Review Saints Row: Melakukan Kejahatan itu Menyenangkan!
Santo Ileso yang “Gersang”

Bagi banyak gamer penggemar open-world, sebuah dunia yang besar tak lagi cukup untuk mendefinisikan kualitas genre yang satu ini. Setelah apa yang ditawarkan oleh Rockstar dengan GTA V dan Red Dead Redemption 2, kita juga memahami bahwa ini bukan sekadar juga soal ramai. Ini soal mensimulasikan sebaik mungkin kehidupan di kota atau alam liar, baik lewat aktivitas ragam manusia yang ada ataupun ekosistem binatang yang Anda temukan. Sayangnya, Santo Ileso belum mampu menghadirkan hal yang sama di Saints Row.
Pada akhirnya, Santo Ileso berujung terasa tak berbeda dengan “taman bermain” Anda. Ia memang terbagi ke dalam beberapa distrik yang masing-masing mengusung tampilan berbeda, dari wilayah kecil dengan landmark raksasa di atasnya atau sebuah kota dengan banyak gedung pencakar langit, namun ia gagal membuatnya terasa seperti dunia yang hidup. NPC yang berlalu-lalang di kota ataupun kendaraan yang ramai seolah eksis hanya untuk “mengisi kota”, namun tidak menyuntikkan identitas apapun. Anda jarang melihat ada aktivitas sosial atau interaksi yang terasa organik. Satu-satunya hal terunik yang kami temukan di Saints Row hanyalah bertemu dan melihat 1 karakter ber-kostum Furry yang tiba-tiba berjalan di trotoar, itu saja.


Kesan kota yang “mati” ini juga sayangnya juga disebabkan oleh struktur misi yang ada. Sebagian besar game open-world, dari GTA hingga Horizon Forbidden West biasanya akan menyematkan ragam misi utama dan sampingan yang mengharuskan Anda untuk berinteraksi dengan banyak NPC-NPC penting. Lewat dialog, pakaian, gestur tubuh, hingga ideologi yang mereka sampaikan, Anda seolah bisa memahami lebih dalam dunia yang Anda kunjungi. Di Saints Row, sebagian besar misi utama hanya berkaitan dengan tiga teman sang karakter utama saja: Neenah, Kev, dan Eli, yang berarti membuat interaksi Anda begitu terbatas. Mereka juga tidak banyak berkontribusi untuk mengenalkan atau “menjual” kepada Anda bahwa kota Santo Ileso adalah sebuah tempat yang hidup dan dinamis.
Walaupun demikian, Volition tetap memahami apa yang Anda inginkan dari sebuah game Saints Row, setidaknya selama beberapa seri terakhir. Saints Row tetap datang dengan opsi kustomisasi yang melimpah, baik untuk pakaian, bentuk tubuh karakter, hingga sekadar simbol untuk menyensor alat-alat vital yang ada. Kustomisasi ini juga diperluas ke ragam objek, dari senjata hingga kendaraan yang bisa Anda tumpangi.Kerennya lagi? Anda juga punya opsi yang sama dengan kru The Saints Anda dan juga pakaian untuk teman-teman Anda, yang jumlahnya juga akan bertambah seiring dengan lebih banyakmisi yang Anda selesaikan.
Sementara untuk suara dan musik? Saints Row mengeksekusi kedua elemen ini dengan baik. Terlepas dari fakta bahwa Anda memiliki beberapa opsi jenis suara pas aksi cipta karakter, suara yang bisa dipilih sebagian besar tampil menjiwai dialog yang ada, setidaknya dari dua versi yang kami cicipi. Kualitas yang sama juga datang dari pengisi suara untuk karakter-karakter yang lain, terutama untuk tiga karakter sampingan pendukung Anda. Pilihan musik tentu saja datang dari beragam stasiun radio pada saat Anda berkendara, yang dibagi ke dalam ragam genre per radio. Fakta bahwa mereka menghadirkan lagu seperti “The Vines – Get Free” yang membawa rasa nostalgia tersendiri, membuat kami memberikan pilihan musiknya, acungan jempol.
Tembak-Tembakan Adalah Solusi Semua Masalah

Lantas, pengalaman seperti apa yang bisa Anda harapkan dari Saints Row? Maka seperti yang bisa diprediksi, ini tetaplah game action yang mengakar kuat pada aksi tembak-tembakan sebagai solusi untuk semua masalah. Karakter utama Anda akan diperkuat dengan roda pilihan yang setiap sesi-nya hanya bisa diisi oleh satu spesifik tipe senjata saja: rifle, launcher, shotgun, SMG, special, melee, atau pistol., yang tentus aja akan Anda rotasi sesuai dengan kebutuhan saat bertempur. Namun di sebagian besar kondisi, hampir semua senjata ini akan berfungsi efektif untuk mengatasi ancaman yang ada. Anda misalnya tetap bisa menggunakan pistol pilihan Anda untuk menghancurkan helikopter yang ada, namun tentu akan butuh waktu lebih lama dibandingkan Rifle atau RPG misalnya.
Sisi aksi ini juga akan terus berputar dan berjalan aktif, dari satu sesi pertempuran ke pertempuran yang lain berkat drop peluru yang secara konsisten jatuh dari setiap musuh yang Anda bunuh. Akan sangat jarang terjadi situasi dimana Anda harus mampir ke toko senjata terdekat bernama “Friendly Fire” hanya untuk mengisi peluru saja. Anda biasanya akan mampir ke toko ini untuk dua hal: membeli senjata baru yang hadir dalam beberapa opsi atau memperkuat senjata yang sudah Anda miliki lewat sistem upgrade yang ada. Sistem upgrade ini juga unik per senjata, dimana di luar opsi upgrade yang terkait pada level karakter, senjata-senjata ini juga punya efek khusus yang hanya bisa dibuka ketika Anda memenuhi syarat yang ada. Misalnya? Anda harus membunuh 2 musuh Marshall sekaligus sebanyak 20 kali untuk membuka upgrade serangan elemen di SMG Anda, yang membuat peluru Anda kini punya efek api dan sejenisnya.


