Review Like a Dragon – Ishin: Drama Samurai yang Ramai!
Rumah Kita

Jika ada satu hal yang berhasil dilakukan Like a Dragon: Ishin dengan baik adalah dengan menciptakan gameplay loop yang super adiktif. Seperti seri-seri modern yang ada, selalu ada satu meta game besar yang ia usung untuk memastikan Anda super sibuk di luar hanya untuk menyelesaikan misi utama atau misi sampingan di sini. Berbeda dengan kasino atau klub hostess yang sempat ditawarkan di era modern, Like a Dragon Ishin kini memberikan Anda sebuah tantangan yang lebih besar. Membangun dan mengurus sebuah rumah yang bisa Anda jadikan ladang produktif untuk tiga hal – menghasilkan uang, Virtue, dan tentu saja masakan-masakan super enak yang bisa Anda jadikan sebagai item pemulih HP di kondisi terdesak.
Menariknya lagi? Alih-alih mewarisi rumah yang satu ini dalam situasi yang damai, Anda akan langsung dianugerahi utang sebesar 100 Ryo yang tentu saja tidak sedikit untuk diselesaikan secara otomatis. Ini akan menjadi motivasi ekstra bagi Anda untuk bekerja keras lebih baik lagi dan darinya menghasilkan gameplay loop yang super menyenangkan dan adiktif di saat yang sama.
Di rumah yang satu ini, selain memasak, Anda juga bisa bercocok tanam. Dengan varian benih, luas pertanian, kecepatan tumbuh, efektivitas pupuk, hingga efektivitas sang orang-orangan sawah untuk menjaga kualitas tanaman yang kesemuanya bisa Anda perkuat dan sempurnakan menggunakan Virtue sebagai resource utama, Anda bisa memanfaatkan rumah ini untuk mengakses dan memanen beragam jenis tanaman. Anda bisa menggunakan ragam tanaman ini untuk memasak atau Anda bisa menjual-nya untuk mendapatkan ekstra uang. Untuk urusan terakhir ini, ia bahkan menghadirkan sebuah fitur terpisah.


Bahwa alih-alih sekadar memanen hasil pertanian Anda dan menjualnya ke toko kelontong secara manual, Anda bisa memeriksa permintaan hasil panen yang datang langsung ke rumah Anda dan memenuhi setiap permintaan yang datang untuk ekstra reward – seperti harga panen lebih mahal dan juga ekstra material untuk diraih. Semakin sering Anda memenuhi siklus permintaan pasar yang ada, yang notabene harus diikuti dengan aksi tanam dan panen yang butuh waktu tersendiri sebelum siap, semakin mahal dan tinggi pula uang yang Anda dapatkan nantinya. Anda juga bisa memelihara ayam, kucing, dan anjing untuk mendapatkan lebih banyak resource dan material.
Rumah in akan secara otomatis menghasilkan gameplay loop yang adiktif. Mengapa? Karena di luar exploit sistem judi yang memang menjanjikan uang besar dalam waktu cepat, aksi tanam dan panen hasil panen mengikuti permintaan pasar ini akan jadi sumber uang paling efektif untuk membiayai biaya penguatan Ryoma selama aksinya sebagai samurai di Ryo.
Apa pasal? Karena proses crafting yang Anda butuhkan untuk menciptakan senjata-senjata kuat tidak hanya butuh material saja, tetapi uang yang tidak sedikit. Ada senjata yang membutuhkan uang dari sekitar 70 – 300 Ryo untuk bisa diciptakan, yang tentu saja tidak bisa didapatkan dengan hanya mengandalkan misi sampingan atau menghajar para “preman” di jalan saja. Siklus tanam, panen, dan jual yang baik dengan Ginseng di akhir permintaan pasar bisa menjanjikan pendapatan setidaknya 40 – 50 Ryo sekali jalan. Sebagai perbandingan? Misi sampingan menghasilkan 3 -5 Ryo saja sebagai hadiah tertinggi. Menghajar preman yang menghalangi jalan Anda? Hanya beberapa ribu Mon. Untuk diingat, 10.000 Mon = 1 Ryo, yang cukup untuk memberikan gambaran betapa tak efektifnya ia dijadikan sebagai tempat grinding. Dengan ragam tanaman yang Anda panen, Anda juga berkesempatan untuk mengumpulkan lebih banyak Virtue, yang bisa didistribusikan kembali untuk menyempurnakan rumah Anda.


