Review Like a Dragon – Ishin: Drama Samurai yang Ramai!
Sebuah pemandangan yang membahagiakan memang melihat bagaimana SEGA pada akhirnya, mengerti potensi franchise andalannya – Yakuza atau yang kini menyandang nama Like a Dragon secara resmi. Bahwa seri yang di masa lalu sempat melewati proses rilis terbatas dan hanya tersedia dalam bahasa Jepang saja ini akhirnya dibuka ke barat. SEGA tampaknya memahami bahwa franchise yang begitu dicintai ini tidak pernah harus melewati proses dub agar bisa diterima oleh pasar barat, melainkan hanya subs saja. Yang lebih kerennya lagi? Tidak hanya sang seri utama saja, sang seri “sejarah” yang sempat ditakuti tidak relevan pun akhirnya dibawa. Benar sekali, kita tengah bicara soal Like a Dragon: Ishin!
Fantastisnya? SEGA dan Ryu Ga Gotoku tidak hanya membawa seri lawas ini begitu saja ke konsol lebih modern, melainkan juga merepotkan diri untuk membangun segala sesuatunya dari awal lewat proses remake yang kali ini menggunakan Unreal Engine 4 sebagai basis. Remake ini juga berarti melewati proses penyesuian konten dan tambahan keseruan di dalamnya. Semuanya sembari mempertahankan daya tarik yang selama ini Anda kenal dari seri Yakuza, yang kali ini hanya mengusung timeline dan karakter yang benar-benar berbeda saja di dalamnya.
Lantas, apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Like a Dragon: Ishin? Lantas, mengapa kami menyebutnya sebagai drama samurai yang ramai? Review ini membahasnya lebih dalam untuk Anda.
Plot
Terlepas dari kemiripan karakter dengan seri Yakuza modern, Like a Dragon: Ishin hadir dengan karakter baru dan berbeda yang disesuaikan dengan timeline tahun 1860-an yang ia jadikan sebagai pondasi. Anda bisa melihatnya sebagai seri spin-off yang berdiri sendiri dan tidak berhubungan sama sekali dengan seri Yakuza yang kita kenal selama ini.
Anda berperan sebagai seorang samurai bernama Sakamoto Ryoma yang pulang ke kota asalnya, Tosa setelah berlatih pedang di Edo. Namun situasi Tosa di kala itu begitu menyedihkan, ketika samurai-samurai kelas tinggi bisa bertindak semena-mena pada rakyat dengan kasta yang lebih rendah. Ryoma yang langsung bermasalah karena situasi ini berhasil diselamatkan oleh sang “ayah” yang ternyata merupakan petinggi di kota tersebut. Namun sayangnya mimpi sang ayah – Toyo untuk menarik Ryoma dalam perjuangan politiknya harus berakhir bencana. Toyo berujung dibunuh oleh seseorang yang dipercaya menggunakan teknik pedang bernama Tennen Rishin.
Ryoma yang berusaha mencari tahu soal identitas sang pembunuh pun berakhir tinggal di kota bernama Kyo sembari menggunakan nama samaran – Saito Hajime. Ryoma tahu bahwa kunci balas dendamnya terletak pada usaha mencari siapa saja yang menggunakan teknik Tennen Rishin di kota tersebut, yang berujung ternyata didominasi oleh para petinggi di organisasi bernama Shinsegumi. Ryoma pun berusaha melakukan proses infiltrasi ke dalam organisasi tersebut untuk mencari kebenaran. Namun situasi makin kompleks ketika konflik yang terjadi tiba-tiba memunculkan nama “Sakamoto Ryoma” yang lain.
Lantas, siapa yang sebenarnya membunuh “ayah” Ryoma? Siapa pula “Sakamoto Ryoma” kedua yang tiba-tiba muncul dalam cerita? Mampukah Ryoma mendapatkan kepercayaan di organisasi tanpa ampun – Shinsengumi? Anda akan bisa mendapatkan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan ini dengan memainkan Like a Dragon: Ishin yang satu ini.