Review Sonic Frontiers: Gaya Baru, Lumayan Seru!

Reading time:
November 11, 2022

Struktur Permainan yang Membosankan

Sonic Frontiers jagatplay 160
Permasalahan utama Sonic Frontiers tidak terletak pada konsep open-worldnya.

Permasalahan terbesar Sonic Frontiers tidak terletak pada konsep open-world-nya yang ternyata diisi dengan cukup banyak aktivitas di dalamnya. Masalah terbesar game ini adalah bagaimana cara SEGA menangani struktur misi yang ia usung, yang kemudian menghasilkan konsekuensi yang jelas – membuat game ini “menyempit” dan berujung super linear. Berita buruknya? Struktur ini kemudian diulang-ulang terlepas dari pergantian lokasi yang akan Anda lewati setidaknya tiga kali ini.

Ini akan jadi pengalaman Sonic Frontiers Anda. Anda akan tiba di tempat spesifik, menemukan teman Anda terkunci di balik sebuah penjara bola kecil yang bisa dibuka dengan Memory Tokens dalam jumlah tertentu. Anda harus mengumpulkan Memory Tokens ini dari beragam rails yang ada atau dari harta karun yang Anda temukan acak.

Sonic Frontiers jagatplay 179
Masalah terbesar Sonic Frontiers terletak ada struktur misi yang harus diselesaikan dalam sekuens tertentu.
Sonic Frontiers jagatplay 180
Memory Tokens terus jadi resource yang harus dikumpulkan dalam jumlah tertentu, yang mau tidak mau, memaksa Anda melompat ke semua rails yang Anda temui karena besar kemungkinan ia akan berakhir dengan reward resource yang satu ini.

Sudah terkumpul? Kembali ke sang teman yang kini akan bebas dan berpindah lokasi. Anda kemudian diminta untuk mengumpulkan Gear dari musuh, membuk tower, mencari “Key” dari Tower atau harta karun hingga cukup, mencari menara Chaos Emerald terdekat dan kemudian membebaskannya. Sudah? Kembali mencari teman Anda yang kini butuh lebih banyak Memory Tokens, yang menuntut Anda untuk menyelesaikan ragam rails lagi, membunuh musuh atas nama Gears lagi, membuka tower lagi, mendapatkan “key” hingga jumlahnya cukup lagi, mendapatkan ekstra 1 Chaos Emerald lagi, menemukan teman Anda lagi yang kini memberikan misi unik, meminta lebih banyak Memory Tokens, yang diikuti Tower dan Chaos Emerald. Ini terjadi hingga Chaos Emerald terakhir sebelum Anda mengalahkan sang Titan dan berpindah lokasi.

Struktur misi berulang yang selalu terjadi ini memang menarik di awal, namun akan mulai membosankan ketika Anda sudah memasuki pulau kedua. Apalagi ketika permintaan Memory Tokens atas nama progress cerita yang dibutuhkan terus membengkak dan membengkak, yang berarti menuntut Anda mencari rails apapun yang bisa Anda lewati seefektif mungkin. Masalahnya? Hampir sebagian besar rails ini tidak menawarkan tantangan berarti. Anda hanya perlu mencari dari titik mana Anda harus mulai, memicunya, dan kemudian menikmati aksi yang sebagian besar akan dilakukan otomatis oleh Sonic. Bayangkan jika yang dibutuhkan tidak hanya satu, melainkan belasan yang kemudian berbuntut pada lebih banyak lagi nantinya. Tak heran peta Anda akan dipenuhi dengan ikon Memory Tokens ini.

Sonic Frontiers jagatplay 227
Setelah Chaos Emerald Anda tinggal bersisakan 1, Anda akan melawan boss terakhir di dalam area yang selalu berakhir menjadi seorang Titans.
Sonic Frontiers jagatplay 115
Untungnya misi dalam Tower yang butuh Anda selesaikan untuk mencari “key” datang dari desain level Sonic lawas yang memorable.

Untungnya, aktivitas ini bisa sedikit terbantu berkat dua hal: pertarungan melawan para Titans di akhir yang selalu tampil sinematik serta konten si Tower atas nama mencari key yang akan membawa Anda ke dalam level-level dengan cita rasa Sonic yang lebih klasik. Misi-misi di dalam tower ini akan membawa Anda pada desain level Sonic masa lampau dengan objektif spesifik yang akan menentukan seberapa banyak “Key” yang Anda dapatkan.  Sayangnya? Terlepas dari jumlah “key” yang mungkin sudah cukup Anda kumpulkan, menara yang mengunci Chaos Emerald yang Anda butuhkan tetap butuh Tower spesifik untuk ditundukkan lebih dulu, membuat Anda tidak punya kebebasan seperti yang Anda bayangkan sebelumnya.

Sonic Frontiers jagatplay 231
Desain seperti ini justru membuat dunia terbuka Sonic Frontiers “sempit” dan “terkunci”.

