Review Eiyuden Chronicle – Hundred Heroes: Rasa Rindu yang Terobati!
Rekrut, Rekrut, Rekrut!

Dengan komparasi tidak berhenti dengan Suikoden dari begitu banyak aspek, maka harus diakui bahwa kekuatan identitas utama super unik dari Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes juga datang dari sistem rekrut karakter yang ia tawarkan. Bahwa ada lebih dari 100 karakter yang bisa Anda temui dan bawa sebagai “bawahan” pasukan Anda di game ini, yang akan tersebar di beragam kota yang ada. Dengan beragam peran yang bisa mereka tawarkan untuk perjalanan dan pertarungan Anda, ia menjadi ekstra tantangan yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Berita baiknya? Dengan desain keren dan berbeda yang dibawa oleh masing-masing karakter, terutama dibandingkan dengan NPC di kota atau lokasi yang sama, Anda tidak akan sulit untuk mengenali fakta bahwa karakter-karakter ini adalah calon karakter yang bisa Anda rekrut dengan sekilas pandang saja. Desain keseluruhan mereka selalu mencolok, baik dari wajah, warna pakaian, bentuk pakaian, hingga sekadar posisi berdiri. Namun bukan berarti Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes menyajikan kesemua mereka dengan lugas kepada Anda begitu saja. Anda akan bertemu dengan beberapa karakter yang tidak akan muncul sebelum syarat dan ketentuan spesifik dipenuhi atau sekadar menuntut Anda untuk tiba di lokasi tertentu.
Berusaha mendekati dan merekrut setiap karakter ini dan menikmati apa yang mereka tawarkan untuk lini “perjuangan” Anda adalah salah satu highlight pengalaman dan tantangan terbaik dari Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes, seperti apa yang sempat ditawarkan Suikoden sebelumnya. Anda akan bertemu dengan karakter yang memang akan bergabung dengan sesuai cerita dan juga karakter-karakter yang akan langsung tertarik untuk ikut terjun dengan hanya berbicara dengan mereka saja. Namun hampir sebagian besar karakter-karakter ini akan menuntut situasi tertentu agar opsi negosiasi untuk merekrut mereka terbuka dan akhirnya, berujung sukses. Ada yang meminta Anda untuk membawa karakter tertentu, ada yang meminta Anda sudah membangun fasilitas spesifik, ada yang meminta Anda sudah mencapai prestasi khusus seperti jumlah keuntungan dari berdagang misalnya, ada yang menguji kekuatan serangan party Anda, dan ada pula yang benar-benar “misterius” hingga Anda harus mengira-ngira sendiri apa yang sebenarnya mereka tuntut dan butuhkan. Menemukan cara untuk membuat setiap dari karakter ini bergabung selalu meninggalkan kepuasan tersendiri.


Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes sebenarnya tetap memberikan guide, walaupun harus diakui, tidak banyak membantu. Jika Anda berhasil merekrut karakter seorang peramal di awal, Anda bisa membayar sejumlah uang untuk menginformasikan kepada Anda setidaknya lokasi-lokasi karakter-karakter yang bisa Anda rekrut ini. Tidak lantas membuat proses perekrutan ini mudah, informasi yang disajikan kepada Anda tidak akan pernah hadir super eksplisit, sehingga selalu ada kebutuhan untuk berteori sendiri soal lokasi dan apa yang dibutuhkan oleh masing-masing karakter ini. Gamer-gamer modern yang belum pernah mencicipi seri Suikoden sebelumnya mungkin akan muak dengan situasi “menyebalkan” yang satu ini. Namun bagi veteran Suikoden? Ini akan jadi salah satu alasan Anda menikmati game ini.
Dengan semakin banyak karakter yang Anda rekrut, maka semakin diuntungkan pula Anda. Semakin banyak karakter berarti kesempatan untuk mendapatkan karakter, baik party aktif ataupun support yang lebih mumpuni untuk menghabisi musuh dengan cepat, baik karena barisan skill ataupun potensi serangan kombinasi yang ia tawarkan. Tentu saja, banyaknya karakter ini juga akan dikaitkan dengan kesempatan untuk memperbesar dan memperluas kastil Anda di Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes. Benar sekali, sistem khas Suikoden tersebut juga tersedia di sini.
Tidak lagi hanya sekadar kebutuhan untuk mengumpulkan ragam resource yang dijadikan sebagai sumber daya untuk membangun fasilitas-fasilitas ini, Anda juga akan menemukan situasi dimana beberapa fasilitasi memang menuntut kehadiran rekrutan karakter spesifik agar bisa dibangun dan digunakan. Dengan node yang jelas memperlihatkan progress pembangunan yang butuh Anda eksekusi sebelum membuka bagian setelahnya, yang juga akan muncul bergantung pada total level yang dimiliki oleh kastil Anda, Anda akan mendapatkan informasi jelas soal karakter mana yang dibutuhkan untuk menggawangi fasilitas tersebut selama Anda sudah setidaknya pernah berbicara sekali dengan mereka.
Lantas, mengapa fasilitas ini menjadi penting untuk dikejar? Di luar beragam gimmick dan fitur yang tidak akan bisa Anda dapatkan di luar kastil milik Anda sendiri dan belahan dunia manapun, fasilitas-fasilitas yang sudah dibangun dan di-upgrade ke level tertinggi juga akan menawarkan sesuatu yang tidak bisa disediakan oleh fasilitas serupa di luar. Sebagai contoh? Blacksmith. Menjadi satu dari sedikit opsi terbatas untuk memperkuat karakter Anda, Blacksmith di kastil yang berhasil Anda rekrut dan upgrade hingga level maksimal misalnya bisa menempa senjata Anda hingga ke level 15. Sementara itu, blacksmith yang berada di luar kastil, di kota terbaik sekalipun, hanya mampu melakukannya hingga level 12. Ekstra 3 level tersebut menawarkan perbedaan damage cukup signifikan untuk mempermudah perjalanan Anda. Ragam fasilitas lain seperti Hot Spring alias tempat permandian air panas juga hanya tersedia di kastil Anda.


