Review Sea of Stars: Paket Lengkap Rasa Klasik!
Pixel Art Penuh Cerita

Entah karena keterbatasan dana atau sekadar ingin setia dengan pendekatan RPG klasik ala Chrono Trigger yang hendak mereka kejar, Sea of Stars mengandalkan gaya visual pixel art untuk membangun dunia dan karakternya. Berita baiknya? Seperti halnya banyak produk game indie berkualitas yang tersedia di pasaran, ia tidak lantas menjadi halangan untuk menawarkan sebuah konten yang ekspresif dan penuh detail di saat yang sama. Salah satu daya tarik utama Sea of Stars memang terletak pada dunia yang ia tawarkan.
Berbeda dengan desain karakter utama dan companion-nya yang sayangnya di mata kami terasa terlalu biasa dan general, Sea of Stars datang dengan sebuah dunia fantasi yang pantas untuk dipuja-puji. Di sepanjang perjalanan Anda akan bertemu dengan sebuah dunia yang jelas punya sejarah panjang dan mitologinya sendiri. Anda akan bertemu dengan seekor naga raksasa yang tertidur lelap di sebuah gunung tinggi, raksasa-raksasa pelempar batu yang ternyata bisa jadi alat transportasi, kapal bajak laut penuh misteri yang juga diselimuti kisah horror, hingga para Dwellers yang seperti namanya, memang punya desain mengerikan yang menjijikkan dan pantas untuk ditakuti di saat yang sama. Detail-detail ini akan membuat Anda jatuh hati pada Sea of Stars. Kerennya lagi? Mereka bahkan tidak takut menawarkan sebuah “plot twist” dari sisi visual untuk memamerkan pendekatan lain yang sebenarnya bisa mereka tawarkan.


Untuk memperkuat cerita yang juga sayangnya bagi kami agak sedikit bertele-tele di beberapa titik, terutama saat Anda mulai memasuki arc terakhir, Sea of Stars juga datang dengan ekstra cut-scene berbasis film animasi yang keren untuk membuat beberapa momen krusial yang seharusnya sinematik mendapatkan efek yang dibutuhkan. Film animasi ini hadir dengan gerakan yang cukup halus sembari memberikan Anda gambaran lebih jelas soal apa yang terjadi daripada sekadar mengandalkan visual berbasis pixel-art yang tentu saja terbatas. Kami sangat mengapresiasi keputusan yang berujung keren ini.
Satu hal lain yang berujung juga kami apresiasi dari Sea of Stars adalah keputusan sang studio – Sabotage untuk memberikan ruang dan waktu bagi momen-momen emosional di cerita untuk disampaikan. Bahwa alih-alih terburu-buru untuk bergerak ke scene selanjutnya secepat yang mereka bisa, karakter diberikan kesempatan untuk mengekspresikan sisi emosional tersebut, berdamai, dan kemudian mencapai kedamaian yang dibutuhkan. Tidak dalam bentuk film animasi, momen ini juga didukung dengan cut-scene berbasis pixel art yang hadir dengan detail lebih fokus dan tentu saja, berujung fantastis.

Kelemahan di sisi presentasi juga datang dari OST yang diusung. Dengan pendekatan indie berbasis pixel art seperti, kami tentu saja tidak menggantungkan harapan gila bahwa game seperti ini akan hadir dengan OST yang spesial misalnya. Secara garis besar, OST Sea of Stars sebenarnya terhitung solid dan menjalankan tugasnya dengan baik. Permasalahannya justru terletak pada looping lagunya itu sendiri. Entah karena hendak mereka ulang sensasi RPG klasik di masa lampau yang memang punya kapasitas data terbatas untuk musik MIDI-nya, namun looping musik Sea of Stars agak terasa kasar. Bahwa ada banyak kesempatan dimana Anda bisa mendengar jelas kapan musik dimulai dan selesai, yang tentu saja mengganggu.
Tidak Mudah

