Review Cult of the Lamb: Menyembah Setan Sambil Bertani!

Reading time:
August 19, 2022

Imut dan Brutal

Cult of the Lamb jagatplay 71
Dari sisi visual, ini adalah game yang super imut.

Sebuah kontras sepertinya adalah kata yang tepat untuk menjelaskan apa yang Anda lihat dan apa yang Anda rasakan selama mencicipi Cult of the Lamb ini. Di permukaan, ia adalah sebuah game yang terlihat imut. Sang domba yang menjadi karakter utama terlihat menggemaskan saat berlari, pengikut-pengikut Anda semuanya datang mewakili rupa bak binatang yang tak berdosa, percakapan menggunakan bahasa misterius yang mengingatkan Anda pada Animal Crossing, hingga sebagian besar ritual yang dilakukan dengan dansa-dansa sederhana nan lucu. Di luar tone warna dari dunia yang Anda dan temui dan singgahi yang memang terlihat gelap, Anda yang tak familiar bisa terkecoh dan mengira Cult of the Lamb adalah game sejenis Animal Crossing, namun dengan aktivitas bangun kota yang lebih intens.

Namun begitu Anda menyelami mekaniknya lebih dalam? Sang developer – Massive Monster benar-benar tidak menahan diri untuk memastikan Anda merasa tengah berperan sebagai pemimpin sekte agama baru yang jelas bahwa entitas yang ia sembah, bukanlah entitas yang “baik hati”. Karena pada akhirnya,, Anda tak berbedanya dengan pemuja setan. Beragam ritual yang bisa Anda tempuh dengan pengikut Anda datang dengan animasi yang brutal, seperti tentakel yang menelan dan merobek tubuh mereka begitu saja. Hal ini juga dicitrakan dari beragam aksi yang bisa Anda lakukan di game, dari memotong tubuh pengikut yang mati tua agar dijadikan daging masakan bagi pengikut yang lain hingga memasung pengikut yang mulai meragukan ajaran Anda hingga ia “sadar diri” dan kembali ke jalan kebenaran, jalan agama Anda.

Cult of the Lamb jagatplay 79
Semuanya berubah ketika Anda mulai melihat sendiri ritual yang ia tuntut.
Cult of the Lamb jagatplay 67
Sayangnya brutalitas yang sama tak tercermin di sisi aksi. Untungnya sedikit tertolong desain boss yang cadas.

Sayangnya, brutalitas yang Anda perlihatkan untuk para pengikut Anda ini tidak banyak tercermin dari sisi aksi, bagian lain dari Cult of the Lamb. Pertarungan melawan para Bishop ataupun pengikutnya bergerak bak game action lain yang “memble”, tanpa banyak darah ataupun potongan tubuh, misalnya. Efek kematian yang paling sering muncul hanyalah hadirnya tulang belulang di atas mayat mereka, yang memang bisa dialihkan menjadi resource yang baru. Fakta bahwa brutalitas yang sama tidak tercermin di sistem pertarungan dibandingkan saat Anda memimpin sekte Anda berujung mengecewakan. Satu-satunya  faktor yang lumayan menolong hanyalah desain para boss yang tidak hanya keren, tetapi juga menyeramkan di saat yang sama.

Dari sisi audio, Cult of the Lamb datang dengan kualitas yang pantas untuk diacungi jempol. Hampir semua efek suara yang ada, dari bahasa aneh yang digunakan para pengikut hingga sekadar suara yang muncul saat Anda menanam sesuatu atau membangun fasilitas teranyar datang dengan keunikannya sendiri. Sisi musik yang menemani Anda saat berada di camp ataupun saat Anda menjelajahi dungeon juga mampu memperkuat elemen misteri yang ada. Semuanya mengalun di latar belakang, membuat aksi Anda terasa lebih seru, tanpa berujung terlalu dominan dan mencuri perhatian.

Rogue-like yang Mudah

Cult of the Lamb jagatplay 92
Cult of the Lamb terhitung rogue-like yang mudah.

Dari sisi aksi, Cult of the Lamb bisa didefinisikan sebagai sebuah game rogue-like. Akan ada 4 buah dungeon yang harus Anda selesaikan, yang masing-masing darinya lagi menuntut Anda untuk mengalahkan 3 buah mini boss sebelum berkesempatan untuk membunuh sang boss besar. Setiap dungeon biasanya akan memuat beberapa jalur acak yang harus Anda tempuh, yang untungnya memberikan detail yang jelas soal apa yang bisa Anda temukan di setiap ruangan yang ada. Anda bisa mengejar senjata yang berbeda, resource spesifik seperti kayu dan batu, hingga ruang pemulihan HP hingga perekrutan anggota baru. Semakin jauh progress Anda di dungeon, semakin banyak pula biasanya ruangan yang harus Anda lewati sebelum bertemu dengan boss.

Sisi rogue-like Cult of the Lamb memang tidak bisa dibilang memesona, apalagi jika Anda membandingkannya dengan game Rogue-like lain sekelas Hades, Risk of Rain 2, ataupun Rogue Legacy 2 misalnya. Salah satu kelemahan terbesar yang hadir di Cult of the Lamb adalah absennya sistem build di sini. Benar sekali, game ini sama sekali tidak menawarkan banyak kesempatan bagi Anda untuk membangun gaya bermain Anda sendiri dan  karenanya, berujung terasa seperti game action pada umumnya.

