Review ROLLERDROME: Sepatu Roda Haus Darah!
Gaya Komik yang Kental

Salah satu impresi pertama yang akan muncul di benak Anda ketika memainkan ROLLERDROME adalah gaya presentasinya yang memang condong ke gaya komik yang kental. Impresi ini bukan lahir karena mereka mengaplikasikan efek gelembung untuk berbicara atau berdialog misalnya, tetapi murni karena gaya visual dengan sedikit efek cell-shading yang akan mengingatkan Anda pada gaya-gaya komik barat alih-alih Jepang. Hanya hal ini saja yang akan mengingatkan Anda pada sisi komik tersebut. Cerita tetap didistribusikan dalam bentuk voice acting dengan kacamata orang pertama. Anda juga tidak akan mendapatkan efek komik bermunculan juga seperti tulisan “BOOM!” atau “KAPOW!” ketika Anda beraksi. Semuanya murni dari gaya visual, termasuk dari efek ledakan yang muncul.
Sebagai game yang mengambil setting di tahun 2030, ROLLERDROME memang berhasil menawarkan sedikit sensasi bahwa Anda tengah bertarung di dunia futuristik, setidaknya lewat musuh-musuh yang Anda bantai. Ada sedikit sensasi steampunk atau atompunk di sini mengingat beberapa teknologi-nya terasa lawas dari komputer hingga teknologi sepatu roda yang Anda gunakan. Namun sensasi ini datang lebih kental dari pilihan desain kostum hingga warna, baik yang melekat pada karakter Anda ataupun arena-arena yang Anda selesaikan satu per satu. Desain karakter musuh juga terlihat jelas berbeda untuk memberikan informasi dari kejauhan soal ancaman seperti apa yang bisa Anda antispasi.


Bersama dengan gaya komik dan warna cerah ini, ROLLERDROME juga memukau dari sisi animasi yang memang seharusnya ditonjolkan di sini. Setiap gaya yang Anda eksekusi ketika bermanuver dengan sepatu roda tidak akan malu untuk disandingkan dengan apa yang ditawarkan oleh game sekelas Tony Hawk’s Pro Skater misalnya. Setiap eksekusi aksi ini memancing animasi unik yang seharusnya, yang kemudian bertransisi halus dan cocok ketika aksi angkat senjata diharuskan. Anda juga bisa melihat jelas animasi dan reaksi musuh untuk menentukan apakah tembakan Anda baru saja menghabisi mereka atau sekadar melukai mereka saja. Ini membantu menjaga ritme ROLLERDROME yang memang terhitung cepat.
Berita baiknya? Sisi presentasi visual yang punya identitas kuat ini juga dibarengi dengan sisi audio yang pantas untuk diancungi jempol. Walaupun akting suara sang karakter utama – Kara Hassan tak bisa dibilang istimewa atau karakter-karakter NPC lain yang Anda dengar di balik pintu saat sesi istirahat, namun ia menjalankan tugas yang seharusnya. Ia terasa natural dan diisi emosi jika memang kondisi mengharuskan. Daya tarik utamanya justru datang dari sisi musik yang mengandalkan genre synthwave sebagai pondasi, menciptakan atmosfer punk yang sesuai seperti yang kami bicarakan sebelumnya, sembari menemani aksi tembak-menembak Anda yang terasa cocok.
Apresiasi tersendiri juga pantas diarahkan untuk optimalisasi teknologi DualSense dan 3D Audio untuk versi Playstation 5 yang kami jajal. Haptic Feedback yang berjalan aktif hampir di semua aktivitas yang Anda lakukan kini disempurnakan dengan Adaptive Trigger yang tentu saja menerjemahkan sensasi tembak yang berbeda-beda untuk senjata yang Anda pilih. Sementara fitur 3D Audio-nya bisa menjadi solusi untuk mendapatkan informasi posisi musuh yang lebih efektif mengingat ROLLERDROME tak menyediakan clue ini secara otomatis, menuntut Anda untuk terus aktif merotasi kamera dan mencari dimana sumber ancaman yang ada.
Sepatu Roda Haus Darah

Dengan hanya melihat potongan screenshot yang kami sematkan, Anda sepertinya sudah mengerti apa yang ditawarkan oleh ROLLERDROME. Ia adalah sebuah game aksi third person shooter yang secara unik, mengkolaborasikan aksi rollblading di dalamnya dengan gaya game olahraga sekelas Tony Hawk’s Pro Skater. Bedanya terletak pada fakta bahwa bukan hanya soal trick, Anda juga harus menghabisi setiap musuh yang berada di arena.
Di ROLLERDROME, aksi Anda bermanuver dan meliuk-liuk di udara menggunakan sepatu roda Anda bukan semata-mata dilakukan untuk tampil keren dan mengumpulkan point semata. Di ROLLERDROME, ini adalah satu-satunya cara paling efektif untuk mengisi kembali peluru senjata Anda yang terbatas. Benar sekali, aksi melompat ke udara untuk bergaya atau sekadar meluncur di atas rail yang tersedia akan menghadiahi Anda peluru super berharga yang tentu saja Anda butuhkan untuk menghabisi musuh yang ada. Menariknya lagi? Terlepas dari pilihan senjata yang lebih bervariasi nanti, ia tetap akan berbagi pool peluru yang sama. Ini berarti Anda yang memilih menggunakan shotgun tetap akan “memotong jatah” peluru dari Dual Gun, hingga aksi bermanuver pun harus Anda lakukan.


