Menjajal Avatar – Frontiers of Pandora: Melebihi Ekspektasi!
“Far Cry”
Dengan definisi jelas bahwa ia datang sebagai game open-world sepertinya sudah bisa memberikan Anda, terutama yang sudah familiar dengan game serupa racikan Ubisoft, kira-kira seperti apa gambaran permainan yang ada. Dengan kacamata orang pertama yang ia usung, sepertinya sangat sulit untuk tidak langsung membandingkannya dengan Far Cry. Sebuah perbandingan yang memang pantas.
Bahwa ini adalah sebuah game first person shooter dengan konsep dunia terbuka yang bisa Anda jelajahi untuk beragam aktivitas, dimana menyelesaikan misi utama untuk mendorong cerita dan menaklukkan ragam misi sampingan untuk ekstra kesibukan akan jadi inti gameplay yang bisa Anda antisipasi. Tidak hanya senjata busur dan panah seperti konsep Na’Vi di masa lalu, sesuai dengan lore cerita untuk Frontiers of Pandora ini, karakter utama Anda juga akan dibekali dengan senjata api dan granat untuk menghadapi ancaman yang ada. Ancaman di sini bisa berkisar dari binatang-binatang liar, pasukan RDA, hingga mecha beragam jenis yang mereka jadikan sebagai senjata andalan.
Dengan kombinasi dua senjata ini, maka sepertinya juga jelas opsi permainan yang Anda miliki nantinya untuk menghadapi beragam ancaman yang ada. Panah tentu saja akan lebih efektif untuk digunakan saat Anda ingin tetap menjaga aksi stealth Anda. Tenang saja, dengan titik lemah spesifik yang terletak pada para mecha RDA, termasuk bagian pilot dengan kaca yang terbuka lebar, Anda tetap bisa mengandalkan senjata kuno ini untuk menghabisi mereka secara diam-diam. Namun begitu Anda masuk dalam situasi perang terbuka, senapan mesin Anda akan memainkan peran lebih penting. Untuk urusan peluru, tenang saja, kedua senjata ini mendukung proses crafting selama Anda memiliki resource yang sesuai.
Proses mencari resource, baik lewat berburu binatang ataupun memanen beragam buah aneh di Pandora ini memang akan berujung esensial. Dengan menggunakan meja crafting yang ada dan juga tempat untuk memasak, Anda bisa memperkuat si karakter utama. Anda bisa menggunakan meja crafting untuk meracik beragam jenis pakaian dan senjata yang ada, yang kembali akan dibagi ke dalam beberapa level kelangkaan untuk mewakili kemampuan itu sendiri. Sementara area memasak, seperti namanya, tentu saja didesain untuk memasak. Makanan yang Anda hasilkan ini akan memberikan buff spesifik dan tentu saja, mengenyangkan. Benar sekali, mengenyangkan karena Avatar: Frontiers of Pandora ini punya sistem lapar. Berbentuk sebuah bar biru di bagian bawah health bar Anda, Anda akan lapar jika tidak memakan sesuatu selama waktu tertentu. Kosong dan terus membiarkannya lapar, maka HP Anda tidak akan kembali beregenerasi, yang tentu saja esensial untuk terus bertahan hidup.
Untungnya, dengan dunia alien penuh konten super asing ini, sang karakter utama yang Anda gunakan akan punya kemampuan ala Eagle Vision di Assassin’s Creed. Dengan hanya satu tombol saja, dimana pandangan Anda akan berubah seolah tengah berada dalam format Night-Vision, Anda akan bisa melihat beragam hal yang penting bagi perjalanan Anda. Beragam resource tanaman yang bisa Anda petik akan memunculkan warna tersendiri, sementara arah kemana Anda harus bergerak untuk menyelesaikan misi yang Anda jadikan prioritas akan muncul dalam bentuk sebuah pilar cahaya di kejauhan. Dengan kekuatan yang satu ini, Anda tidak akan banyak kebingungan dalam proses eksplorasi yang ada.
