Review Sonic Frontiers: Gaya Baru, Lumayan Seru!
Struktur Permainan yang Membosankan

Permasalahan terbesar Sonic Frontiers tidak terletak pada konsep open-world-nya yang ternyata diisi dengan cukup banyak aktivitas di dalamnya. Masalah terbesar game ini adalah bagaimana cara SEGA menangani struktur misi yang ia usung, yang kemudian menghasilkan konsekuensi yang jelas – membuat game ini “menyempit” dan berujung super linear. Berita buruknya? Struktur ini kemudian diulang-ulang terlepas dari pergantian lokasi yang akan Anda lewati setidaknya tiga kali ini.
Ini akan jadi pengalaman Sonic Frontiers Anda. Anda akan tiba di tempat spesifik, menemukan teman Anda terkunci di balik sebuah penjara bola kecil yang bisa dibuka dengan Memory Tokens dalam jumlah tertentu. Anda harus mengumpulkan Memory Tokens ini dari beragam rails yang ada atau dari harta karun yang Anda temukan acak.


Sudah terkumpul? Kembali ke sang teman yang kini akan bebas dan berpindah lokasi. Anda kemudian diminta untuk mengumpulkan Gear dari musuh, membuk tower, mencari “Key” dari Tower atau harta karun hingga cukup, mencari menara Chaos Emerald terdekat dan kemudian membebaskannya. Sudah? Kembali mencari teman Anda yang kini butuh lebih banyak Memory Tokens, yang menuntut Anda untuk menyelesaikan ragam rails lagi, membunuh musuh atas nama Gears lagi, membuka tower lagi, mendapatkan “key” hingga jumlahnya cukup lagi, mendapatkan ekstra 1 Chaos Emerald lagi, menemukan teman Anda lagi yang kini memberikan misi unik, meminta lebih banyak Memory Tokens, yang diikuti Tower dan Chaos Emerald. Ini terjadi hingga Chaos Emerald terakhir sebelum Anda mengalahkan sang Titan dan berpindah lokasi.
Struktur misi berulang yang selalu terjadi ini memang menarik di awal, namun akan mulai membosankan ketika Anda sudah memasuki pulau kedua. Apalagi ketika permintaan Memory Tokens atas nama progress cerita yang dibutuhkan terus membengkak dan membengkak, yang berarti menuntut Anda mencari rails apapun yang bisa Anda lewati seefektif mungkin. Masalahnya? Hampir sebagian besar rails ini tidak menawarkan tantangan berarti. Anda hanya perlu mencari dari titik mana Anda harus mulai, memicunya, dan kemudian menikmati aksi yang sebagian besar akan dilakukan otomatis oleh Sonic. Bayangkan jika yang dibutuhkan tidak hanya satu, melainkan belasan yang kemudian berbuntut pada lebih banyak lagi nantinya. Tak heran peta Anda akan dipenuhi dengan ikon Memory Tokens ini.


Untungnya, aktivitas ini bisa sedikit terbantu berkat dua hal: pertarungan melawan para Titans di akhir yang selalu tampil sinematik serta konten si Tower atas nama mencari key yang akan membawa Anda ke dalam level-level dengan cita rasa Sonic yang lebih klasik. Misi-misi di dalam tower ini akan membawa Anda pada desain level Sonic masa lampau dengan objektif spesifik yang akan menentukan seberapa banyak “Key” yang Anda dapatkan. Sayangnya? Terlepas dari jumlah “key” yang mungkin sudah cukup Anda kumpulkan, menara yang mengunci Chaos Emerald yang Anda butuhkan tetap butuh Tower spesifik untuk ditundukkan lebih dulu, membuat Anda tidak punya kebebasan seperti yang Anda bayangkan sebelumnya.

Sebagai sebuah seri eksperimental untuk konsep open-world perdana yang ditawarkan Sonic, seri ini butuh hadir dengan desain dan struktur misi yang lebih terbuka dari apa yang ia tawarkan saat ini. Yang diimplementasikan saat ini adalah sebuah konsep open-world semu yang kemudian dikunci pada aktivitas-aktivitas spesifik yang harus dilakukan secara sekuens, yang kemudian membuat dunia terbuka yang sudah ia tawarkan terasa sia-sia. Seandaianya saja desainnya lebih memberikan reward pada proses eksplorasi dimana sesuatu yang terasa “harus” dilakukan bisa diminimalisir alih-alih didorong.
Kesimpulan

Datang dengan rasa pesimis yang kuat karena beberapa video preview bersama media luar yang memperlihatkan dunia yang begitu kosong dan membosankan, Sonic Frontiers berujung mengejutkan. Ia ternyata berujung cukup seru dengan dunia yang padat aktivitas di ragam sudut, dari rails untuk dilewati, puzzle untuk ditundukkan, hingga ragam musuh untuk ditundukkan. Desain monster keren yang menawarkan tantangan yang berbeda-beda juga jadi highlight, di luar sisi presentasi musik absurd ala Sonic yang juga dipertahankan di sini untuk mendukung ragam momen epik yang ada, terutama saat melawan Titans. Namun di sisi yang lain, ia memang punya masalah.
Seperti yang kami bicarakan sebelumnya, masalah terbesar dari Sonic Frontiers bukanlah soal dunianya yang terbuka, melainkan apa yang diputuskan oleh SEGA untuk dibangun di atasnya. Alih-alih sesuatu yang bebas dan mendorong eksplorasi, yang Anda temukan justru sebuah struktur misi “terkunci” dalam sekuens spesifik yang justru membuat Sonic Frontiers terasa sempit dan linear. Bahwa beragam pergantian peta yang terjadi dengan sistem yang sama seperti ini perlahan tapi pasti akan memicu rasa kebosanan yang sepertinya, tak terhindarkan. Untungnya, situasi ini sedikit terobati dengan desain level klasik yang disematkan di dalam sistem tower yang ada.
Di luar kekurangan yang cukup besar ini, Sonic Frontiers memang hadir sebagai sebuah seri eksperimen yang tidak sempurna namun tetap seru dan menyenangkan di saat yang sama. Melihat aksi Sonic yang secara otomatis berselancar di atas rails, memantul kesana-kemari dengan cepat, sembari bertarung dengan serangan-serangan mematikan berujung memuaskan. Di tengah begitu banyaknya barisan game-game Sonic yang dikategorikan buruk dan sampah, kami dengan senang hati akan menempatkan seri yang satu ini ke dalam kategori sebagai salah satu yang baik. Sebuah seri dengan pondasi solid yang punya ruang besar untuk kian disempurnakan.
Kelebihan

Pertarungan melawan Titans yang epik dan sinematik
Musik dengan lirik khas Sonic yang kembali
Dunia dengan cukup banyak aktivitas untuk dikejar
Sonic diperkuat dengan banyak serangan baru
Desain level klasik di misi-misi tower untuk dinikmati
Desain monster / robot yang Anda hadapi
Kekurangan

Cerita tak menarik
Estetika dunia agak sedikit berantakan karena rails yang bertebaran
Progress cerita terkunci sekuens misi yang berulang
Masalah texture popping yang fatal
Cocok untuk gamer: yang merindukan game Sonic yang setidaknya seru dimainkan, penasaran dengan Sonic bergaya open-world
Tidak cocok untuk gamer: yang mengharapkan kebebasan ala Breath of the Wild, yang benci dengan sekuens misi dalam format berulang