Review Fatal Frame – Maiden of Black Water: Mengkilap, Menegangkan!
Mengkilap, Menegangkan!

Sebagai sebuah proyek Remaster yang dilepas tanpa menggunakan embel-embel tersebut, peningkatan visual tentu saja jadi salah satu andalan rilis ulang Fatal Frame: Maiden of Black Water ini. Dibandingkan dengan versi Wii U yang lebih lemah secara performa, yang kemudian tercermin lewat begitu banyaknya tekstur yang tidak jelas dan kabur, versi rilis ulang ini, setidaknya di versi Playstation 5 yang kami jajal, tentu saja berujung jauh lebih memanjakan mata. Perbaikan paling signifikan tentu saja terletak pada model karakter yang terlihat jauh lebih tajam, yang tercermin lewat pakaian dan rambut misalnya. Anda juga akan menemukan tata cahaya yang seingat kami, terasa lebih baik dari versi Wii U yang juga sempat kami jajal.

Sebelum kita menyelam lebih jauh, sepertinya kita harus membicarakan konten sensualitas-nya yang tentu saja tidak akan bisa diabaikan. Seolah menjadi resep anti-gagal dari Koei Tecmo untuk urusan kemampuan meracik karakter wanita, Anda punya “opsi” untuk menonjolkan aspek yang satu ini atau tidak di gameplay Anda. Rilis ulang Fatal Frame: Maiden of Black Water ini akan datang dengan opsi pakaian renang untuk Yuri dan Mui yang bisa Anda kenakan selama proses eksplorasi. Mengingat kata “basah” adalah kata kunci untuk game ini, maka air juga akan berpengaruh pada pakaian yang satu ini. Semakin basah karakter Anda, semakin basah pakaian mereka, semakin tercetak tubuh mereka, semakin tembus pandang kain yang mereka, semakin jelas pula pakaian dalam yang mereka kenakan. Ditambah dengan boobs physics yang berlebihan, ini akan membuat seri ini semakin “menegangkan”.
Walaupun detail untuk model karakter terlihat lebih baik dengan tata cahaya yang juga disempurnakan, harus diakui bahwa proses remaster ini tidak lantas akan menyentuh semua aspek visual dan objek yang ada. Tidak jarang ketika Anda tengah berjalan-jalan di suatu wilayah, Anda akan menemukan masih banyak objek yang masih tidak memiliki tekstur yang jelas dan detail. Kami sempat menemukan patung atau batu nisan dengan masalah serupa. Bahkan ketika Anda berujung mampir di salah satu tempat paling mengerikan di game ini, rumah untuk para boneka, Anda bisa menemukan masalah yang sama. Tidak semua boneka yang terpampang misalnya, terlihat seindah yang Anda bayangkan. Harus diakui masih ada jejak-jejak game “lawas” keluaran 2014 muncul dari setiap sudut rilis ulang ini.


Berita baiknya? Proses rilis ulang ini juga diikuti dengan perubahan dan penambahan fitur yang tentu saja kami sambut dengan tangan terbuka. Memainkannya di Playstation 5, kami senang dengan opsi skema kontrol lebih modern yang kini memungkinkan Anda untuk membidik kamera dengan tombol L2 dan memotret dengan tombol R2 seperti halnya game-game action shooter saat ini. Ini membuat aksi foto setidaknya terasa lebih natural di tangan. Kerennya lagi? Game ini juga mendukung fitur gyro DualSense (dan kami yakin hal serupa juga tersedia di DualShock 4). Ini berarti tak harus menekan tombol, Anda bisa menggeser atau membolak-balik DualSense Anda untuk foto bertipe vertikal, horizontal, dan diagonal atas nama damage yang lebih optimal. Ini adalah sebuah fitur yang jarang diaplikasikan banyak developer dan kami menyambutnya dengan tangan terbuka.

