Review Mortal Kombat 1: Tetap, Mutilasi Adalah Solusi!

Reading time:
September 25, 2023

Penuh Darah, Tetap Indah

Mortal Kombat 1 jagatplay 158
Untuk semua versi selain NIntendo Switch, Netherrealm Studios memang harus diakui berhasil membawa sisi visual Mortal Kombat ke level baru dengan seri teranyar ini.

Sebelum kita bicara soal sisi presentasi, kami sepertinya perlu menggarisbawahi bahwa kami jelas tahu dan memahami masalah yang terjadi dengan Mortal Kombat 1 di versi Nintendo Switch yang bahkan berujung menjadi lelucon besar di internet. Mengingat kami tidak menjajal versi tersebut secara langsung dan review ini diambil dengan pengalaman kami di versi Playstation 5 yang jauh lebih “rapi” dan sempurna, bagian ini akan difokuskan hanya dari versi yang kami jajal saja. Versi yang datang dengan Mortal Kombat 1 yang “seharusnya”.

Mortal Kombat 1 berujung datang dengan sisi presentasi visual yang pantas untuk diacungi jempol, sekaligus mengukuhkan sebuah justifikasi yang tepat sasaran mengapa ia hanya menargetkan platform rilis (sekali lagi kita tidak membicarakan versi Switch) untuk generasi terkini saja. Ada begitu banyak detail yang menyeruak keluar, baik dari sekadar variasi desain kostum tiap karakter yang ada, bagaimana Anda bisa melihat perbedaan material yang membentuknya, desain stage dengan begitu banyak objek latar belakang nan dinamis yang ikut mendorong adrenalin bertarung Anda, hingga ragam animasi serangan yang bisa dieksekusi. Ia memang terasa seperti sebuah versi Mortal Kombat di level lebih tinggi dibandingkan seri sebelumnya.

Mortal Kombat 1 jagatplay 90
Kami juga jatuh hati pada desain beragam stage yang bisa Anda temui di sini.
Mortal Kombat 1 jagatplay 206
Masih tetap brutal!!

Apresiasi tertinggi tentu saja pantas diarahkan pada keputusan Netherrealm Studios untuk tetap mempertahankan apa yang menjadi identitas Mortal Kombat selama ini – pertarungan penuh darah, mutilasi, dan brutalitas lugas tanpa menahan diri. Sama seperti seri-seri sebelumnya, baik dari serangan Fatal Blow dengan efek X-Ray yang akan memperlihatkan se-destruktif apa serangan-serangan fatal ini ke tulang dan organ tubuh Anda hingga Fatality yang bahkan siap membuat tubuh musuh berubah menjadi bubur merah nan kental, Mortal Kombat 1 masih menawarkan konten-konten tersebut di batas maksimal .Tidak ada kompromi, tidak menahan diri, seperti sebuah seri Mortal Kombat yang seharusnya.

Namun tentu saja, menjadi salah satu tumpuan dan gimmick utamanya, apresiasi juga pantas diarahkan pada seberapa kreatif-nya animasi Fatal Blow dan khususnya, Fatality yang bisa diakses oleh masing-masing karakter. Beberapa datang mengejutkan ketika bicara soal seberapa kreatifnya ia hadir, yang tentu saja berujung membuat senyum kami melebar dan hati kami puas. Melihat bagaimana Fire God Liu Kang kini bisa memanfaatkan lubang hitam yang terhitung berlebihan untuk sekadar “membersihkan” daging dan tulang musuhnya atau bagaimana Geras tetap bisa menggunakan konsep “waktu” dan loop sebagai bagian dari konsep serangan pemungkasnya membuat Mortal Kombat 1 terasa istimewa. Bahkan Fatality milik Johnny Cage misalnya, tetap terlihat kreatif, keren, dan kocak di saat yang sama.

Mortal Kombat 1 jagatplay 134
Ini bukan hanya soal halusnya animasi, tetapi juga “kreativitas’ yang jelas mengalir di belakangnya.
Mortal Kombat 1 jagatplay 24
Penampilan baru karakter-karakter ini kami sambut dengan tangan terbuka.