Berita baiknya? Sistem ini tidak lantas akan menimbulkan rasa frustrasidan kesal seperti di Tony Hawk, dimana manuver udara tetap harus direncanakan dengan matang agar Anda bisa mendarat secara mantap di tanah untuk memanen point tersebut. Di ROLLERDROME? Aksi mendarat Anda akan selalu sempurna, apapun yang terjadi. Oleh karena itu, Anda bisa menekan tombol manuver sebebas yang Anda inginkan tanpa harus khawatir. Anda juga bisa melakukan aksi railling panjang tanpa harus memikirkan soa keseimbangan. Ini membuat aksi Anda untuk mengisi peluru senjata selalu berkontribusi positif, membuat Anda bisa mundur dan masuk dalam pertempuran tanpa banyakharus diselimuti rasa khawatir.
Tantangan selanjutnya datang dari dua hal: varian musuh dan varian arena yang harus Anda selesaikan. ROLLERDROME menawarkan cukup banyak varian musuh dalam satu level untuk membuat Anda kesulitan dan sibuk di saat yang sama. Bersama dengan lebih banyak varian senjata yang Anda dapatkan nanti sesuai progress cerita, sistem kombinasi musuh ini akan menuntut Anda merotasi penggunaan senjata Anda secara efektif. Jangan sampai Anda menghabiskan waktu memuntahkan 12 peluru DualGun untuk menghabisi musuh dengan tameng, mengingat Grenade Launcher lebih efektif untuk membuatnya terdiam dengan hanya 3 peluru saja. Merotasi senjata seperti ini akan jadi hal yang terus Anda lakukan, sembari bermanuver untuk memastikannya tetap terisi.


Arena atau level yang Anda singgahi juga akan menawarkan tantangan tersendiri. Jika di game seperti Tony Hawk biasanya melewatkan item-item collectibles di tempat yang sulit untuk dijangkau tanpa ekstra usaha, ROLLERDROME menempatkan musuh-musuh di sana, terutama untuk tipe Sniper yang bisa menghabisi Anda dari jauh jika Anda tidak waspada. Ada banyak situasi dimana mereka berada di posisi dimana Anda harus mengerti dan mencari tahu terlebih dahulu soal bagaimana mencapai mereka atau setidaknya memastikan mereka berada dalam jarak tembak.
Tidak hanya kualitas musuh Anda saja yang tinggi, namun kuantitas tembak mereka juga tak bisa diremehkan. Mengingat game ini tidak memiliki tingkat kesulitan, Anda harus bersiap dengan terjangan proyektil dari beragam arah, yang bisa datang dalam bentuk senjata laser, ranjau yang dilempar, hingga misil yang mengejar. Tenang saja, ROLLERDROME tetap mempersenjatai Anda dengan mekanisme pertahanan kok. Anda tetap dibekali dengan satu tombol dodge / evade khusus untuk menciptakan i-frame saat menghindari proyektil-proyektil ini. Anda bahkan bisa menggunakannya untuk membalikkannya sebagai situasi yang menguntungkan secara ofensif.


Dipersenjatai dengan resource lain bernama Reflex yang akan memicu perlambatan waktu ala Bullet-Time yang tentu saja mempermudah Anda menghabisi para musuh yang ada, apalagi sembari bermanuver dengan sepatu roda Anda, sistem ini bisa diperkuat jika dikombinasikan dengan tombol dodge yang tadi kita bicarakna. Jika Anda mengaktifkan Reflex setelah melakukan Perfect Dodge, Anda akan masuk dalam fase Super Reflex yang akan mengisi sedikit peluru Anda sembari menjanjikan damage yang lebih besar ke musuh. Ada beberapa situasi dimana Anda akan didorong untuk mengaktifkan mode ini lebih sering, apalagi jika musuh yang Anda hadapi benar-benar banyak dalam sekali waktu.
Karena percaya atau tidak, terlepas dari konsepnya yang terasa “ringan dan unik”, dimana Anda menggunakan sepatu roda yang menyenangkan untuk bergerak, ROLLERDROME bukanlah game yang mudah untuk ditundukkan.