JagatPlay: Game of the Year 2022
Best Fighting: Multiversus

Iya, kami memahami bahwa game yang satu ini tidak tersedia di Indonesia dan kami bahkan belum menjajalnya sendiri. Namun di tengah kering kerontangnya game fighting di tahun 2022 ini, sepertinya tidak sulit untuk menjadikannya sebagai jagoan. Menarik melihat bagaimana kesuksesan Super Smash Bros akhirnya mendorong perusahaan raksasa pemilik banyak franchise seperti WB akhirnya memahami bahwa ada potensi game fighting fun untuk dibangun di atasnya. Tampil habis-habisan dengan melibatkan semua franchise populer mereka, dari DC Superheroes hingga Game of Thrones dalam format game fighting yang bisa dinikmati casual gamer ataupun yang kompetitif, ia berujung jadi sebuah uji konsep yang pantas untuk diacungi jempol.
Best Racing: Gran Turismo 7

Detail adalah nyawa setiap seri Gran Turismo. Sebagai satu dari sedikit game racing yang masih dibangun dengan pondasi jiwa simulasi, sang seri ketujuh ini memang datang dengan pendekatan yang familiar dan segar di saat yang sama. Memainkan game racikan Polyphony Digital ini di Playstation 5 yang notabene mendukung 3D Audio dan Adaptive Trigger di DualSense menawarkan sensasi jauh lebih imersif bersama dengan peningkatan visual yang tentu saja kian ditingkatkan. Apresiasi lebih tinggi pantas diarahkan pada usaha untuk membuat seri simulasi ini menawarkan pengalaman single-player yang lebih solid, memberikan fokus lebih pada musik, hingga usaha untuk membuat sisi replay kian dramatis. Jelas ada kerja keras yang dipamerkan di tiap detik permainannya.
Best Indie Game: Sifu

Salah satu kekuatan utama sebuah game indie adalah keberanian untuk mengeksplorasi dan menyentuh konsep yang takut dijelajahi oleh game-game mainstream atas nama ketakutan ia berujung tak laku di pasaran. Di tengah banjir game-game indie keren selama tahun 2022 ini, datanglah SIFU yang diposisikan sebagai game action yang berfokus pada aksi bela diri tangan kosong sebagai daya tarik utama. Eksekusinya? Fantastis. Datang dengan tingkat kesulitan tinggi di awal rilis, ia datang sebagai game super menantang yang seperti esensi sebuah bela diri, tak bisa Anda selesaikan dengan hanya menghajar segala sesuatunya dengan membabi buta. Ada kebutuhan untuk mempelajari gerak musuh, menunggu timing tepat, tidak panik, dan akhirnya memasukkan satu dua pukulan yang berujung memuaskan. Konsep karakter yang kian tua setiap kali karakter utama tewas dibangun tidak ada atas nama lore saja, tetapi juga berpengaruh pada gameplay. Sebuah konsep unik dengan eksekusi yang rapi.