Pada dasarnya, Sea of Stars bisa disimpulkan sebagai sebuah game RPG turn-based di pondasinya. Maka seperti game RPG klasik dengan tipe yang sama, maka Anda akan menyerang bergantian dengan musuh dengan tujuan utama untuk menundukkan mereka. Tentu saja Anda akan bertemu dengan boss-boss yang lebih sulit dan terkadang butuh strategi spesifik untuk dikalahkan. Walaupun demikian, Sea of Stars punya tingkat kesulitan yang terhitung tinggi.
Salah satu alasan utamanya adalah fakta bahwa ia selalu memosisikan turn musuh sebagai prioritas. Anda memang akan menyerang bergantian, namun informasi soal giliran siapa yang menyerang lebih dahulu hanya tersedia pada musuh yang Anda temui, yang notabene tertulis dalam angka. Angka tersebut akan berkurang hingga nol sebelum mereka menyerang dan Sea of Stars terlepas dari apapun yang terjadi, akan memberikan kesempatan tersebut kepada mereka lebih dahulu. Oleh karena itu, Anda harus selalu memerhatikan angka ini untuk mulai memprediksi kapan tepatnya Anda mulai harus melakukan healing demi mempersiapkan diri, memprioritaskan musuh mana yang kira-kira ingin Anda serang dan bunuh lebih dahulu, dan juga kira-kira seperti apa rencana serangan selanjutnya.


Sea of Stars kemudian membungkus sistem ini dengan sistem lain yang kian menuntut strategi yang juga seringkali meninggalkan rasa kesal tersendiri. Bahwa dengan sistem turn berdasarkan hitungan tersebut, setiap musuh yang Anda temui juga bisa memicu serangan spesial atau skill tersendiri. Setiap kali kesempatan tersebut tiba, Anda akan menemukan segudang logo yang tiba-tiba muncul di samping angka – yang jumlahnya bisa beragam. Benar sekali, ini adalah beragam logo jenis serangan yang harus Anda lemparkan ke sang musuh jika Anda ingin mereka membatalkan skill mereka, yang sebagian besar adalah serangan destruktif AOE yang menghasilkan damage cukup signifikan. Namun ia menghasilkan sebuah komplikasi tersendiri.
Sistem ini sendiri didesain untuk menyambut fakta bahwa setiap serangan dan skill setiap karakter memiliki elemennya sendiri. Valere datang sebagai karakter dengan senjata tumpul + elemen bulan, Zale datang sebagai senjata tajam + elemen matahari, Serai dengan senjata tajam + elemen poison, Resh’an dengan Arcane, dan sebagainya. Selain serangan tajam dan tumpul yang menempel pada serangan biasa, serangan-serangan berbasis elemen biasanya terikat pada serangan istimewa seperti Skill yang butuh MP untuk dieksekusi, walaupun ada beberapa pula yang tersedia di serangan kombinasi dua karakter yang resource eksekusinya hanya bergantung pada seberapa banyak masuk serangan Anda.

Lantas, dimana tingkat kompleksitasnya? Mengapa ia tidak mudah? Karena sistem ini dibuat Sea of Stars benar-benar tidak bersahabat di banyak skenario. Pertama? Anda tidak akan jarang bertemu dengan musuh yang tengah mempersiapkan skill namun menuntut 2-3 elemen berbeda untuk dibatalkan. Ini berarti, setidaknya ada 3 karakter yang harus menggunakan skill berbasis MP mereka hanya untuk memecahkan dan membatalkannya. Berita buruknya? Turn serangan dan skill mereka siap seringkali tidak mengakomodasi hal tersebut. Bayangkan ketika Anda bertemu boss yang tengah mempersiapkan serangan spesial mereka, butuh 3 elemen untuk dibatalkan, dan ternyata dia hanya butuh 2 Turn. Atau ketika Anda bertemu dengan musuh biasa, tengah charging serangan menyebalkan, menuntut 3 jenis elemen untuk dibatalkan, dan menemukan bahwa ia hanya membutuhkan 1 turn untuk dipicu. Lebih buruknya lagi? Tidak hanya satu saja, Anda bisa bertemu dengan dua musuh sekaligus yang bertindak demikian.


