melihatnya tak ubah sebagai gimmick. Namun seiiring memainkan Far Cry 6, sulit untuk melihat sosok Anton Castillo yang tidak diperankan oleh seorang Esposito. Sang aktor memang terlihat mencurahkan talenta-nya untuk membuat karakter diktator yang satu ini hidup. Intonasi dan reaksinya terasa dingin dan mengancam di sebagian besar situasi, namun juga penuh amarah dan semangat ketika membicarakan potensi Yara membuat karakternya jadi hidup. Anda mengerti bahwa di balik caranya yang salah, diktator yang satu ini terlihat punya ambisi untuk membuat Yara istimewa.
Ia juga tidak lagi takut untuk masuk penuh ke dalam ranah politik. Dalam beragam dialog yang dilemparkan oleh Anton Castillo di beragam cut-scene, terutama saat ia bicara dengan jurnalis dari Amerika Serikat, isinya sendiri menyentuh perihal soal “kemunafikan” negara super power tersebut. Bagaimana Amerika di masa lalu menggunakan perbudakan untuk memperkaya negaranya, atau bagaimana masalah-masalah sosial seperti ini tidak akan lagi dipermasalahkan begitu si produk memang sesuatu yang dibutuhkan oleh konsumen, seperti halnya si obat kanker fiktif di Yara ini. Pendekatan penyampaian pesan sarat politik yang lumayan eksplisit ini kami terima dengan tangan terbuka, dan paling tidak, berhasil membuat sosok Anton Castillo semenarik seharusnya.
Hal lain yang tidak terprediksi bisa berujung kami cintai juga datang dari musik original dari salah satu kru pemberontak yang memang berfokus pada musik. Dengan genre rap berbahasa Spanyol yang kencang berdendang di salah satu misi, kami tak mengira bahwa kami langsung tertarik untuk menyuntikkan lagu ini ke library layanan streaming kami. Namun sayangnya pada saat review ini ditulis, menggunakan aplikasi sejenis Shazam pun, tak memberikan kami informasi judul si lagu yang semakin memperkuat dugaan bahwa ia memang diracik khusus untuk Far Cry 6. Semoga saja Ubisoft melepasnya di beragam layanan streaming di masa depan.
Revolusi yang Minim Revolusi
Anda yang memahami pendekatan Far Cry dari satu seri ke seri lainnya selama bertahun-tahun terakhir sepertinya langsung akan memahami intensi kami memilih judul di atas. Benar sekali, Far Cry 6 adalah sebuah seri yang bercerita soal kisah revolusi para prajurit pemberontak yang ingin menggulingkan pemerintahan fasis. Namun sayangnya, dari sisi gameplay, ia bisa dibilang menawarkan revolusi yang sangat minim. Maka seperti dari satu seri Far Cry ke Far Cry lainnya, rasa familiaritas lah yang mendominasi.
Struktur misi yang ditawarkan juga masih sama. Di Yara yang super luas, Anda akan bertemu dengan banyak ikon yang siap muncul di atasnya, yang bisa datang dari intel yang Anda dapatkan atau tidak sengaja Anda temui ketika tengah melakukan proses eksplorasi. Di luar ikon yang jelas mengarah ke misi utama untuk mendorong progress cerita, ada beragam ikon lain yang berisikan aktivitas sampingan yang bisa Anda selesaikan atas nama reward, point fast travel, dan tentu saja – EXP. Ada misi yang meminta Anda membersihkan checkpoint, menangkap fasilitas yang dikuasai oleh pasukan Anton, hingga harta karun yang biasanya “terkunci” oleh sejenis puzzle yang butuh otak atau ketangkasan untuk diselesaikan. Anda yang sempat mencicipi setidaknya 4 seri Far Cry sebelumnya sepertinya sudah memahami rutinitas ini.