Dengan aksi cipta ulang yang dilakukan Liu Kang, terlepas dari beberapa elemen yang bertahan dan familiar, hampir sebagian besar karakter yang Anda kenal kini juga berhadapan dengan aksi desain ulang untuk mendukung cerita tersebut. Kami dengan bahagia melaporkan bahwa kami termasuk gamer yang punya persepsi super positif dengan tampilan baru banyak karakter ini, dari sekadar yang datang dari klan Lin Kuei, Mileena dan Kitana, Sindel, hingga Shao Khan itu sendiri. Setiap tampilan karakter ini hadir cukup setia dengan timeline sebelumnya sembari menawarkan sebuah pendekatan baru yang membuatnya lebih menarik dan menyegarkan di saat yang sama.

nitara mortal kombat 1
Nenek kami mungkin bisa lebih “menjiwai” Nitara daripada Megan Fox.

Sementara dari sisi audio, baik dari sisi soundtrack ataupun efek suara “menjijikkan” yang datang dari organ internal yang tersebar atau sekadar kepala yang hancur berantakan, kesemuanya menjalankan tugasnya dengan baik. Proses reboot semesta ini juga tidak lantas langsung membuang semua hal yang ikonik dari elemen yang satu ini, misalnya dengan teriakan Scorpion yang tetap masih menggunakan teriakan “Get Over Here!” ketika menggunakan grappling andalannya. Satu-satunya kelemahan dari sisi yang satu ini? Megan Fox! Terlepas dari nama besarnya sebagai aktris yang sudah membintangi begitu banyak film Hollywood, performa Megan Fox sebagai pengisi suara Nitara dari Mortal Kombat 1 adalah sebuah hinaan. Ia datang datar, terkesan malas, dan paling parahnya – terasa punya kualitas yang beda kentara dibandingkan dengan performa VA-VA lainnya, terutama saat mereka berhadapan.

Earthrealm Bukan Lagi “Bintang”

Mortal Kombat 1 jagatplay 102
Gaya bercerita sinematik ala film Hollywood budget tinggi tetap dipertahankan di sini.

Maka seperti pendekatan setidaknya beberapa seri terakhir Mortal Kombat sebelumnya pula, Mortal Kombat 1 juga datang dengan implementasi mode campaign terbaik di antara semua game fighting yang ada. Bahwa alih-alih “malas” dengan kombinasi sistem arcade lawas yang beberapa di game fighting bahkan sekadar diisi dengan gambar dua dimensi statis untuk menceritakan apa yang terjadi, Mortal Kombat 1 datang dengan pendekatan bak film Hollywood kelas tinggi untuk  menyampaikan kisah yang ada. Ini berarti di sela-sela petarungan dan pertarungan yang terjadi jadi intisari pengalaman, Anda akan disuguhi dengan cut-scene super sinematik dengan VA solid, animasi gerak halus, dan ekspresi wajah yang detail di sana.

Yang membuat cerita Mortal Kombat 1 menarik, di luar fakta bahwa ia adalah sebuah timeline baru dibawah kreativitas Liu Kang, adalah fokusnya yang lebih dominan untuk menceritkan kisah Outworld daripada Earthrealm itu sendiri. Bahwa tidak seperti banyak seri sebelumnya dimana konflik selalu difokuskan untuk diperlihatkan efeknya pada Earthrealm dan karakter-karakter yang membelanya, Mortal Kombat 1 berfokus pada Outworld yang “baru” di kepemimpinan Sindel yang kini jauh lebih bijak daripada potret-nya di game-game Mortal Kombat yang lain.

Mortal Kombat 1 jagatplay 35
Sisi cerita memberikan Anda gambaran lebih jelas soal politik Outworld di semesta baru ini.
Mortal Kombat 1 jagatplay 85
Ia juga menjadi kesempatann untuk melemparkan kembali cerita origin untuk beberapa karakter ikoniknya.

Posisinya sebagai reboot untuk kisah Mortal Kombat juga memberikan sang sisi campaign kesempatan untuk menyampaikan lagi kisah origin untuk beberapa karakter ikonik yang mungkin tidak sempat diceritakan di seri-seri sebelumnya. Anda kini diberikan kesempatan untuk memahami mengapa Mileena misalnya, memiliki ciri-ciri fisik yang mirip dengan Baraka. Anda kini memahami bagaimana posisi  Quan Chi dalam lahirnya seorang Ermac dan siapa pula itu Ermac. Ia juga memberikan ruang bagi karakter-karakter dari klan Lin Kuei untuk memiliki konflik internalnya, yang berujung pada berubahnya posisi salah satu karakter ikonik. Kesempatan tersebut dimanfaatkan manis oleh Netherrealm Studios dan berujung solid untuk memperkuat dan memperkaya cerita yang ada.

