Sempat Eksklusif, Call of Duty Gagal Dongkrak Popularitas Battle.net
Masih ingat dengan masa-masa dimana banyak publisher raksasa yang percaya diri untuk meninggalkan Steam dan membangun launcher berisikan store mereka sendiri-sendiri beberapa tahun yang lalu? Kepercayaan diri ini memang beralasan kuat mengingat berdasarkan data di Steam misalnya, game andalan mereka tak sulit menjangkau ratusan ribu hingga jutaan gamer dalam waktu singkat. Logikanya sederhana? Daripada mereka harus berbagi komisi 30% dengan Valve sebagai pemilik Steam, mengapa tidak membangun launcher sendiri dan memakan 100% pendapatan yang ada? Ternyata oh ternyata, ada alasannya pula mengapa tiba-tiba banyak game ini berujung merangkak kembali ke Steam.
Mengikuti langkah EA, Bethesda dan Ubisoft yang kini game-gamenya mulai kembali ke Steam, Activision juga melakukan hal yang sama setelah sempat di satu titik, semua game PC mereka hanya tersedia via Battle.net saja. Ternyata data yang dilepas oleh dokumen resmi Microsoft memperlihatkan sebuah bukti jelas, bahwa eksklusivitas rilis Call of Duty untuk Battle.net di kala itu sama sekali tidak berhasil mendongkrak Battle.net baik dari sisi popularitas ataupun jumlah user baru. Dokumen tersebut menyatakan bahwa angka jumlah user Battle.net tetap datar-datar saja. Microsoft bahkan menyebutnya sebagai “kegagalan”.
Microsoft's documents also says that Activision making Call of Duty on PC a Battle net exclusive from 2018-2021 was a "resounding failure" and did not result in any meaningful increase of active Bnet users. pic.twitter.com/PqROUJ5A3F
— CharlieIntel (@charlieINTEL) July 13, 2023
Seperti yang kita tahu, Call of Duty kini memang sudah menemukan jalannya kembali ke Steam, walaupun beberapa game Activision Blizzard yang lain seperti Diablo IV masih “menjauhinya”. Bagaimana dengan Anda? Pernah membeli game di Battle.net?