Review Digimon Survive: Seru Iya, Bosan Juga Iya!
Bagi banyak anak Indonesia, terutama mereka yang sempat tumbuh besar dengan kartun-kartun yang tayang di televisi swasta, nama Digimon memang punya posisi yang istimewa. Ketika pasar barat didominasi oleh nama Pokemon, Digimon berhasil menancapkan posisinya sebagai judul legendaris lewat rasa familiaritas via tayangan televisi swasta tersebut. Berita baiknya? Menjadi sebuah kejadian unik ketika sang televisi swasta benar-benar menayangkannya hingga selesai, bersama dengan seri sekuel selanjutnya. Tidak mengherankan bagi kami, dan mungkin banyak gamer Indonesia lainnya, antisipasi terhadap kehadiran Digimon Survive begitu tinggi.
Rasa penasaran tersebut juga terus diperkuat dan digoda dengan fakta bahwa ia sempat mengalami beberapa kali penundaan. Bandai Namco juga terhitung “pelit” berbagi informasi selama periode itu. Kita hanya mendapatkan beberapa informasi esensial – seperti bagaimana ia akan mengusung konsep strategi RPG, bagaimana pilihan percakapan bisa mempengaruhi jalan cerita, bagaimana ada ratusan Digimon yang bisa Anda temui, dan bagaimana interaksi antar karakter akan jadi nilai jual. Tak ayal, dengan informasi yang lumayan terbatas, banyak gamer pencinta Digimon yang terjun dengan ragam ekspektasi berbeda dari apa yang ia tawarkan, termasuk kami.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Digimon Survive? Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang berhasil melebur rasa bosan dan seru di saat yang sama? Review ini akan membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Digimon Survive datang dengan plot “khas Digimon” yang sepertinya tidak asing lagi dengan banyak penggemar seri ini. Benar sekali, ia tetap dimulai dengan berpindahnya anak-anak / remaja ke sebuah dunia baru yang tidak mereka mengerti, yang kemudian membuat mereka berhadapan dan berteman dengan Digimon tertentu.
Di Digimon Survive, Anda berperan sebagai Takuma Momozuka yang tengah terlibat dalam aktivitas ekskul sekolah yang membuat mereka mengunjungi salah satu kuil tradisional terdekat. Kuil ini sendirii terkenal lewat kisah Kemonogami-nya, alias soal dewa para monster yang eksis di masa lampau. Perjalanan justru membuat mereka berakhir melewati sebuah terowongan gelap, yang berujung membuat mereka diserang oleh monster yang tidak dikenal. Dalam keadaan terdesak, varian monster yang lain justru datang menyelamatkan. Monster tersebut kemudian dikenal sebagai Agumon yang langsung terlihat dengan Takuma itu sendiri.
Bersama dengan teman barunya, Takuma pun berusaha mencari teman-temannya yang lain, yang seperti bisa Anda prediksi, kini juga ditemani oleh monster-monster imut yang lain. Jelas bahwa mereka saat ini terdampar di dunia lain yang tidak mereka mengerti. Maka Takuma dkk pun berusaha mencari jalan keluar kembali ke dunia mereka sembari berhadapan dengan satu kenyataan pahit – bahwa dunia baru yang mereka kunjungi ini bukanlah dunia yang bersahabat.
Lantas, mampukah Takuma dkk kembali ke dunia mereka? Tantangan seperti apa saja yang harus mereka hadapi? Apa yang sebenarnya terjadi di dunia aneh namunmenyeramkan ini? Semua jawaban dari pertanyaan ini bisa Anda dapatkan dengan memainkan Digimon Survive ini.