Tentu saja, perluasan kastil ini juga secara otomatis akan mempermudah perjalanan Anda. Ada ragam fasilitas yang secara otomatis mengumpulkan resource untuk Anda hingga Anda tidak perlu lagi berkeliling melewati dungeon untuk melakukannya. Ada pula fasilitas seperti Guild dimana Anda bisa memilih dan menugaskan sebuah party beranggotakan 4 orang dengan status yang berbeda-beda untuk ditugaskan menyelesaikan misi spesifik yang biasanya juga, berisikan resource-resource cukup langka. Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes juga menyediakan opsi kustomisas kota secara keseluruhan dan kamar Nowa jika Anda termasuk gamer yang menaruh hal seperti ini sebagai fitur yang penting.
Dengan ragam kesempatan untuk mempermudah perjalanan Anda dari sekadar eksplorasi hingga pertarungan, aksi rekrut karakter dan membangun kastil ini akan jadi ekstra tantangan dan aktivitas yang menawarkan keseruan dengan “bayaran” memuaskannya tersendiri. Tidak ada lagi yang melegakan bagi seorang komandan selain melihat kota Anda meramai dan sisa-sisa tanah lapang yang sempat tersedia kini berisikan fasilitas-fasilitas keren.
Apakah Setara dengan Suikoden II?

Keputusan kami untuk secara terang-terangan memperbandingkan Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes dengan Suikoden II yang notabene merupakan salah satu game JRPG terbaik sepanjang masa di mata kami mungkin akan jadi keputusan yang memancing kritik dari Anda. Namun izinkan kami untuk berargumen bahwa perbandingan seperti ini memang tidak terelakkan. Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes dibangun oleh para veteran Suikoden, dijual sebagai “suksesor” Suikoden yang tidak lagi diperhatikan Konami beberapa tahun yang lalu, dan juga menghadirkan begitu banyak elemen dan fitur yang dijadikan Suikoden sebagai fitur utama seperti ratusan karakter yang bisa direkrut, ragam mini-game, hingga kesempatan membangun kastil. Oleh karena itu, sesi ini diracik untuk menawarkan perspektif dan ekspektasi dari kacamata tidak hanya sebagai reviewer, tetapi gamer yang mencintai Suikoden II.
Maka, apakah Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes setara dengan Suikoden II? Kami dengan berat hati, menjawab Tidak.
Tanpa harus terjun lebih banyak ke dalam sisi cerita dan berujung spoiler, di mata kami, salah satu kelemahan terbesar Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes terletak pada dua titik: Dux Aldric sebagai tokoh antagonis dan Mythos yang ia tawarkan. Walaupun Luca Blight di Suikoden II bukanlah tokoh antagonis utama yang harus Anda tundukkan di akhir cerita, namun porsi singkatnya dalam cerita berhasil meninggalkan bekas mendalam karena karakterisasi yang begitu kuat. Ia didesain sangar, punya kepribadian kejam tanpa mengenal kata ampun, dan juga gagah perkasa hingga Anda butuh 3 party terpisah untuk menundukkan. Sementara di Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes, Dux Aldric yang sudah punya desain “normal” ini berujung lebih banyak bermain sebagai aktor belakang layar untuk konflik yang terjadi alih-alih sesuatu yang diperlihatkan di depan untuk membuat Anda membencinya setengah mati. Yang ditawarkan di sini adalah karakter antagonis yang lebih terasa seperti seorang politikus dengan kekuatan militer alih-alih jenderal lalim yang menghalalkan segala cara.
Kelemahan terbesar kedua di mata kami juga datang dari situasi terkait Mythos atau mitologi yang nyaris tidak ada di Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes. Salah satu hal yang membuat Suikoden II dan seri-seri selanjutnya menarik adalah mitologi soal 27 True Rune, alias Rune-Rune terkuat yang tentu saja membuat Anda penasaran soal fungsi dan siapa saja karakter-karakter yang berujung mengenakan dan memanfaatkannya. Eksistensi ke-27 True Rune tersebutlah yang menggerakkan “semesta” Suikoden, baik dari sisi cerita ataupun karakter. Sementara di sisi lain, Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes memang mengusung konsep Rune, namun difokuskan lebih pada item utama Prime Lens yang sekadar didesain untuk “memperkuat” Rune itu saja. Tidak ada banyak diskusi soal Mythos di balik eksistensi mereka yang mungkin akan lebih kuat mengamplifikasi soal seberapa signifikan peran mereka untuk menentukan politik dunia misalnya. Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes butuh pondasi mitologi yang lebih baik, jelas, dan kuat dibandingkan apa yang ia tawarkan saat ini.
Kami juga harus mengakui bahwa terlepas dari pendekatan yang jauh lebih modern dengan sistem bangun kastil berbasis resource dengan nodes-nya sendiri, kami berujung lebih merindukan sensasi pertumbuhan kastil yang jauh terasa lebih natural di Suikoden II dimana bagian-bagian kastil tumbuh seiring dengan karakter yang berhasil Anda rekrut tanpa perlu mengotak-ngatik mereka. Kembali ke kastil di Suikoden II dan menemukan bagaimana interior kastil Anda kini berubah atau ada ekstra ruangan yang kini bisa diakses setelah Anda mendapatkan karakter tertentu berujung lebih memuaskan daripada melihat kastil Anda dibangun dengan mengaktifkan node tertentu seperti di game ini.