Maka sisa fitur ekstra lainnya, sekalian skema kontrol yang terasa lebih nyaman, adalah Photo Mode yang di game ini disebut sebagai “Snap Mode”. Maka seperti kebanyakan Photo Mode pada umumnya, Anda bisa mengatur pose dan posisi sang karakter utama, lengkap dengan efek lensa, frame, dan juga DOF jika dibutuhkan. Yang menarik adalah opsi untuk menambahkan karakter ekstra ke dalam frame Anda, baik dari lini karakter utama ataupun musuh untuk membuatnya lebih “cantik” seiring dengan keinginan Anda. Sayangnya, tidak semua area bisa Anda akses dengan menggunakan Snap Mode ini. Ada beberapa area yang sepertinya terlalu sempit untuk mengakomodir gerak kamera Snap Mode ini dan hanya berujung pada pemberitahuan di layar bagaimana area tersebut, tidak bisa dimanfaatkan untuk Snap Mode.
Perbaikan visual yang ditawarkan oleh Fatal Frame: Maiden of Black Water memang tidak serta-merta membuatnya terlihat dan terasa seperti sebuah game yang berbeda. Namun jelas ada usaha yang disuntikkan Koei Tecmo di sini untuk membuat seri ini lebih relevan dan karenanya tak akan banyak menimbulkan keluhan saat dinikmati di era modern saat ini.
Kesimpulan

Pertanyaan paling utama saat berbicara soal rilis ulang Fatal Frame: Maiden of Black Water ini adalah apakah proses rilis ulang ini akan bisa dinikmati oleh gamer-gamer yang tidak pernah menjajal versi Wii U-nya sama sekali? Tanpa rasa ragu, kami akan menjawab iya. Proses Remaster yang ditawarkan Koei Tecmo memang tidak lantas membuatnya berubah jadi game yang berbeda, namun ada beberapa penyempurnaan yang terasa pantas dan membuatnya lebih nyaman di versi Playstation 5 yang kami jajal. Resolusi lebih baik, model karakter lebih tajam, opsi kostum lebih banyak untuk para karakter, dan dukungan system gyro untuk membidik via DualSense berujung membuatnya pantas untuk dinikmati oleh mereka yang sudah lama penasaran.
Namun di sisi lain, harus diakui bahwa proses remaster ini juga tidak datang dengan banyak “perbaikan” yang seharusnya bisa menyempurnakan pengalaman bermain yang ada. Masalah-masalah dari seri originalnya masih dibawa ke sini, dari cerita kompleks dengan penyampaian narasi membingungkan, gerak karakter lambat yang terkadang membuat Anda merasa tengah mengendalikan sebuah tank, hingga sensasi repetitif karena pengulangan eksplorasi area yang terjadi memang berujung bisa membuat beberapa gamer enggan menyelesaikannya. Bahwa harus diakui, rumput liar nan “tua” Fatal Frame: Maiden of Black Water tidak lantas tercabut bersih dengan upgrade rilis ulang yang satu ini.
Maka, apakah kami merekomendasikan Fatal Frame: Maiden of Black Water? Untuk Anda yang merindukan sebuah seri Fatal Frame dan kebetulan tak pernah menjajalnya di versi Wii U, tentu saja. Walaupun kami tidak akan meminta Anda tergesa-gesa membelinya mengingat selalu ada opsi untuk mengejarnya di harga yang lebih terjangkau. Kenikmatan Anda menikmati game survival horror ini akan sangat bergantung pada ekspektasi yang Anda bangun di awal. Karena pada akhirnya, ini tetap berujung pada aksi karakter wanita pemotret hantu yang datang lebih mengkilap dan “menegangkan” di saat yang sama.
Kelebihan
Visualisasi memang terlihat lebih tajam
Opsi kostum untuk para karakter wanita
Konsep foto-foto Fatal Frame tetap seru untuk dimainkan
Dukungan Gyro untuk DualSense versi PS5 yang kami jajal
Photo Mode datang cukup lengkap
Opsi mengganti tombol bidik ala shooter modern membuatnya terasa intuitif
Kekurangan

Masih menyisakan / tidak membereskan semua kekurangan dan masalah dari seri originalnya
Cocok untuk gamer: yang melewatkan versi Wii U-nya, merindukan game survival horror dengan tema Asia yang kental
Tidak cocok untuk gamer: yang sudah sempat menjajal versi Wii U-nya, menginginkan proses modernisasi selevel remake