Maka seperti seri sebelumnya pula, Anda akan menggunakan satu karakter spesifik di satu Chapter hingga ia berganti Chapter dengan karakter yang baru lain. Oleh karena itu, bergantung pada preferensi Anda, Anda mungkin bisa berujung “terjebak” dengan karakter yang punya gaya bermain jauh berbeda dengan Anda hingga chapter selanjutnya. Untungnya, cut-scene yang Anda nikmati tidak selalu hanya berisikan orang yang tengah bercakap-cakap saja, tetapi juga sisi aksi dengan koreografi yang pantas untuk diacungi jempol. Ini membuat sensasi “terjebak” yang ada menjadi jauh bisa lebih ditoleransi. Apalagi mode Campaign juga punya beberapa sesi mini-game “Test your Might” dimana Anda harus menekan tombol dengan cepat dan presisi di saat yang sama. Kerennya lagi? Alih-alih sekadar game over, Mortal Kombat 1 menyediakan scene dan sekuens khusus untuk memperlihatkan seberapa brutalnya konsekuensi yang harus dituai karakter Anda ketika gagal melakukannya.

Mortal Kombat 1 jagatplay 140
Sesungguhnya, kami khawatir dengan implikasi ending ceritanya.

Namun sekali lagi harus diakui, bahwa terlepas dari betapa kami menikmati gaya bercerita Mortal Kombat 1 yang sekali lagi datang dengan film kualitas tinggi, kami sendiri tidak bisa menyebut bahwa kualitas ceritanya sendiri memesona. Ada kesan memaksakan diri untuk membuat konsep “reboot” awal yang sebenarnya jauh lebih menarik dan solid menjadi sesuatu yang kembali membengkak dan terlalu rumit untuk sebuah seri game fighting. Apalagi ending cerita yang disajikan memberikan sebuah implikasi “percampuran karakter” yang semoga saja tidak lantas menjadi konsep dasar untuk seri Mortal Kombat selanjutnya yang tak bisa kami bayangkan akan berujung menjadi se-absurd apa.

Pages: 1 2 3 4
Load Comments

JP on Facebook


PC Games

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
November 29, 2024 - 0

Palworld Dan Terraria Crossover Event Akan Hadir Pada 2025

Palworld dan Terraria umumkan event crossover yang akan digelar pada…
October 29, 2024 - 0

Review Call of Duty – Black Ops 6 (SP): Ternyata Keren!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh mode campaign / single-player Call…

PlayStation

June 21, 2025 - 0

Review Clair Obscur Expedition 33: RPG Turn-Based nan Indah, Seru, & Memilukan

Clair Obscur: Expedition 33 menjadi bukti akan pentingnya passion dan…
June 19, 2025 - 0

Review Monster Hunter Wilds: Keindahan Maksimal di Tengah Derasnya Adrenalin

Monster Hunter Wilds berhasil gabungkan beragam elemen terbaik dari seri…
December 7, 2024 - 0

Preview Infinity Nikki: Game Indah Di Mana Baju Adalah Pedangmu

Kesan pertama kami setelah memainkan Infinity Nikki selama beberapa jam;…
November 15, 2024 - 0

Review LEGO Horizon Adventures: Kurang Kreatif!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh LEGO Horizon Adventures ini? Mengapa…

Nintendo

June 30, 2025 - 0

Review Nintendo Switch 2: Upgrade Terbaik Untuk Console Terlaris Nintendo

Nintendo Switch 2 merupakan upgrade positif yang telah lama ditunggu…
July 28, 2023 - 0

Review Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Tak Sesempurna yang Dibicarakan!

Mengapa kami menyebutnya sebagai game yang tak sesempurna yang dibicarakan…
May 19, 2023 - 0

Preview Legend of Zelda – Tears of the Kingdom: Kian Menggila dengan Logika!

Apa yang ditawarkan oleh Legend of Zelda: Tears of the…
November 2, 2022 - 0

Review Bayonetta 3: Tak Cukup Satu Tante!

Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh Bayonetta 3? Mengapa kami menyebutnya…