Best Multiplayer: The Finals

Hadir sebagai sebuah rilis yang mengejutkan dan langsung mencuri hati kami, di luar masalah cheater yang sepertinya masih cukup sering ditemukan, The Finals hadir sebagai game FPS multiplayer kompetitif yang terasa unik dan menyegarkan di saat yang sama. Anda memang masih akan saling bertukar peluru dengan ragam senjata dan kelas karakter, namun fakta bahwa konsep dunianya dibangun sepenuhnya dengan konsep struktur yang bisa dihancurkan membuatnya bahkan terasa lebih gila daripada apa yang sempat hendak didorong Battlefield dan Rainbow Six Siege di masa lalu. Ini membuka begitu banyak jenis strategi baru berdasarkan efek ini, dari yang sekadar mempengaruhi gerak karakter hingga posisi objektif yang harus dikejar. Tidak hanya itu saja, fakta bahwa ada begitu banyak peralatan yang bisa digunakan untuk mendukung aksi Anda berdasarkan kelas karakter juga menambahkan kompleksitas tersendiri.

Worst Game of the Year: The Day Before

Tahun 2023 memang menjadi tahun yang unik dan istimewa ketika bicara soal kualitas video game. Di satu sisi, ia banjir game-game berkualitas tinggi yang membuat perdebatan soal mana yang pantas mendapatkan predikat yang terbaik begitu sengit. Di sisi yang lain? Ia juga diisi dengan begitu banyak game buruk yang pantas untuk dicatat di sejarah industri game. Salah satu kasus terburuk tentu saja datang dari game yang sempat dijanjikan sebagai MMO Survival – The Day Before yang tidak hanya berujung menawarkan sesuatu yang berbeda saja, tetapi juga dihinggapi kontroversi-kontroversi memalukan. Kita bicara soal developer yang tutup hanya dalam waktu beberapa hari sejak game dirilis, server yang akan dimatikan hanya dalam waktu satu bulan saja, hingga kualitas si game itu sendiri yang berada di bawah standar. Walaupun proses refund sudah diakomodasi oleh Valve untuk “meringankan” beban gamer terdampak, namun ia tetap jadi salah satu kasus terbaik untuk mempelajari jelas soal game-game apa saja yang harusnya dihindari gamer di masa depan.

Best VR Game: Resident Evil Village VR Mode

Bersama dengan tibanya teknologi Playstation VR2, usaha Sony untuk terus terjun dan menggarap pasar Virtual Reality, hadir pula kerjasama erat Capcom yang sudah terbentuk sejak iterasi pertama. Menyambut rilis perangkat tersebut, Capcom memungkinkan Resident Evil Village untuk dimainkan dari awal hingga akhir menggunakan headset mutakhir tersebut. Hasilnya adalah pengalaman VR yang luar biasa. Implementasi teknologi Haptic Feedback yang kini juga tertanam di bagian kepala menghasilkan getaran spesifik pada saat senjata berat seperti Shotgun dan Rifle ditembakkan, membuat sensasi yang hadir bahkan lebih imersif. Kesempatan untuk menggunakan dual-gun sebagai metode untuk menghancurkan para musuh, visualisasi yang mumpuni di depan mata, dan tata suara 3D yang memesona, ini jadi salah satu pengalaman VR terbaik yang bisa Anda dapatkan di pasaran saat ini.