Tentu saja, seperti yang kami bicarakan sebelumnya, karakter utama Anda tidak hanya akan dibekali dengan sepasang kaki saja untuk aksi navigasi dan proses eksplorasi yang ada. Bersama dengan progress cerita yang ada, Anda akan bisa menjinakkan, menguasai, dan memiliki Ikran Anda sendiri – alias si naga kecil. Begitu Anda sudah menguasainya, Anda akan bisa memanggilnya kapanpun Anda butuhkan dan mendaratkannya di mana saja, termasuk di dalam desa penuh NPC sekalipun. Walaupun tidak terlihat banyak bisa membantu Anda saat bertarung, Anda juga bisa menggunakan senjata api Anda saat menaikinya untuk membasmi musuh, terutama pesawat-pesawar RDA. Menariknya lagi? Seperti si karakter utama, aksi menaiki Ikran ini juga ternyata punya cabang pohon skill-nya sendiri yang nantinya bisa Anda alokasikan untuk memperkuat beragam aspek yang ada, di luar sistem equipment senjata, armor, dan aksesoris. Sistem ini juga akan jadi salah satu sumber motivasi Anda untuk menyelesaikan ragam misi sampingan dan aktivitas yang ada.
Untuk memastikan proses eksporasi yang tidak membosankan, Avatar: Frontiers of Pandora juga sepertinya juga akan menyuntikkan sistem event acak di dalamnya. Kami memang tidak mendapatkan konfirmasi langsung dari sang developer, namun hal inilah yang terjadi di sesi gameplay kami. Ketika tengah berjalan-jalan mencari tanaman yang dibutuhkan, kami tiba-tiba bertemu dengan para mecha RDA yang tengah berpatroli. Dengan penuh keluguan karena ini merupakan pertemuan kami, usaha untuk menundukkan mereka dengan panah saat perang sudah terbuka berujung pada kematian kami. Namun ketika kami berusaha kembali ke tempat yang sama untuk menjajalnya encounter yang sama lagi, mecha-mecha ini tidakl lagi terlihat. Jika ini bukan sekadar bug dari build non-final yang kami cicipi ini dan memang event acak yang dipersiapkan, ini akan jadi sebuah fitur menarik yang pantas untuk diantisipasi untuk setidaknya, meminimalisir kebosanan saat proses eksplorasi.
Dengan semua kombinasi ini, maka bukan sesuatu yang terlalu sederhana atau berlebihan untuk menyamakan pengalaman Avatar: Frontiers of Pandora ini dengan sebuah seri utama Far Cry modern yang pernah Anda nikmati, dengan minus kesempatan untuk menaiki naga kecil atau menikmati dunia Pandora yang super asing dan indah. Ini tetap akan jadi game action yang lugas tanpa banyak omong kosong.
Avatar: Frontiers of Pandora, Pantaskah untuk Diantisipasi?
Sebagai gamer yang sempat ragu di awal bahwa ia akan mampu merepresentasikan daya tarik Avatar yang seharusnya, baik dari sekadar desain dunia, musik, hingga sisi aksi, demo ini membuat kami berujung optimis bahwa Massive Entertainment dan Ubisoft memahami dan siap mengeksekusi dengan baik apa yang membuat sebuah game Avatar adalah game Avatar. Bahkan dengan semua kekurangan teknis yang ada – dimana kami mencicipi game ini dalam sesi cloud gaming, dengan resolusi lebih rendah, dan build yang belum final saja, ia sudah berhasil tampil memukau. Bahkan ia juga datang dengan sensasi guna busur panah dan tembak yang terasa memuaskan. Namun sekali lagi, apresiasi seperti ini akan sangat bergantung pada seberapa familiar dan sukanya Anda pada film Avatar racikan James Cameron itu sendiri.
Namun tentu saja, pengalaman singkat kami bersama dengan demo ini juga meninggalkan beberapa catatan penting. Selain fakta bahwa aksi memetik tanaman dan menguliti binatang butuh proses animasinya sendiri, yang notabene bisa berujung mencederai pengalaman bermain yang ada karena sensasi repetisi dan potensi untuk mengacaukan pacing yang ada, Avatar: Frontiers of Pandora juga datang dengan sistem kontrol flight dengan Ikran yang tidak terasa intuitif. Dengan tombol analog kanan yang digunakan untuk membelokkan si naga ke kiri-kanan dan analog kiri yang digunakan untuk mengatur kecepatan, kami harus mengakui sulit untuk membiasakan diri dengan skema ini. Akibatnya? Terkadang aksi seperti meluncur mendekati objektif yang seharusnya sederhana berujung menjadi sesuatu yang melelahkan.
Namun dengan tanggal rilis yang masih terhitung jauh dan absennya informasi soal tanggal build yang kami jajal, Ubisoft dan Massive Entertainment masih punya begitu banyak ruang untuk menyempurnakan pengalaman yang ada.
Avatar: Frontiers of Pandora sendiri rencananya akan dirilis pada tanggal 7 Desember 2023 mendatang untuk Playstation 5, Xbox Series, dan tentu saja – PC. Bagaimana menurut Anda? Terlihat menarik?