Dengan fakta bahwa ia jadi tempat terbaik untuk menghasilkan uang di luar exploit sistem yang tersedia, Anda mau tidak mau harus sering kembali bolak-balik ke rumah Anda dan menjalani petualangan di Kyo untuk memeriksa apakah tanaman Anda sudah siap panen atau tidak. Ingat, seperti halnya game-game di Harvest Moon, setiap tanaman akan punya waktu berbeda untuk siap panen yang tentu saja berkorelasi kuat dengan harga yang dipatok untuk setiap darinya. Anda juga akan bisa membangun hubungan dekat dengan Haruka – gadis pemilik rumah yang Anda tolong. Di 15 jam permainan pertama kami, kami teradiksi mengurus pertanian ini atas nama untuk membangun pedang incaran kami yang tidak murah daripada menyelesaikan cerita utama yang ada.
Mengapa menyibukkan diri? Karena Like a Dragon: Ishin! punya sistem dungeon baru berisikan musuh-musuh yang kian kuat seiring dengan bertambahnya misi yang ada di daftar. Semakin tinggi tingkat kesulitan misi dungeon yang ada, semakin menggoda pula reward resource crafting dan uang yang ia sediakan. Tidak bisa asal terjun dan berharap menang, Dungeon akan jadi puncak tantangan di luar fasilitas lain seperti Arena yang memang butuh persiapan matang. Di sini jugalah gameplay loop Like a Dragon Ishin bersinar. Anda bertani untuk mendapatkan uang , uang digunakan untuk crafting senjata terkuat atau “gacha” trooper yang lebih efektif, kemudian dipakai di dungeon hingga sekuat yang Anda bisa, kumpulkan material crafting, lalu bertani lagi untuk mendapatkan uang untuk crafting dan seterusnya.
Kesimpulan

Acungan dua jempol memang pantas diarahkan kepada SEGA atas keputusan mereka untuk tidak hanya membawa Ishin ke pasar bara saja, tetapi membiarkannya melewati proses remake dengan kualitas yang pantas untuk dirayakan. Seperti game-game modern pada umumnya, ia terlihat indah dengan model karakter yang juga terlihat tajam. Kyo menjadi arena bermain yang tetap menyenangkan dengan cerita dan karakter absurd di dalamnya yang tetap dipertahankan. Ishin menawarkan sebuah sensasi Like a Dragon yang berbeda dan unik karena setting dan gameplay yang ia usung, namun di sisi lain, menawarkan begitu banyak elemen yang membuatnya terasa familiar yang sama. Kombinasi yang sulit untuk tidak membuat kami jatuh hati sejak pandangan pertama.
Tidak ada banyak keluhan yang bisa kami berikan untuk game ini, yang notabene merupakan salah satu franchise yang seringkali berhasil mencuri hati kami. Jika ada satu keluhan yang bisa kami utarakan, maka begitu banyaknya nama dan istilah Jejepangan yang berseliweran cukup untuk membuat kami pusing dan garuk-garuk kepala sendiri. Tidak sedikit momen kami melupakan nama karakter atau karakter mana yang sebenarnya tengah dibahas oleh para karakter di cut-scene. Tidak sedikit pula kejadian dimana kami lupa total istilah seperti Bakufu misalnya, yang membuat konteks terkadang jadi tak tertangkap maksimal. Ishin memang menyediakan Glossary instan yang bisa Anda periksa saat percakapan terjadi, namun karena selalu ada opsi untuk mempercepat percakapan, ia seringkali terlewati.
Namun di luar kekurangan tersebut, Like a Dragon: Ishin berhasil tampil sebagai game samurai yang seru dan ramai di saat yang sama. Ia menawarkan sesuatu yang baru dan unik untuk franchise ini sekaligus dibangun di atas begitu banyak pondasi familiar yang akan membantu Anda jatuh hati dengan cepat, terlepas dari apakah Anda memahami Like a Dragon versi modern ataupun tidak. Ini akan jadi salah satu game samurai yang akan mencuri hati dan waktu Anda.
Kelebihan

Empat gaya bertarung sama seru dan menyenangkannya
Gameplay loop bisa berujung adiktif dengan sistem pertanian dan aksi jual hasil panen
Cerita sampingan masih banyak memuat cerita dan karakter absurd
Cerita utama datang dengan misteri yang cukup efektif memancing rasa penasaran
Kyo menawarkan cukup banyak kesempatan bersenang-senang
Senjata yang dibangun dari sistem crafting terasa pantas dikejar
Sistem dungeon untuk ekstra kesibukan dan tantangan
Keseruan mengkombinasikan Trooper yang tersedia
Mengumpulkan dan menukaran Virtue cukup seru
Kekurangan

Terlalu banyak nama dan istilah Jepang yang berpotensi membingungkan
Cocok untuk gamer: yang senang dengan franchise Like a Dragon, butuh game action RPG bertema samurai yang seru
Tidak cocok untuk gamer: yang mengharapkan sensasi simulasi hidup sebagai samurai, benci dengan cerita yang bertele-tele dan panjang