Review Sonic Frontiers: Gaya Baru, Lumayan Seru!

Reading time:
November 11, 2022

Estetika Tidak Rapi

Sonic Frontiers jagatplay 62
Menyebutnya sebagai game Sonic dengan visual terbaik sejauh ini sepertinya tidak berlebihan.

Dari semua seri Sonic yang pernah dirilis ke pasaran, Sonic Frontiers sepertinya jelas menjadi seri yang paling berupaya untuk tampil realistis, terutama dari desain lingkungan yang ia tawarkan. Starfall Island sendiri terbagi menjadi setidaknya tiga buah area terpisah dengan pendekatan tema yang berbeda-beda, dari hutan, padang pasir, hingga gunung berapi yang kesemuanya disajikan dalam landscape yang terhitung luas. Walaupun terlihat besar dan keren, namun ada sesuatu yang membuat estetiknya tidak rapi.

Sulit memang untuk tidak membicarakan sisi presentasi visual tanpa membahas soal konsep open-world yang kini jadi daya tariknya, yang tentu akan kami bicarakan lebih dalam di sesi selanjutnya. Pondasi sistem dunia yang lebih terbuka yang ditawarkan Sonic Frontiers membuat setiap area kini “dibanjiri” dengan ragam rails atau platform kecil-kecilan yang memang ditempatkan agar Anda picu dan darinya, mengejar resource tertentu yang dibutuhkan untuk melanjutkan cerita. Masalahnya? Jumlahnya benar-benar banyak dan Anda akan menemukannya kemanapun Anda memandang. Bayangkan sebuah pemandangan gunung tinggi nan agung yang terlihat memukau, namun kemanapun Anda mengarahkan kamera, selalu ada rails, platform, ataupun sekadar koin yang melayang tanpa pondasi di angkasa begitu saja. Ini akan jadi pemandangan yang alih-alih indah, justru terasa absurd.

Sonic Frontiers jagatplay 87
Rails yang bertebaran di setiap sudut peta ini membuat estetika Starfall Islands terasa absurd dan berantakan.
Sonic Frontiers jagatplay 174
Texture popping juga jadi masalah. Banyak dari rails ini akan tiba-tiba memunculkan sesuatu saat Anda mendekatinya, sesuatu yang tak lagi bisa ditoleransi di era PS5.

Masalah lain Sonic Frontiers dari sisi teknis dan visual juga datang dari parahnya texture popping yang ada, yang seharusnya tak lagi terjadi di Playstation 5 yang notabene sudah diperkuat dengan SSD yang sudah terhitung super cepat dan tak sulit untuk menangani game-game open-world dengan kualitas AAA sekalipun. Hampir sebagian besar rails ataupun platform yang Anda temui selalu terlihat tak lengkap di kejauhan dan kemudian tiba-tiba muncul lengkap begitu saja begitu Anda mendekatinya. Hal ini juga terjadi dengan semua koin ataupun resource yang bisa Anda kumpulkan, hingga terkadang menyulitkan untuk mengetahui secara instan apakah Anda sudah melewati lokasi tersebut atau tidak.

Namun di luar kekurangan tersebut, setidaknya Sonic Frontiers datang dengan desain musuh yang harus diakui keren. Dengan kesan futuristik dan alien yang seolah dikombinasikan di satu ruang yang sama, Anda akan bertemu dengan cukup banyak varian yang datang dengan animasi serang dan ukuran yang berbeda-beda. Akan ada musuh sebesar bangunan yang butuh strategi untuk ditundukkan, namun tak sedikit pula musuh kecil yang juga menuntut Anda melakukan parry atau gerak tertentu sebelum bisa diserang. Yang jadi terfavorit kami? Tentu saja musuh dengan pita raksasa di ekor-nya yang hanya bisa ditundukkan jika Anda berhasil menempatkan sang ekor bak rails dimana Anda harus terus berlari hingga bisa menyentuh mereka. Kami juga suka dengan pertarungan melawan Titans yang sederhana, namun diracik sok serius dan sinematik hingga meninggalkan kesan keren tersendiri.