Permasalahan pertama? Anda tidak bisa memilih senjata mana yang ingin Anda gunakan. Alih-alih Anda yang menentukan, si domba selalu masuk ke dalam dungeon dengan tidak membawa senjata sama sekali. Adalah si game yang akan menawarkan Anda senjata dan sebuah magic bernama Curse di ruangan pertama Anda tiba. Tidak ada alternatif pilihan sama sekali di sini. Jika Anda menemukan sebuah kapak ber-damage besar dan lambat yang tidak pernah Anda sukai dan tidak cocok dengan gaya bermain Anda, maka Anda harus menggunakannya sampai menemukan ruang untuk mendapatkan senjata baru. Mengingat sifat-nya yang acak, tidak ada pula yang menjamin bahwa di ruangan ini Anda akan mendapatkan senjata yang Anda inginkan juga. Padahal Cult of the Lamb menawarkan cukup banyak varian senjata dan sifat, seperti Godly untuk damage lebih besar hingga Vampiric untuk kesempatan memulihkan HP saat bertarung.

Cult of the Lamb jagatplay 139
Senjata dan Curse hadir acak, bukan sesuatu yang bisa Anda pilih atas nama build.
Cult of the Lamb jagatplay 107
Card selalu punyan efek positif tanpa konsekuensi.

Permasalahan kedua datang dari sistem buff bernama “Card” yang akan Anda temukan di sepanjang proses eksplorasi Anda. Kebanyakan game rogue-like biasanya akan memperlakukan sistem seperti card ini sebagai buff dengan konsekuensi tertentu, dimana Anda akan kuat di satu sektor namun akan lemah di sektor yang lain. Atau bagaimana sistem kartu ini akan mempengaruhi misalnya, satu senjata spesifik atau sifat tertentu. Di Cult of the Lamb? Buff ini hadir tanpa konsekuensi apapun dan akan selalu memperkuat karakter Anda. Ia bisa membuat gerak Anda lebih cepat, Anda memiliki hati (HP) lebih banyak, atau membuat serangan Anda 20% lebih kuat saat matahari masih di angkasa. Kartu-kartu ini akan membuat Anda lebih kuat apapun yang terjadi, hingga tak ada keperluan untuk memikirkan build dan sejenisnya.

Permasalahan ketiga datang dari varian musuh yang tak banyak butuh strategi untuk ditundukkan. Varian musuh di Cult of the Lamb, terlepas dari bentuk dan ukuran, akan datang dengan empat jenis serangan berbeda: tipe melompat, tipe charging, tipe melee, dan tipe proyektil. Semuanya akan bisa dihabisi selama Anda mengayungkan senjata Anda dan menggunakan Curse alias Magic yang Anda miliki saat itu juga. Dengan tombol roll yang tidak dibatasi oleh stamina sama sekali dan juga menawarkan i-frame tersendiri, Anda selalu punya opsi bermain aman jika dibutuhkan. Apalagi, game ini juga memberikan indikator yang jelas dengan tubuh musuh yang memperlihatkan kelap-kelip sebelum menyerang, hingga Anda bisa mengantisipasinya.

Cult of the Lamb jagatplay 102
Varian musuh yang dihadapi juga tak banyak butuh strategi.
Cult of the Lamb jagatplay 49
Jika Anda masih tidak bertemu dengan tipe senjata favorit Anda saat bertemu merchant ini, Anda sedang sial.

Tingkat kesulitan ini semakin rendah di tingkat “Normal” sekalipun mengingat desain ruangan yang ia tawarkan pula. Seperti yang kami bicarakan sebelum nya, ada ruangan-ruangan yang akan menghadiahi Anda resource di dalamnya. Permasalahannya? Jika di game rogue-like lain, Anda akan tetap diminta bertarung lebih dulu dengan banyak musuh dengan resource tersebut sebagai hadiah, ruangan di Cult of the Lamb hadir lugas. Jika ruangan tersebut memang berisikan resource atau hati, maka ia hanya berisikan itu saja, tanpa musuh untuk dilawan. Sekarang bayangkan jika dalam keacakannya, Anda butuh melewati 5 ruangan sebelum melawan mini-boss dan menemukan opsi jalur  4 ruangan ternyata bisa berisikan hanya resource. Ini berarti Anda bebas melenggang 4 ruangan tanpa ancaman sama sekali dan hanya perlu sibuk dengan ruangan terakhir – si boss saja.

Maka dengan semua kombinasi ini, Cult of the Lamb adalah game rogue-like yang mudah di tingkat kesulitan “Normal” setidaknya. Satu-satunya alasan Anda bisa berujung mati dan harus mengulang kembali dungeon dari awal biasanya datang dari kesialan semata – dimana semua senjata yang secara acak muncul ternyata tak satupun sesuai dengan gaya bermain Anda. Semuanya dibalut dengan kesialan dimana Anda tak bertemu dengan karakter NPC yang terkadang memberikan tiga opsi berbeda untuk senjata ataupun curse. Karena percaya atau tidak, lambat cepatnya mengayun senjata Anda dan faktor kebiasaan akan mempengaruhi seberapa mahir Anda membunuh varian-varian musuh ini.

Pages: 1 2 3
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…