Masih belum cukup buruk? Seperti yang kami bicarakan sebelumnya, banyak dari serangan elemen Anda akan butuh MP untuk dieksekusi, yang notabene merupakan resource yang terbatas. Anda bisa menggunakan makanan untuk memulihkan hal tersebut atau menyerang biasa hanya untuk menabung 3 MP per serangan biasa. Berita buruknya? Serangan biasa berarti dihitung sebagai turn, yang semakin dekat dengan giliran musuh untuk menyerang biasa atau mengeluarkan serangan istimewa mereka. Mengingat tidak semua serangan spesial Anda berujung AOE, bayangkan ketika Anda menemukan bahwa MP Anda sudah habis dan musuh ternyata masih butuh 1-2 elemen untuk dibatalkan. Anda hanya bisa berujung pasrah. Anda memang akan mendapatkan sejenis butiran cahaya setiap kali serangan fisik Anda masuk yang berperan bak sekadar booster untuk membuat serangan fisik dan magic Anda lebih efektif, namun sama sekali tidak berkontribusi membuat pemulihan MP Anda lebih efektif.
Sea of Stars sendiri juga sebenarnya memberikan Anda sebuah fitur lainnya untuk melindungi diri. Dengan menggunakan sistem timing berbasis animasi yang Anda lihat, Anda bisa membuat serangan Anda lebih kuat atau melakukan guard untuk meminimalisir damage yang diterima. Untuk serangan, timing ini terhitung lebar. Untuk bertahan dan guard? Timing ini benar-benar kecil. Dengan animasi yang terhitung terbatas dan celah kesalahan yang sangat terbatas, apalagi Anda harus memahami animasi serangan musuh agar Anda tahu kapan menekan tombol guard yang terbatas tersebut, Anda akan lebih sering menerima damage seperti seharusnya. Anda akan bertemu dengan musuh yang timing serangannya terhitung absurd hingga momen ini sulit diprediksi. Lebih buruknya lagi? Ada banyak serangan jenis AOE, terutama dari para boss, yang animasinya menutup keseluruhan layar hingga Anda tidak tahu kapan momen yang tepat untuk menekan tombol Guard.


Maka kombinasi-kombinasi ini seringkali membuat pertempuran Sea of Stars terkadang terasa tidak adil dan menjengkelkan. Tidak jarang Anda bertemu situasi dimana Anda harus melawan musuh biasa yang langsung datang bersiap-siap serangan spesial dengan syarat elemen spesifik untuk dibatalkan, namun menemukan bahwa Anda tidak punya mana untuk mengeksekusi skill apapun untuk melakukan hal tersebut. Atau menemukan bahwa elemen yang dituntut ternyata datang dari 3 karakter berbeda yang melebihi jumlah turn-nya musuh untuk mengaktifkan hal tersebut. Situasi-situasi seperti ini seringkali terjadi dan cukup untuk membuat Anda bertanya-tanya apakah sang developer – Sabotage Studio memang secara sengaja meraciknya demikian atau ini kegagalan dari proses balancing yang terlewatkan oleh mereka.
Satu hal menarik yang juga diimplementasikan oleh Sea of Stars dengan manis adalah kebutuhan untuk terus aktif dan terlibat saat bertarung alih-alih hanya memilih opsi dan diam. Selain sistem menyerang dan bertahan yang kami bicarakan sebelumnya, beberapa skill juga butuh peran aktif Anda untuk menekan tombol atas nama damage lebih besar atau AOE yang lebih luas. Serangan Valere misalnya ada yang bertindak bak bola yang harus Anda tolak kembali di timing yang semakin cepat atau bagaimana ada serangan Serai dimana Anda harus menekan tombol saat ia meloncat di titik tertinggi. Setidaknya peran aktif ini membuat Anda terus mawas saat bertarung, yang memang sekaligus dibutuhkan karena tingkat kesulitannya yang terhitung tricky.