Satu yang menarik, terlepas dari tema cerita revolusi yang berat sekaligus potret konsekuensinya yang penuh dan mayat yang dicitrakan cukup eksplisit, Far Cry 6 dalam desain misi, tidak lantas jatuh ke dalam tema super gelap tanpa kesempatan bersenang-senang. Memang ada misi yang akan membawa Anda terjun lebih dalam untuk melihat secara langsung penderitaan rakyat Yara untuk membangun sedikit empati. Namun Anda tetap akan bertemu dengan misi-misi “gila” tak rasional seperti kelompok pemberontak yang ingin memberontak lewat senjata dan musik rap, misi yang meminta Anda untuk melindungi seekor ayam gila super destruktif yang tak kalah berbahaya dengan senjata api, hingga yang meminta Anda mencorat-coret poster propaganda di beragam tempat. Ia masih dibumbui humor di sana-sini.
Namun untuk urusan “solusi” untuk semua masalah, semua gamer Far Cry sudah mengerti apa yang bisa mereka lakukan. Anda akan selalu punya kesempatan untuk lebih menggunakan metode stealth yang lebih butuh perhitungan namun minim resiko, menggunakan serangan melee dan panah misalnya, untuk menghabisi para prajurit musuh dan membersihkan markas mereka. Namun sekali lagi, opsi untuk berperang terbuka juga selalu tersedia. Anda bisa menggunakan beragam senjata super berat dari Rifle hingga Machine Gun untuk mengakomodasi aksi haus darah Anda, yang kini juga dipenuhi ancaman alarm yang akan membawa lebih banyak pasukan musuh. Ingat, pasukan musuh juga kini datang dalam lebih banyak varian. Beberapa datang biasa, yang lain ber-armor lengkap, sementara tidak sedikit pula yang hadir sebagai sniper, pasukan dengan flamethrower, hingga yang memiliki tameng untuk mempertahankan diri.
Untuk urusan terakhir ini, Far Cry 6 mengusung dua hal baru untuk mendorong kekacauan yang bisa lebih Anda kendalikan – SUPREMO dan RESOLVER. Keduanya menggunakan resource terbatas bernama Depleted Uranium yang seringkali ditemukan di markas Anti-Air Cannon yang tersebar, Anda bisa meracik dan menggunakan kedua senjata ini untuk menyelesaikan hampir semua masalah.
SUPREMO adalah sebutan backpack unik yang Anda bawa kemanapun Anda pergi dengan sedikit animasi third-person saat dieksekusi. Hadir bak skill dengan sistem cooldown yang bisa dipercepat dengan beberapa cara, SUPREMO memiliki beberapa fungsi berbeda bergantung jenis mana yang Anda bawa. Yang paling standar tentu saja kesempatan untuk menghujani area sekitar dengan rudal yang juga bisa berujung mengejar target terdekat. SUPREMO jenis ini efektif untuk menghabisi beragam kendaraan udara milik musuh, terutama helikopter atau sekadar membersihkan area dari musuh secara instan. Anda yang menginginkan lebih banyak kesempatan untuk bertahan hidup, bisa membeli dan mengganti SUPREMO Anda dari tipe misil ke tipe healing misalnya.
RESOLVER bisa Anda posisikan dan sederhanakan sebagai senjata-senjata luar biasa yang datang dengan ide gila tak masuk akal, namun siap menawarkan cita rasa destruktif lebih signifikan daripada senjata biasa. Untuk menyeimbangkan kemampuan destruktif mereka, setiap senjata RESOLVER ini biasanya datang dengan cadangan peluru yang minim. Ada senjata berisikan roket-roket kembang api yang berfungsi tak beda dengan Rocket Launcher, hingga sebuah busur panah berisikan tongkat besi dengan bunyi efek yang menyenangkan. Setiap RESOLVER hadir sebagai alternatif senjata yang tersedia, namun untungnya, tidak berujung jadi sesuatu yang harus Anda masukkan ke dalam wheel senjata Anda. Tidak ada musuh yang cukup berat dan gila untuk tidak bisa dihabisi dengan hanya senjata mesin di tangan Anda, tanpa perlu RESOLVER.
Namun menariknya, SUPREMO dan RESOLVER bukanlah hal baru atau perubahan terbesar dan paling signifikan Far Cry 6. Yang membuatnya unik dan menghasilkan kesibukan berbeda justru datang dari implementasi dua mekanik baru.