Maka pengalaman aksi Anda akan terasa lugas, dimana desain misi utama ataupun sampingan juga akan berkutat pada aksi menghabisi musuh yang ada. Setiap faksi memang akan punya ciri-ciri pasukan mereka sendiri, namun sekali lagi, peluru selalu jadi solusi Anda. The Idol misalnya punya karakter lebih kuat yang bisa memutar senjata melee mereka untuk memantulkan peluru Anda. The Marshall misalnya selalu datang dengan persenjataan lebih canggih, termasuk perangkap yang bisa membatasi gerak Anda.
Di setiap pertempuran, selalu akan ada musuh yang berusaha memanggil bala bantuan. Selama Anda bisa menghabisi mereka sebelum hal tersebut terjadi, konflik tidak akan menguat. Namun jika panggilan tersebut tembus, maka ekskalasi pertempuran bisa diantisipasi. Melawan polisi misalnya? Jika Anda terus membiarkan bala bantuan datang, maka pertempuran melawan tim SWAT akan berubah menjadi pertempuran melawan helikopter dan tank. Berita baiknya? Saints Row tidak akan terus melemparkan kepada Anda pasukan-pasukan ini tanpa henti. Akan ada titik dimana mereka bisa “habis” dan level ancaman Anda, melawan gang manapun, akan dianggap selesai dan Anda bisa melenggang dengan bebas kembali.
Yang menarik? Saints Row juga datang dengan sistem baru yang menyalin konsep RPG untuk karakter utama Anda. Di luar senjata yang semakin mematikan, Anda akan diperkuat dengan dua hal yang lain – Skill dan Perk. Skill yang terbuka seiring dengan kenaikan level akan memberikan Anda buff pasif dan tentu saja ragam aksi baru yang bisa diakses denga n menggunakan resource bernama Flow. Flow yang akan terisi seiring dengan serangan Anda ke musuh akan memungkinkan Anda mengakses serangan-serangan lebih kuat, dari tinju api, membuat tubuh musuh menjadi granat, hingga aura yang akan membuat peluru kini juga bisa memulihkan HP Anda. Sementara perk? Dibuka dengan menyelesaikan tantangan tertentu, ia adalah buff pasif permanen yang slot-nya harus Anda buka dengan menggunakan uang Anda. Level karakter juga akan menentukan opsi upgrade senjata api yang Anda gunakan.


Jika Anda merasa sedikit kesulitan, selalu ada opsi untuk mengajak teman setia Anda: Eli, Kev, atau Neenah untuk menemani apapun misi non-cerita yang bisa Anda selesaikan. Anda juga berkesempatan memperkuat mereka dan membuat mereka jadi mesin kematian yang lebih efektif dengan menyelesaikan misi-misi terkait dengan mereka. Sementara itu, kru The Saint yang lain biasanya akan otomatis ikut bertempur membela Anda jika kebetulan pertempuran terjadi di region dimana Anda sudah menguasainya.
Maka sisi tembak-menembak ini akan jadi kunci pengalaman aksi Saints Row yang untungnya, berujung memuaskan. Mendengar bunyi peluru SMG Anda mengenai kepala para musuh, melihat bar HP mereka turun cepat, atau melihat bagaimana produk sampingannya membuat kendaraan mereka meledak selalu memuaskan. Apalagi ia tidak selalu hanya soal satu atau dua musuh saja. Game ini selalu melemparkan ke Anda belasan musuh untuk dihabisi, yang membuat rasa puas tersebut kian maksimal. Apalagi ada beberapa misi kejar-kejaran yang memungkinkan Anda untuk menembak dari atas atap mobil, dengan jumlah peluru tak terbatas. Ledakan, kematian, dan suara efek yang ia hasilkan membuat sisi aksi Saints Row berujung memuaskan.

Namun harus diakui pula, ia bisa terasa repetitif untuk mereka yang tidak menyenangi sisi aksinya saja. Apa pasal? Karena percaya atau tidak, aksi tembak-tembakan ini akan terjadi hampir di semua misi utama yang ada, yang akan memosisikan Anda melawan barisan musuh yang menunggu peluru tersebut. Tidak ada struktur unik seperti RDR2 misalnya dimana Anda hanya diminta untuk mabuk saja, atau seperti di Horizon Forbidden West dimana Anda meminta memanjat sebuah robot dinosaurus raksasa. Di Saints Row, segala sesuatunya akan berakhir jadi aksi tembak-tembakan, bahkan ketika misi meminta Anda untuk sekadar mengantri membeli donut. Percaya atau tidak. Ia bahkan tak punya desain misi stealth yang bisa dibilang berkualitas.