Maka seperti game-game RPG kebanyakan yang lain, kesibukan Anda lainnya akan berkisar pada sisi eksplorasi. Anda akan bertemu dengan banyak wilayah dimana aksi platforming jadi fokus, dimana Anda harus mencari jalan sendiri bagaimana Anda bisa bergerak ke tempat lebih jauh, yang melibatkan kemampuan melompat, memecahkan puzzle, hingga ala-ala metroidvania, memanfaatkan kemampuan baru yang Anda miliki dari mengendalikan siang-malam hingga grappling hook untuk membuka harta di wilayah yang baru ataupun lama. Berita baiknya? Sisi eksplorasi dan puzzle ini tidak sesulit yang Anda bayangkan. Hanya butuh observasi dan sedikit rasionalisasi saja untuk menundukkannya.
Apresiasi ekstra? Seperti game RPG lawas pada umumnya juga, Anda akan juga akan berkesempatan menggunakan kendaraan untuk menjelajahi peta dunia yang tentu saja memuat beragam item rahasia, dari sekadar senjata dan equipment hingga beragam resource khusus yang bisa dialihkan untuk mendapatkan item yang lebih istimewa. Anda juga akan berhadapan dengan wilayah-wilayah “rahasia” yang tak berhubungan dengan cerita utama untuk Anda kunjungi dan taklukkan. Proses eksplorasi juga akan menghadiahi Anda beragam sumber daya makanan untuk Anda masak menjadi makanan yang di sini berfungsi sebagai item penyembuh, termasuk mini game memancing di dalamnya.


Salah satu bagian yang cukup menarik dari Sea of Stars juga datang dari ekonomi yang terhitung “pelit”. Seiring dengan progress permainan yang tentu saja menawarkan toko equipment lebih kuat dan lebih mahal, Anda juga akan menyadari bahwa uang yang Anda dapatkan dari sekadar proses eksplorasi tidak akan pernah cukup untuk membeli itu semua. Akan ada banyak titik dimana Anda tidak hanya akan menjual item lama Anda saja, tetapi juga segudang sumber daya makanan yang berlebihan jika Anda membutuhkannya.
Dengan semua kombinasi yang ia tawarkan, Sea of Stars datang dengan cita rasa klasik berpaket lengkap yang Anda rindukan dari game RPG klasik sembari menawarkan sesuatu yang baru, terutama dari formula turn-based yang ia usung. Ia adalah game RPG dengan pendekatan visual pixel art yang seringkali diasosiasikan dengan energi nostalgia yang kuat, mengusung sistem turn-based, yang tetap menawarkan sisi eksplorasi peta dunia dengan kendaraan laut dan udara, yang mengkombinasikan puzzle sebagai tantangan, hingga beragam boss beragam bentuk yang siap menantang Anda.


Untungnya di tengah situasi sulit ini, bersama dengan progress cerita, setiap karakter juga akan didukung dengan serangan Ultimate-nya sendiri dengan resource terpisah yang tak terikat pada MP. Serangan ultimate seperti ini biasanya akan menargetkan semua musuh, punya elemen spesifik, dan menawarkan damage yang cukup besar. Bahkan serangan ultimate tertentu misalnya punya kemampuan untuk “menendang” giliran musuh beberapa turn, yang tentu saja akan Anda manfaatkan untuk keuntungan strategis ekstra. Berita baik lainnya datang dari sistem “kematian” yang hanya dihitung sebagai KO saja. Alih-alih tidak bisa digunakan secara permanen, karakter akan bisa Anda gunakan kembali setelah jumlah bintang di kepala mereka habis dengan proses eliminasi satu bintang per turn.