Review Rogue Legacy 2: Banyak Anak, Banyak Masalah!
Cita Rasa Kartun yang Kental

Kenaikan seri bagi beberapa developer juga selayaknya diikuti dengan perubahan gaya presentasi dengan beberapa kasus, nyatanya berhasil. Anda masih ingat bagaimana Risk of Rain 2 yang datang sebagai game shooter tiga dimensi ternyata berujung sama seru dan memesonanya dengan Risk of Rain pertama yang tampil begitu sederhana? Namun bagi Cellar Door Games, presentasi Roguel Legacy pertama yang dicintai sepertinya cukup menjadi alasan untuk terus mempertahankannya di seri kedua ini.
Maka Rogue Legacy 2 datang dengan cita rasa kartun kental yang sama dengan seri pertamanya. Baik karakter utama ataupun musuh-musuh yang Anda hadapi di sepanjang perjalanan punya kesan chibi kental yang mendekati kata imut, alih-alih sesuatu yang serius, menyeramkan, atau terlalu realistis di saat yang sama. Presentasi kartun ini juga mengalir kuat dari gambar lingkungan sebagai dungeon yang Anda lewati, warna, hingga ragam efek yang akan Anda temui. Tak seperti Dead Cell misalnya yang kelam, Anda tentu saja tak akan bertemu dengan banyak efek darah dan potongan tubuh di sini. Namun tetap harus diingat, bahwa musuh seimut apapun di Rogue Legacy 2 tetap tak bisa dipandang sebelah mata.


Untungnya, gambar dua dimensi ini tidak akan berujung membuat Anda kebingungan soal mana yang sekadar tampil sebagai latar belakang dan mana yang sifatnya interaktif. Dengan hanya sekilas pandang, Anda akan paham mana saja objek yang bisa Anda hancurkan atau kira-kira dimana lokasi musuh saat ini dan senjata-senjata proyektil yang mereka tembakkan. Latar belakang ini juga menjadi tempat persembunyian beberapa musuh spesifik, seperti sebuah lukisan yang baru akan menyerang Anda misalnya, jika Anda tidak sengaja menyentuh mereka. Apresiasi juga pantas diarahkan pada desain 6 dungeon yang Anda temui, yang masing-masing memiliki tema dan juga varian musuh berbeda di dalamnya.
Animasi dengan visual kartun seperti ini memang terbatas, tetapi setidaknya di Rogue Legacy, ia memenuhi tugasnya dengan baik. Anda paham kapan karakter Anda baru saja diserang karena feedback yang terjadi, Anda memahami posisi karakter Anda dan apa yang akan ia lakukan, Anda paham seberapa lama sebuah animasi serangan magic harus terjadi sebelum efeknya terpicu, dan Anda akan memahami apa yang akan dan tengah dilakukan oleh musuh yang berada di sekitar Anda. Semuanya berada dalam posisi seharusnya yang membuat sisi presentasi ini tidak akan jadi masalah atau menghalangi aksi Anda. Semua kematian yang terjadi bisa diprediksi berujung karena kesalahan Anda sendiri.
Sementara dari sisi audio dan musik, Rogue Legacy 2 datang dengan kualitas audio yang seharusnya. Tidak ada yang terlalu istimewa dari sisi OST misalnya, yang siap untuk membawa salah satu keping soundtrack-nya berujung masuk dalam library musik favorit Anda misalnya. Hal standar yang tak istimewa ini juga membungkus ragam suara efek yang Anda temukan sepanjang perjalanan, yang sekali lagi, menjalankan tugasnya dengan baik dan seharusnya.
Banyak Anak, Banyak Masalah

Sekilas untuk Anda yang tidak terlalu familiar dengan Rogue Legacy dan tak pernah mencicipi seri pertamanya, Anda mungkin merasa sub-judul yang kami ambil ini akan sedikit absurd untuk sebuah game Roguelites. Namun percaya atau tidak, inilah salah satu daya tarik atau identitas utama Rogue Legacy termasuk di seri keduanya ini.
Benar sekali, berbeda dengan game Roguelites yang lain dimana Anda biasanya akan mengulang karakter yang sama yang terus hidup karena “plot armor” yang tersedia, Rogue Legacy seperti namanya, akan membawa keturunan Anda sebagai karakter selanjutnya setelah karakter Anda sebelumnya tewas. Setiap karakter ini akan datang dengan bentuk yang nyaris mirip satu sama lain, namun biasanya punya beberapa hal kecil berbeda, dari bentuk, warna mata, warna rambut, dan tentu saja nama yang ia usung. Anda akan berkempatan untuk memilih 1 dari 3 keturunan yang tersedia secara acak untuk Anda jadikan sebagai pahlawan selanjutnya. Tentu saja, konsep unik dari seri pertamanya juga disuntikkan di sini.
Bahwa tak sekadar berbeda dari bentuk fisik saja, sebagian besar dari keturunan Anda akan punya “identitas” dan “kepribadian” unik mereka masing-masing, yang akan membuat mereka bebeda satu sama lain di luar Job yang mereka usung. Tentu saja, elemen ini juga akan mempengaruhi gameplay. Anda bisa saja bertemu dan memilih keturunan “buta warna” yang akan membuat keseluruhan gameplay kini hanya memiliki warna hitam dan putih. Anda bisa saja bertemu dengan keturunan dengan sifat “masokis” yang mana-nya akan terisi setiap kali ia disakiti.


Anda juga bisa bertemu dengan keturunan yang entah dengan pikiran sekotor apa, berujung “menyensor” semua jenis musuh yang ia temui, yang kini muncul dalam bentuk pixelated. Tentu saja tidak semua identitas ini akan jadi kelemahan, dengan tidak sedikit pula yang bisa berfungsi sebagai buff. Sebagai contoh? Ada pula identitas yang membuat tubuh Anda berujung super kecil dan karenanya, akan lebih mudah menghindari serangan proyektil yang datang.
Tidak hanya identitas dan kepribadian saja, setiap keturunan Anda yang mengemuka akan datang dengan pekerjaan berbeda, yang keunikannya juga dibagi oleh skill mereka yang berbeda-beda satu sama lain. Tidak hanya itu saja, beberapa dari mereka bahkan mungkin “Lahir” dengan Relic yang akan langsung memberikan buff spesifik sejak Anda menggunakannya sejak pertama. Sayang seribu sayang, hadir acak di setiap garis setelah kematian, tidak ada opsi untuk mengendalikan keturunan seperti apa yang Anda dapatkan selain acak. Kesempatan yang Anda miliki hanyalah menggunakan proses re-roll di awal yang tentu saja, jumlahnya terbatas. Ini membuat terkadang kebutuhan Anda untuk keturunan yang spesifik, misalnya saat bertarung melawan boss, tak bisa difasilitasi. Ini terkadang membuat rasa frustrasi mengemuka.

Maka seperti seri pertamanya, hadirnya keturunan yang sebagian besar akan datang dengan identitas unik mereka ini membuat setiap run Rogue Legacy 2 menjadi jauh lebih unik dan menarik. Walaupun akan ada di titik, dimana kematian ratusan kali yang Anda lewati akan membuat varian ini tidak lagi unik dan yang Anda temui hanyalah pengulangan sesuatu yang sudah pernah Anda lihat sebelumnya.Di situasi seperti ini, optimalisasi menjadi kata kunci dimana Anda akan berujung memilih job, identitas, atau skill yang menurut Anda paling nyaman.