Sebagai sebuah seri eksperimental untuk konsep open-world perdana yang ditawarkan Sonic, seri ini butuh hadir dengan desain dan struktur misi yang lebih terbuka dari apa yang ia tawarkan saat ini. Yang diimplementasikan saat ini adalah sebuah konsep open-world semu yang kemudian dikunci pada aktivitas-aktivitas spesifik yang harus dilakukan secara sekuens,  yang kemudian membuat dunia terbuka yang sudah ia tawarkan terasa sia-sia. Seandaianya saja desainnya lebih memberikan reward pada proses eksplorasi dimana sesuatu yang terasa “harus” dilakukan bisa diminimalisir alih-alih didorong.

Kesimpulan

Sonic Frontiers jagatplay 104
Sonic Frontiers memang hadir sebagai sebuah seri eksperimen yang tidak sempurna namun tetap seru dan menyenangkan di saat yang sama. Melihat aksi Sonic yang secara otomatis berselancar di atas rails, memantul kesana-kemari dengan cepat, sembari bertarung dengan serangan-serangan mematikan berujung memuaskan. Di tengah begitu banyaknya barisan game-game Sonic yang dikategorikan buruk dan sampah, kami dengan senang hati akan menempatkan seri yang satu ini ke dalam kategori sebagai salah satu yang baik. Sebuah seri dengan pondasi solid yang punya ruang besar untuk kian disempurnakan.

Datang dengan rasa pesimis yang kuat karena beberapa video preview bersama media luar yang memperlihatkan dunia yang begitu kosong dan membosankan, Sonic Frontiers berujung mengejutkan. Ia ternyata berujung cukup seru dengan dunia yang padat aktivitas di ragam sudut, dari rails untuk dilewati, puzzle untuk ditundukkan, hingga ragam musuh untuk ditundukkan. Desain monster keren yang menawarkan tantangan yang berbeda-beda juga jadi highlight, di luar sisi presentasi musik absurd ala Sonic yang juga dipertahankan di sini untuk mendukung ragam momen epik yang ada, terutama saat melawan Titans. Namun di sisi yang lain, ia memang punya masalah.

Seperti yang kami bicarakan sebelumnya, masalah terbesar dari Sonic Frontiers bukanlah soal dunianya yang terbuka, melainkan apa yang diputuskan oleh SEGA untuk dibangun di atasnya. Alih-alih sesuatu yang bebas dan mendorong eksplorasi, yang Anda temukan justru sebuah struktur misi “terkunci” dalam sekuens spesifik yang justru membuat Sonic Frontiers terasa sempit dan linear. Bahwa beragam pergantian peta yang terjadi dengan sistem yang sama seperti ini perlahan tapi pasti akan memicu rasa kebosanan yang sepertinya, tak terhindarkan. Untungnya, situasi ini sedikit terobati dengan desain level klasik yang disematkan di dalam sistem tower yang ada.

Di luar kekurangan yang cukup besar ini, Sonic Frontiers memang hadir sebagai sebuah seri eksperimen yang tidak sempurna namun tetap seru dan menyenangkan di saat yang sama. Melihat aksi Sonic yang secara otomatis berselancar di atas rails, memantul kesana-kemari dengan cepat, sembari bertarung dengan serangan-serangan mematikan berujung memuaskan. Di tengah begitu banyaknya barisan game-game Sonic yang dikategorikan buruk dan sampah, kami dengan senang hati akan menempatkan seri yang satu ini ke dalam kategori sebagai salah satu yang baik. Sebuah seri dengan pondasi solid yang punya ruang besar untuk kian disempurnakan.

 

Kelebihan

Sonic Frontiers jagatplay 170
Selalu seru melawan monster-monster di sini. Semakin besar ia, semakin ia butuh strategi tertentu.

Pertarungan melawan Titans yang epik dan sinematik

Musik dengan lirik khas Sonic yang kembali

Dunia dengan cukup banyak aktivitas untuk dikejar

Sonic diperkuat dengan banyak serangan baru

Desain level klasik di misi-misi tower untuk dinikmati

Desain monster / robot yang Anda hadapi

 

Kekurangan

Sonic Frontiers jagatplay 207
Hampir mustahil rails di depan mata ini tidak memuat platform apapun. Texture popping jadi masalah yang cukup mengganggu.

Cerita tak menarik

Estetika dunia agak sedikit berantakan karena rails yang bertebaran

Progress cerita terkunci sekuens misi yang berulang

Masalah texture popping yang fatal

 

Cocok untuk gamer: yang merindukan game Sonic yang setidaknya seru dimainkan, penasaran dengan Sonic bergaya open-world

Tidak cocok untuk gamer: yang mengharapkan kebebasan ala Breath of the Wild, yang benci dengan sekuens misi dalam format berulang

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…