Sonic Frontiers jagatplay 149
Desain monster / robot yang harus Anda tundukkan di pulau ini berujung keren.

Sementara dari sisi suara, VA yang ditawarkan menurut kami menjalankan tugasnya dengan standar, dengan banyak dialog yang masih terasa kaku dan canggung di banyak sudut. Namun untuk urusan soundtrack, Sonic Frontiers tetap menghadirkan ciri khas unik seri Sonic masa lampau yang absurd – yakni menyuntikkan sebuah lagu dengan lirik ketika Anda memasuki momen-momen epik, yang di sini, dimunculkan saat Anda bertarung melawan para Titans. Urusan yang satu ini bisa berujung memacu adrenalin Anda atau justru sebaliknya, membuat Anda tertawa jika Anda cukup familiar dengan “nyawa” Sonic bergaya tiga dimensi selama ini.

Gaya Baru, Mayan Seru!

Sonic Frontiers jagatplay 98
Apakan konsep open-world cocok dengan Sonic?

Salah satu identitas utama yang hendak ditawarkan SEGA di Sonic Frontiers, yang membuatnya berbeda dengan seri-seri Sonic sebelumnya sekaligus menjadi upaya eksperimen modernisasi adalah konsep open-world yang ia usung. Bahwa alih-alih linear berjalan dari kiri ke kanan atau terperangkap pada rail atau koridor tertentu, Anda kini diberikan sebuah ruang luas terbuka untuk dijelajahi dengan kecepatan si landak biru yang sudah jadi identitasnya. Si landak biru sama yang tetap butuh setidaknya 1 koin di kantong untuk bertahan hidup, atau mendapatkan ekstra kecepatan saat kantongnya penuh di seri ini. Pertanyaan utamanya tentu saja, apakah konsep ini cocok dengan Sonic?

Jawabannya iya dan tidak. Iya karena eksekusi yang ditempuh oleh SEGA berhasil membuat dunia ini tidak lantas kosong begitu saja. Terlepas dari fakta bahwa Anda akan tertarik untuk bergerak dari satu rail ke rail lainnya untuk mengumpulkan resource yang ada, Anda akan selalu menemukan sesuatu di pertengahan keduanya. Anda akan bertemu dengan ragam monster yang butuh Anda tundukkan, Anda bisa saja bertemu dengan trigger yang tersembunyi untuk melompat atau bergerak instan ke rail yang lain, atau Anda bisa saja bertemu dengan puzzle yang biasanya dibutuhkan untuk membuka peta yang ada. Selalu ada aktivitas yang tersedia di sana, hingga ruang kosong melompong antar dua wilayah rail bisa dibilang, minim.

Sonic Frontiers jagatplay 101
Ia ternyata memuat cukup banyak aktivitas untuk diselesaikan, dari rails untuk diseluncuri, puzzle untuk diselesaikan, hingga monster untuk ditundukkan. Dunianya terasa lumayan padat.
Sonic Frontiers jagatplay 196
Seperti formula Ubisoft, peta terbuka akan memberikan Anda begitu banyak ikon aktivitas.

Tidak karena konsep dunia terbuka ini tidak lantas bisa membuat Anda menikmati Sonic Frontiers layaknya Anda menikmati Legend of Zelda: Breath of the Wild yang tidak memberikan Anda banyak objektif dan lebih mendorong sisi eksplorasi. Sonic Frontiers lebih banyak terasa seperti sebuah game Far Cry dimana aksi Anda menyelesaikan puzzle yang tersebar akan membuka ragam ikon di peta yang kemudian bisa Anda kejar. Akan ada beberapa struktur yang punya fungsi benar-benar spesifik yang harus Anda lewati dan selesaikan, yang berkontribusi pada salah satu kelemahan terbesar seri ini. Sesuatu yang akan kita bahas di sesi selanjutnya. Pada akhirnya, aktivitas Anda akan terkunci pada dua hal: berusaha menyelesaikan setiap rail yang Anda temui atau menyelesaikan apa yang dibutuhkan oleh si game untuk memicu progress.