Tidak bisa dibandingkannya Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes dengan kualitas Suikoden II juga datang dari karakterisasi sang tiga karakter utama – Nowa, Seign, dan Marisa yang sayangnya juga berujung tidak sekuat yang Anda bayangkan. Khusus untuk si karakter Nowa, berbeda dengan apa yang terjadi pada karakter utama Suikoden II – Riou. Riou harus membangun kredibilitasnya sebagai pemimpin dari awal dengan membuktikan diri dan merekrut orang-orang hebat, sementara Nowa terasa lebih “manja”. Mengapa? Walaupun pada akhirnya ia berhasil membuktikan diri, fakta bahwa Nowa menjadi pemimpin dari awal karena mandat dari seorang yang punya jabatan lebih tinggi, yang kemudian memberikan ia akses secara langsung ke beberapa karakter yang punya fungsi penting sedikit mencederai hal tersebut. Dengan proses negosiasi politik yang juga lebih banyak melibatkan sosok karakter – Perrielle Grum yang notabene seorang anak bangsawan dalam menyetir cerita juga kian mencederai peran Nowa di mata kami. Bahkan di ujung, kami harus mengakui bahwa Perrielle Grum adalah karakter yang jauh lebih menarik dibandingkan dengan Nowa, Seign, ataupun Mirasa. Sebuah fakta yang tentu saja tidak ingin Anda temukan di sebuah game RPG.
Sementara dari sisi gameplay? Eiyuden juga gagal menawarkan sensasi perang skala besar nan masif ala Suikoden II, terutama karena caranya menangani unit dan komandan itu sendiri. Kita masih ingat bagaimana di Suikoden II, Anda diberi kebebasan untuk mengatur dan menyuntikkan karakter mana saja yang bergabung dalam satu unit, yang ikut mempengaruhi seberapa efektifnya tim tersebut di medan pertempuran dengan ragam serangan mereka. Ini membuat motivasi untuk merekrut karakter, memperkuat mereka, dan memastikan senjata mereka berada di level tertinggi blacksmith jauh lebih kuat. Sementara di Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes? Terlepas dari ratusan karakter yang sudah Anda bawa ke kastil, Anda akan melihat hanya ada beberapa diposisikan terlibat sebagai unit ataupun opsi komandan.
Di luar bug perekrutan yang juga sempat kami temui dimana kami untuk alasan yang tidak jelas menemukan karakter yang belum kami rekrut ternyata berujung sudah “nongkrong” di dalam kastil tanpa bisa berinteraksi sepatah kata pun, cerita yang menyangkut banyak karakter dari Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes ini juga terasa tidak rapi. Kami sempat bertemu dengan karakter rekrutan yang tiba-tiba muncul di kastil, membicarakan informasi yang belum pernah kami dengar sebelumnya seolah-olah kami sudah tahu apa yang terjadi, dan kemudian ikut bergabung begitu saja. Dihandingkan dengan Suikoden II dimana kemunculan dan perginya karakter-karakter ini sebagian besar terasa natural, ada beberapa karakter di game ini yang proses interaksinya berujung canggung dan terasa dipaksakan.
Apa yang kami bicarakan di sini tentu saja belum mencakup keseluruhan soal kelemahan Eiyuden Chronicle: Hundred Heroes jika diperbandingkan dengan apa yang sempat dicapai oleh Suikoden II. Memperbandingkan game ini dengan salah satu game JRPG terbaik yang pernah tersedia di pasaran, baik didasarkan pada sesuatu yang faktual atau karena kekuatan nostalgia memang agak sedikit terasa tidak imbang dan adil. Namun di sisi lain, bagi gamer yang sudah mencicipi masa keemasan Suikoden, perbandingan ini akan terus terjadi di mental Anda.