Pertama, dihilangkannya sistem Skill Tree. Benar sekali, tidak ada lagi kesempatan memperkuat karakter hanya dengan memilih-milih buff di pohon skill. Semua proses penguatan karakter Anda di Far Cry 6 kini tersebar dalam bentuk equipment dan mods. Bahwa pakaian yang juga ikut merubah kosmetik yang kami bicarakan sebelumnya, kini akan datang dengan buff spesifik yang perlu Anda baca. Ada pakaian yang membuat Anda lebih mahir stealth, ada celana yang menambah jumlah peluru, hingga sepatu yang membuat damage jatuh Anda lebih minim. Ada pula mods untuk senjata yang kini bisa menambahkan silencer untuk aksi stealth, ada yang mengkonversi damage menjadi healing, hingga beragam scope untuk aksi aiming lebih baik. Mengingat equipment datang dari peti dan mods dibangun dari material, ini juga membuat proses eksplorasi di Far Cry 6 kini lebih terasa berharga dan penting. Kenaikan level kini hanya berkontribusi pada opsi belanja senjata yang lebih kuat.
Kedua dan yang paling unik adalah sistem kelemahan berbasis peluru. Bahwa Anda kini akan berhadapan dengan pilihan senjata dengan jenis peluru berbeda-beda (yang bisa Anda ganti dengan mods jika dimungkinkan) yang akan membuatnya lebih efektif di kondisi tertentu. Peluru Anti-Personnel untuk musuh tanpa armor, Armor-Penetrating untuk musuh dengan armor, Poison untuk mempengaruhi musuh agar melawan satu sama lain, Blast untuk kendaraan, serta Incendiary untuk ekstra efek api yang tentu saja akan melukai lebih banyak musuh. Poison, Blast, dan Incendiary mungkin tidak akan banyak Anda gunakan, namun Anda setidaknya harus mempersiapkan setidaknya satu senjata dengan peluru anti-armor di tangan Anda untuk mengatasi jenis-jenis musuh yang mengancam. Kami juga merekomendasikan Anda untuk menggunakan dan mengkombinasikan senjata Sniper Anda dengan peluru anti-armor dan mod suppressor untuk hidup lebih mudah.
Namun sayangnya, terlepas dari sistem kelemahan berbasis peluru ini dan tentu saja segudang senjata yang bisa Anda kumpulkan dan sempurnakan, Far Cry 6 justru hadir dengan absennya beberapa mekanik yang seharusnya mendukung hal tersebut. Paling fatal? Tidak ada pause untuk aksi ganti senjata menggunakan Wheel. Padahal adalah sesuatu yang esensial untuk terus berganta-ganti antara senjata Anda yang menggunakan peluru Anti-Person dan Anti-Armor atas nama efektivitas. Namun bagaimana caranya hendak memanfaatkan mekanik ini jika Anda tak diberikan waktu untuk mengganti senjata dengan damai. Pada akhirnya, atas nama panik, Anda akan seringkali berujung menggunakan senjata apapun yang ada di tangan dan berujung menghabiskan peluru atas nama aksi bunuh yang tidak efektif.
Kelemahan kedua, kembali mengakar dari sistem Weapon Wheel, juga datang dari minimnya fitur ini memfasilitasi kesempatan untuk menggunakan varian senjata Far Cry 6 yang teramat banyak. Bahwa Anda hanya diperkenankan untuk membawa 3 senjata Primary dan 1 Sideweapon untuk disematkan di Weapon Wheel. Sistem seperti ini, ditambah dengan ancaman musuh yang tak sulit untuk ditundukkan, membuat kami bahkan tidak pernah menjajal hampir 80% senjata RESOLVER yang tersedia dan terus membuat kami mengandalkan senjata yang itu-itu saja. Jika Ubisoft ingin membuat senjata-senjata mereka ini bersinar, mereka butuh mengimplementasikan sistem Weapon Wheel sekelas Ratchet & Clank: Rift Apart untuk pengalaman lebih optimal.