Review As Dusk Falls: Ini Baru Game Drama Berkualitas!
Manusiawi Tanpa Omong Kosong Supernatural & Monster

Jika ada dua hal yang membuat kami berujung lelah dengan game-game interactive story racikan Quantic Dream ataupun Supermassive Games adalah “kebutuhan” untuk menyertakan elemen-elemen di luar kemanusiaan itu sendiri untuk membuat cerita mereka berbeda dan unik. Quantic Dream sempat mengeksplorasi konsep jiwa di Beyond: Two Souls dan cyborg di Detroit: Become Human. Bahkan game paling “manusiawi” mereka sekalipun – Heavy Rain punya konsep supernatural yang berujung tak dijelaskan. Sementara Supermassive Games? Dari era Until Dawn, The Dark Pictures, hingga The Quarry, ia datang dengan elemen horror sebagai basis, terlepas dari apakah ia datang dengan rasionalisasi atau tidak.
Di tengah rasa lelah tersebut, As Dusk Falls datang sebagai angin yang menyegarkan. Kisahnya datang murni sebuah drama kemanusiaan yang melibatkan beberapa pihak, yang beberapa di antaranya bahkan terserap tanpa bisa mereka pilih. Bahwa ia terasa seperti sebuah film drama seri berkualitas yang sering Anda temukan di film-film Amerika sejenis, yang ditangani oleh sutradara kawakan yang mengerti apa yang harus ia racik dan sajikan. Presentasi cerita datang dengan eksalasi yang beberapa di antaranya tetap berhasil mengejutkan Anda sekaligus membuat Anda penasaran soal apa yang terjadi selanjutnya. Sesuatu yang sudah lama tak kami rasakan dari game sejenis ini.


As Dusk Falls datang dengan menyajikan sebuah kisah kompleks yang juga berhasil memastikan bahwa sebagian besar karakter yang muncul tidak terjebak dalam kepribadian “dua dimensi”. Karakter yang datang dan pergi biasanya memiliki kelebihan dan kekurangan mereka sendiri, lengkap dengan latar belakang yang seolah memang menjadi alasan lahirnya kepribadian serta keputusan yang mereka ambil. Karakter-karakter ini tidak harus selalu simpatik memang, namun cukup untuk mempengaruhi keputusan yang Anda ambil nanti, apakah ia akan terjebak pada sesuatu yang rasional atau justru emosional.
Acungan jempol juga pantas diarahkan pada tema gelap dan serius yang juga mereka bawa ke dalam cerita, tanpa harus terjebak pada lagi-lagi cerita soal “supernatural dan monster” yang benar-benar mulai membosankan. As Dusk Falls akan mengajak Anda menyelami soal trauma, masalah bunuh diri, hingga keputusan-keputusan moral bak buah simalakama yang mau tidak mau, memang harus Anda ambil.

Jika ada satu kelemahan yang pantas kami soroti, kami harus menyoroti konsekuensi dari sistem dua timeline yang ia ambil untuk menyajikan kisah ini. Mengapa? Karena jelas bahwa karakter-karakter yang diperkenalkan secara eksplisit di timeline masa depan berarti tidak akan pernah bisa mati di timeline masa lalu. Ini berarti, Anda bisa mengambil keputusan “semena-mena” terkait karakter ini karena apapun konsekuensi terburuknya, ia tetap tidak akan sampai mati. Ini sedikit mencabut rasa tegang yang bisa tercipta setiap kali opsi terkait karakter ini mengemuka.
Kesimpulan

As Dusk Falls adalah sebuah kejutan manis yang tidak kami kira sebelumnya. Daya tarik di awal yang datang karena gaya presentasi visual yang unik ternyata berujung disambut dengan sebuah game interactive story yang menegangkan, seru, dengan karakter-karakter yang fantastis, serta eksekusi berkualitas bak film drama Amerika yang ditangani oleh sutradara handal. Di tengah rasa jenuh karena betapa monotonnya tema game-game serupa dari Quantic Dreams dan Supermassive Games, ini menjadi sebuah angin segar yang kami sambut dengan tangan terbuka. Sesuatu yang tentu kami inginkan, hadir lebih banyak di masa depan.
Tentu saja, As Dusk Falls tetaplah bukan sebuah game yang sempurna. Kami sudah sempat mengeluhkan bagaimana sistem dua timeline cerita berujung “mengunci” nasib satu karakter penting yang jelas, membuatnya mustahil untuk tewas terlepas dari apapun keputusan yang Anda ambil. Ini membuat rasa tegang ketika memilih opsi yang berkaitan dengan nasibnya langsung lenyap begitu saja. Kami juga menyayangkan konklusi cerita yang ternyata tidak tersedia di akhir cerita. Benar sekali, As Dusk Falls berujung dengan ending “gantung” yang jelas dipersiapkan untuk lebih banyak seri di masa depan.
Namun terlepas dari kekurangan tersebut, As Dusk Falls adalah sebuah proyek game cerita interaktif yang mengejutkan dan fantastis yang sama. Sebuah cerita emosional, kompleks, gelap, yang tidak harus terperangkap pada kisah monster, kekuatan supernatural, atau pembunuh berantai seperti produk-produk kompetitor lainnya. Ditambah dengan fakta bahwa ia tersedia di PC Game Pass Indonesia, tidak ada alasan untuk tidak mencicipi game ini apalagi jika Anda mencintai game cerita interaktif penuh drama berkualitas di dalamnya. Bahkan, kami tidak akan berkeberatan jika ia berujung menjadi salah satu calon penerima GOTY untuk urusan narasi di tahun 2022 ini.
Kelebihan

Gaya presentasi visual yang unik
Voice acting yang solid
Karakter-karakter datang kompleks dan tidak dua dimensi
Cerita gelap dan serius, sembari mempertahankan banyak elemen kejutan dan eskalasi konflik
Cabang cerita cukup banyak menjamin replayability
Tidak ada elemen supernatural, monster, pembunuh bertopeng
Kekurangan

Sistem dua timeline “menjamin” hidup satu karakter penting
Ending gantung
Tidak ada opsi mempercepat percakapan
Cocok untuk gamer: yang senang dengan film seri drama Amrik yang seru, butuh game interactive story solid
Tidak cocok untuk gamer: yang membenci konsep interactive story, mengharapkan sesuatu yang lebih action