Di luar proses eksplorasi ini, Sonic akan bertarung melawan beragam monster di Starfall Island yang datang dengan beragam ukuran dan fungsi. Berita baiknya? Si Landak Biru ini tidak lagihanya ditenagai oleh kemampuan untuk berputar menjadi bola dan bergerak cepat saja. Sonic kini punya segudang kemampuan yang bisa ia gunakan, dari melompat dari satu musuh ke musuh lain bak Homing Missile, menyerang tangan kosong dengan kombinasi tertentu, melakukan evade dan parry, hingga melakukan gerakan bernama Cyclone yang membuat Anda harus membentuk sebuah lingkaran dulu di tanah dengan tombol tertentu, yang akan membuat semua musuh di dalamnya berujung diserang otomatis.

Sonic Frontiers jagatplay 94
Tenang, si landak kini dibekali banyak kemampuan serang baru.
Sonic Frontiers jagatplay 40
Kerennya, musuh yang akan Anda temui dalam ragam ukuran juga biasanya butuh strategi tertentu untuk ditundukkan.

Setiap monster atau robot yang Anda lawan akan butuh strategi tersendiri untuk ditundukkan. Yang berukuran besar biasanya butuh langkah spesifik, seperti memanjat tubuh mereka terlebih dahulu sebelum bisa menghabisi inti kekuatan mereka, yang meminta Anda untuk mengikuti rails yang mereka tinggalkan bak sebuah ekor, atau yang sekadar meminta Anda mendorong mereka ke batas arena yang ditenagai listrik. Beberapa musuh kecil juga ada yang menuntut hal yang sama. Ada tipe robot dengan pertahanan absolut yang hanya bisa dibuka dengan Cyclone sebelum bisa diserang atau yang butuh Anda melakukan parry terlebih dahulu. Menemukan dan berusaha menundukkan setiap dari mereka selalu jadi sesuatu yang seru.

Dan berbeda dengan seri-seri Sonic sebelumnya, Anda kini punya kesempatan memperkuat Sonic. Benar sekali, Sonic kini bahkan punya Skill Tree! Lewat proses eksplorasi dan juga sebagai reward dari membunuh ragam musuh yang ada, Anda bisa membuka skill baru untuk Sonic yang biasanya berujung menjadi serangan kombinasi baru yang lebih mematikan atau bahkan serangan auto-kombo yang secara otomatis akan merangkai serangan Anda dalam sekuens paling mematikan dan efektif di saat yang sama. Tentu saja, ada pula beberapa skill yang baru dibuka dan bisa Anda gunakan setelah mencapai progress cerita tertentu. Anda juga bisa meningkatkan daya serang, daya bertahan, hingga kecepatan lari Sonic berdasarkan resource mana yang Anda kumpulkan dan serahkan pada penduduk lokal di sana.

Sonic Frontiers jagatplay 235
Sonic sekarang punya Skill Tree!
Sonic Frontiers jagatplay 64
Dengan mengumpulkan resource spesifik saat eksplorasi, Anda bisa membuat status Sonic kian kuat.
Sonic Frontiers jagatplay 128
Memancing dengan reward resource? Ada juga!

Setelah melewati beberapa rotasi siang dan malam yang juga tersedia di sini, Anda akan mendapati sebuah malam istimewa dimana bintang berujung jatuh dan sistem judi ala slot machine tiba-tiba muncul.  Bergantung pada hasil slot machine yang muncul, Anda bisa melipatgandakan koin ungu yang Anda dapatkan di proses eksplorasi. Tujuan akhirnya? Menggunakan uang tersebut sebagai modal memancing yang notabene punya mekanik yang terhitung sederhana, namun punya andil besar untuk mempercepat proses pengumpulan resource yang Anda butuhkan. Ini akan meringankan setidaknya masalah besar yang akan kami bicarakan setelahnya.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…